Saar Xiang Yi kembali ke paviliun, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam lewat. Melalui jendela megah yang terbentang dari lantai ke langi-langit, pemandangan di dalam ruang tamu terlihat dengan sangat jelas.
Raja Aktor yang tampan sedang bersandar di kursi rotan di dekat jendela sambil memegang buku yang sedang dibaca di tangannya. Seekor anak kucing kecil putih dan lembut sedang mendengkur dan tertidur nyenyak di atas lututnya. Entah mengapa, hati Xiang Yi terasa sangat hangat.
Sebenarnya, kakak-kakak Xiang Yi sangat mencintainya sejak kecil. Tapi, semuanya sudah sangat sibuk sekarang sampai tidak ada waktu untuk menemaninya. Sebesar apa kasih sayang yang dia miliki, sebesar itu juga kesepian panjang yang dia miliki.
Di masa remaja yang paling sensitif, Xiang Yi juga diam-diam meneteskan air mata karena tidak ada seorang pun dari keluarga yang menunggunya sepulang sekolah. Kemudian, setelah dipikirkan kembali, dia selalu merasa hal ini sangat konyol.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com