"Daddy, you get off Mama's back!" kata anakku sambil menendang kakiku padahal enak-enak makan. Dia turun sebentar dari kursi untuk menyumpahiku dengan bahasa slang, aku terkejut. Apalagi dia menendangku sekali lagi. "He's hella beautiful angel! You're THE DEVIL! Gabby'll kick your ass soon! Arrrghhh!"
Hei, sejak kapan anakku jadi "sepintar" ini?
"Dia bilang apa, Phi?" tanya Ace, yang tidak paham karena guru lesnya baru mengajari hal-hal dasar Bahasa Inggris.
"Tidak, bukan apa-apa. Lanjutkan saja makan malammu," kataku, tidak mau kalah langkah dengan Ace. Mana mungkin kuceritakan anakku sendiri memaki-makiku demi dirinya. Itu jelek, tapi aku heran bagaimana bisa Ace dan Gabby sefrekuensi dengan cepat. Malam itu, saat Ace dan Gabby berbagi jajan cokelat, aku pun meninggalkan mereka ke tempat kerja pribadiku. Awalnya lancar, aku mencicil banyak tugas hingga sampai pukul 10. (Rasa-rasanya ada yang belum kucek sampai sekarang).
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com