Pemurnian
Wajah adelin merah merona karena tersipu malu melihat pemandangan erotis di depannya. Dini sedang sibuk menggoyangkan pinggulnya sambil menatap wajah rigma yang terlihat kesakitan.
"Kamu tidak perlu menahannya lagi tuan… saya ada disini… keluarkan semuanya… berikan beban anda pada saya…"
Tangan rigma secara refleks memeluk tubuh dini dengan erat setelah mendengar bisik di telinganya.
"Aarrghhh…!"
"Ehnnn… tuan… anda keras sekali… ahhh…"
Desahan erotis mulai terdengar keluar dari mulut dini hingga membuat adelin menelan air liurnya. Tubuh adelin terasa panas dan selangkangannya terasa sangat tidak nyaman ketika melihat adegan di depannya. Dini terus melanjutkan aksinya dan tidak menghiraukan wanita yang sedang menonton sambil memegangi selangkangan. Adelin tentu merasakan bagian dalam celana dalamnya menjadi sangat lembab.
'Aku harus terus menatap adegan panas ini…? Ini terlalu… ah… kalau aku ingat-ingat… terakhir kali aku melakukannya sekitar 6 tahun yang lalu…'
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com