"Dia kelelahan. Sepertinya banyak yang sedang difikirkan juga. Makannya sering telat, jadi asam lambung naik seperti biasanya. Muntah-muntah seperti biasanya atau enggak Tan? Perutnya mual?" Dokter Rifki, dokter yang memang biasanya dipanggil oleh keluarga pak Toni, bertanya dengan lembut. Bu Siwi sengaja memanggil dokter Rifki karena Tania tidak mau dibawa ke rumah sakit.
Tania tidak mau menjawab pertanyaan dokter. Karena sebenarnya semalam tania memang sakit perut dan muntah-muntah, tetapi dia tidak mau bilang mamanya. Ya, tania tahu sejak awal kalau asam lambungnya kambuh, tetapi kalau tania terus terang, pasti mamanya langsung ngomel panjang lebar. Karena akhir-akhir ini memang makan tania kurang teratur, dan dia banyak pikiran, serta dia terlalu ambisius untuk mengejar sesuatu.
"Tan, kamu muntah?"
Tania masih diam, enggan menjawab.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com