"Ayo sekarang kamu keluar dari mobil ini." titahnya. Aku yang belum tersadar akan semuanya pun mengikutinya. Dia menarik tubuhku ke dalam perkebunan tebu. Dia seolah khawatir kalau ada yang memergokiku.
"Kamu jangan sampai terlihat oleh mereka. sekarang ayo kita pergi ke rumah belanda itu." ungkapnya. Aku hanya mengernyit dahi mendengarkannya tapi aku tidak tahu harus berbuat apa untuk menolong Angga suamiku dari ancaman mereka.
Akhirnya sampai di bagian belakang rumah itu, aku tertegun, ternyata di sana ada sebuah pintu untuk masuk diam-diam ke dalam rumah itu. lantas dia membuka pintunya dan menarik tubuhku ke dalam. lalu kita berjala mengendap-endap dan masuk melalui pintu belakang.
"Apa yang harus kita lakukan Anton?" ucapku kebingungan tetapi dia memberi isyarat dengan menggerakkan telapak tangannya seakan isyarat supaya aku menjadi agak lebih tenang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com