webnovel

BOOK 1 CHAPTER 14

―Tapi kita belum berhasil membeli husky-nya,‖ kata Drake.

Ace pun menariknya masuk rumah setelah menandatangani nota kurir. ―Tidak apa. Besok kita bisa keluar sekali lagi,‖ katanya. ―Yang penting tetangga sudah beres dan barang-barang kita juga tiba.‖

―Astaga. Sungguh?‖

―Iya, kita tata dulu semuanya,‖ kata Ace. ―Kau bisa mengajakku ke museum sekitar sini jika ingin membayarnya sebagai hutang.‖

―Ha ha. Boleh.‖ Drake pun langsung cerah. ―Kudengar memang banyak tempat keren di sini. Phi mau kuajak ke Galleria Vik Milano?‖

―Hm.‖

―Tapi, sebaiknya besok beli husky dulu,‖ kata Drake. ―Aku tidak mau hal ini tertunda lagi. Menata barangnya bisa kapan saja.‖

―Dasar ....‖

Meski kurang suka sifat memanjakan Drake yang berlebihan, Ace menuruti pria itu kali ini. Dia cukup gemas melihatnya bangun pagi buta. Ikut beres-beres sedikit di rumah. Lalu menyeret tangan Ace untuk keluar pada pukul tujuh.

―Kita tidak perlu masak hari ini,‖ kata Drake. ―Nanti mampir ke kafe sebelum beli. Phi harus bersamaku seharian. Dan aku tidak menerima penolakan.‖ ―Barusan kau mengatakan apa?‖ Ace tidak tuli, percayalah. Namun, dia cukup heran dengan tingkah Drake waktu itu. Sang kekasih tidak biasanya segugup ini menjalankan sesuatu. Apalagi dia tipe yang sangat peduli dengan rencana matang dan kesiapan. Jadi, meninggalkan rumah berantakan dengan barang paket, lalu pergi saat perut kosong-

―Tidak apa-apa. Ayo!‖

―Iya, tapi—astaga, Drake! Kau lupa syal-mu di sofa!‖

―Tidak usah. Nanti beli baru saja di jalan!‖

―Hah?‖

―Taksinya sudah datang, Phi! C'mon.‖

Diseret terlalu cepat, Ace pun terpaksa mengikuti. Dia sebenarnya senang-senang saja selama sang kekasih bahagia, tetapi-

BRAAAAAAAAAAAAAAKKHH!

SREEEEEKHHH! BRAKH! BRAKH!

"KECELAKAAN!"

Ace tak kuasa mendengar gaung gila itu sekali lagi.

***

―BIBLE! BIBLE! TIDAK!‖ teriak Ace hingga tersentak bangun. Lelaki itu duduk. Bersengalan. Dadanya naik turun gila, tetapi tidak sadar tengah memeluk dada bidang Mike. Dunia terasa berputar-putar dalam kepalanya. Ngilu dan pening menyerang dari segala arah, dan suara Mike terngiang seperti senapan serbu.

―Hei, bernapaslah dengan benar. Lihat aku.‖ Suara Mike kini merebut perhatiannya. Iblis itu tampak syok tertular Ace, tetapi dia lebih tenang saat mengguncang bahu lelaki itu. ―Jangan membuatku takut, Bodoh. Kau ini sebenarnya kenapa?!‖

Di kausnya, Ace bisa melihat bulu-bulu kucing hitam rontok dengan aroma keringat pagi. Bukannya tenang, dada Ace pun semakin perih ingat segalanya. Cattawin, Drake ... keduanya hilang saat dia samasekali tak siap.

―Oh, astaga ... oh astaga ....‖

Ace pun memeluk Mike karena gemetar tubuhnya terlalu parah. Dia tidak bisa menggigil seperti ini. Tidak jika tubuh berlumuran darah Drake terus membayangi kepalanya. Rasanya, baru kemarin sang kekasih tertawa dengan suara renyah di telinganya. Sekarang dia ....

―Mimpi buruk, benar?‖ tebak Mike. Meski keberatan dipeluk lelaki ini, tetapi raut Ace sungguh mengkhawatirkan saat pelukan mereka sudah terlepas. Raut terlukanya tampak sangat jelas. Mike sampai ingin mendatangkan psikiater saat itu juga.

―Iya, Drake—―

―Dia sudah mati. Apa kau lupa?‖

―Aku tahu soal itu. Sangat. Tapi ini sulit sekali,‖ batin Ace. Lalu mendorong Mike begitu sadar sepenuhnya. ―Maaf. Aku tak bermaksud begini,‖ katanya. Sangat canggung, tetapi dia tahu Mike tidak menggunakan wujud manusia semalam. ―Kalau begitu, terima kasih untuk yang barusan. Aku ... aku mau mandi dulu.‖

Setelah kembali ke wujud kucing, Mike pun membiarkan Ace pergi. Iblis itu melihat ranjang yang lecaknya keterlaluan. Dia yakin Ace tipe lelaki yang tenang saat terlelap, tetapi keringatnya bahkan membuat permukaan seprai lembab.

:)

Om_Rengginnangcreators' thoughts
Nächstes Kapitel