Yun Hua diam saja diseret oleh Bo Siqing ke depan.
Dia tidak bicara dan tidak melawan.
Angin dingin berhembus membuat wajahnya terasa sedingin es.
Bo Siqing berjalan ke depan selama beberapa saat, tiba-tiba dia merasa ada yang salah. Tadi gadis ini masih banyak bergerak, tapi sekarang dia tiba-tiba diam...
Bo Siqing pun menoleh.
Dia pun bertemu dengan sepasang matanya yang berkabut, air mata bertumpuk di rongga matanya, lalu menekan bulu matanya dan bergulir jatuh.
Yun Hua mengatupkan bibirnya dan dengan perlahan menyeka hidungnya, namun tidak ada gerakan yang berlebihan.
Hal pertama yang dirasakan Bo Siqing adalah tertekan.
Seakan jantungnya dicengkeram erat-erat, membuatnya kesakitan sampai hampir tidak dapat bernapas lagi.
Segera setelahnya, di benaknya muncul sebuah pemikiran yang tidak pada tempatnya, yaitu, mengapa dia bisa menangis dengan begitu cantik?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com