webnovel

Ketua Vs Ketua

Palu Penghakiman

Pasukan organisasi palapa menggunakan perahu kecil dalam jumlah banyak untuk menyusup ke pulau kecil di area kalimantan barat. Suasana di sekitar pulau sangat mencekam dengan adanya awan hitam abadi yang mengelilingi pulau. Ditambah dengan bangunan kuno yang bentuknya mirip seperti kastil besar.

"Jadi itu pulau randayan…"

"Benar-benar mengerikan… seperti pulau hantu…"

"50 tahun yang lalu pulau randayan merupakan tempat wisata yang digemari… tapi 5 tahun kemudian tempat ini dijadikan penjara darurat untuk menampung para etranger kriminal... 10 tahun lalu tempat ini ditinggalkan begitu saja karena jumlah penjahat yang tertangkap berkurang drastis…"

"Bukannya itu agak mencurigakan ketua…? Setahu saya angka kejahatan yang dilakukan etranger tidak menurun dan malah naik..."

"Ya… sangat mencurigakan… entah siapa dalang dibalik semua ini... tapi satu hal yang pasti kita ke sini untuk wakil ketua kedua… tidak untuk hal lain…"

"Anda benar ketua…"

Di sebuah gedung bekas penjara khusus, seorang di balik bayangan sedang mengawasi kedatangan antonio dan pasukannya.

"Mereka datang juga… hehehe…."

Orang yang mengawasi antonio menggigit kukunya sambil tersenyum saat menatap layar monitor.

"Laporkan pada semua penjaga dan orang-orang yang bisa bertarung untuk bersiap… kita akan kedatangan tamu yang sangat spesial hari ini… ini akan jadi perang besar…"

"Siap laksanakan…!"

Para prajurit yang berjaga di ruang monitor pun pergi untuk melakukan tugas dari sang pengawas.

"Siapa sangka aku bisa memiliki kesempatan menghadapi organisasi palapa yang begitu menjijikan…! Hi hi hi…. Akan aku lumat habis mereka…"

Di sisi lain pulau ketika pasukan organisasi palapa baru saja menginjakkan kakinya di pantai, segerombolan anjing liar langsung mengepung mereka.

"Wah wah… ketua kita disambut oleh anjing yang manis…"

"Kalian semua siaga… oi… hikma… kau bereskan anjing pengganggu ini…"

"Dimengerti ketua…"

"Wah sayang sekali anjing imut seperti mereka akan mati…"

"Sudahlah Filani… mereka bukan sesuatu yang bisa diajak bersenang-senang…"

[Tatapan Predator]

*bushh…*

Sebuah tekanan kuat yang muncul dari wanita bernama hikma membuat seluruh anjing di sekitarnya terkapar. Sisanya yang masih sanggup mempertahankan kesadarannya kabur dan masuk ke dalam hutan.

"Selesai ketua…"

"Kerja bagus… sekarang semua bergerak menuju bangunan di tengah pulau…!!"

"Oooooo…..!!!"

Pasukan utama masuk ke dalam hutan dan menghabisi puluhan anjing yang masih mencoba menyerang.

*CREAK… BRUUUSHH….*

Sosok anjing yang sangat besar akhirnya muncul dengan taring tajam seukuran tubuh manusia.

"Berani sekali cecunguk seperti kalian membunuh anjing-anjing manisku…!"

Seorang pria dengan tubuh kekar berkulit hitam dan pakaian khas suku pedalaman terlihat menaiki anjing raksasa.

"Akhirnya muncul juga salah satu petinggi mereka… hikma… dia lawanmu…"

"Dimengerti ketua…!"

Fokus sang pria bertubuh kekar langsung teralihkan ketika melihat sosok wanita melompat di depannya.

"Lompatan yang sangat hebat…! Kau pasti bukan wanita sembarangan…! Aku Girmantios Sulando…. Akan mengalahkanmu dan menjadikanmu istriku…!"

"Dalam mimpimu…!"

*BOOM…*

Satu pukulan hikma membuat sang anjing raksasa terpukul mundur dan tersungkur. Girmantios semakin antusias ketika melihat kekuatan fisik hikma yang begitu besar.

"Benar-benar mengesankan… siapa yang menyangka… ada wanita sekuat dirimu… aku jadi semakin ingin menikahimu…"

"Dasar sinting…!"

*wush… BAM…*

Hikma terkejut ketika pukulannya dapat ditahan dengan mudah oleh girmantios. Hikma langsung menarik tangannya dan menggerakkan kakinya untuk menendang girmantios.

*swing… DUAR…!*

Tanah yang menjadi pijakan hikma hancur lebur akibat kekuatan dari serangannya. Namun lagi-lagi girmantios berhasil menahan serangan hikmat dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Sialan…!!"

[Berserker]

"Hebat… bahkan kekuatanmu masih bisa meningkat lebih jauh…! Tunggu itu…!"

Girmantios yang merasakan bahaya pun mundur beberapa langkah, sebuah pedang besar dikeluarkan oleh hikma dari kotak penyimpanan miliknya.

"Pedang merah besar yang kamu keluarkan itu berbahaya loh…"

"Ya tentu… berbahaya untuk lehermu…!!"

Hikma menghilang dari pandangan girmantios, tiba-tiba dari arah kanan ujung pedang merah hikma terlihat siap mengenai leher girmantios.

*swing… BDOOM…*

"Sepertinya pertarungan hikma cukup berat… filani… tolong bantu hikma…"

"Ehhhhh…. Ketua, aku dan hikma tidak begitu cocok loh…lagi pula dia wanita yang sangat kuat…"

"Tapi dengan kemampuan pendukung darimu… dia tidak akan terkalahkan bukan…?"

"Cih… anda selalu pandai mengalahkanku dalam hal seperti ini…"

Filani pun pergi ke barisan belakang untuk membantu hikma seperti yang diperintahkan oleh antonio.

"Sekarang tinggal kita berdua… angel…"

Seorang wanita berambut panjang dengan sweater dan celana pendek sebatas paha tersenyum sambil mengikuti antonio.

"Biar aku hancurkan dinding yang menghalangi jalan kita ketua…!!"

Wanita yang melompat dengan penuh semangat untuk menghancurkan dinding kastil adalah Angel Lucia S. Salah satu etranger terkuat di Indonesia dan pemegang peringkat ketiga top etranger.

[Impact]

*swing… BOOM...!*

Sentuhan lembut dari tangan angel membuat gelombang kejut yang sangat kuat hingga membuat dinding kasti hancur lebur.

"Datang datang datang… akhirnya kau datang ke sini organisasi palapa…!!"

Seorang wanita yang menutupi sebagian wajahnya dengan rambut terlihat sedang menunggu kedatangan antonio dan pasukannya. Gaun terusan hitam yang ia kenakan terlihat memiliki aura suram tersendiri. Belahan dada yang terlihat jelas karena model gaunnya membuatnya memiliki nilai tambah di mata lelaki. Lalu wanita itu juga mengeluarkan tongkat hitam misterius dengan permata merah besar di bagian atasnya.

"Si-siapa kau…?"

"Kau tidak mengenalku…!? Hahahaha…. Ketua organisasi memang orang sibuk hingga tidak bisa mengenal semua anggotanya…"

"Ketua hati-hati… aku punya firasat buruk tentang wanita ini… dan sepertinya aku pernah melihat wajahnya di suatu tempat..."

'Angel biasanya senang berhadapan dengan lawan yang kuat… tapi sekarang dia terlihat khawatir… ini tidak biasa…'

Wanita aneh yang berdiri di tengah halaman depan kastil penjara hanya bisa tersenyum melihat kekhawatiran musuhnya. Secara perlahan hawa keberadaan sang wanita aneh terasa semakin memudar.

"Kalian tidak mau maju…? Kalau begitu biar aku yang maju…"

Ketika sang wanita aneh melangkahkan kakinya, angel tiba-tiba muncul di sisi kanannya dan siap menyerang.

[High Impact]

*seshhh…*

Sosok wanita aneh menghilang dari pandangannya tepat sebelum angel berhasil menembakkan gelombang kejutnya

"...!!"

"Sayang sekali aku hafal cara bertarung anda... nona angel…"

*tap…*

Sang wanita aneh menempelkan tongkatnya ke punggung angel sebelum akhirnya sebuah cahaya muncul.

*BOOM… BUAR….*

Saat ledakan besar terjadi hingga membuat angel terluka parah, lalu tubuh angel pun melayang di udara.

"ANGEL…!!!"

[Lintasan Udara]

Seorang pria dari pasukan elit melesat ke arah angel dan membawanya kembali ke sisi antonio. Pria yang membawah angel pun membaringkan tubuh angel di dekat antonio.

"Ketua maaf saya bertindak seenaknya…"

"Tidak apa… kerja bagus karena sudah membawa angel kembali… Satur"

"Terima kasih atas pujiannya…"

Saat asap debu mulai menghilang terlihat sosok wanita aneh yang masih berdiri tegak tanpa luka di halaman depan kastil.

"Uhuk uhuk… Shock wave kekuatan dari salah satu penyihir agung…. Ditambah sihir dari enchantress yang dapat memperkuat segala macam serangan hingga puluhan kali lipat… aku sangat mengenal kemampuan tersebut… jadi mustahil aku bisa kalah darinya…"

Sang wanita aneh menjelaskan sambil mengipas debu di sekitarnya dengan tangan. Antonio mengepalkan tangannya dengan keras karena menahan amarah saat melihat senyuman dari lawannya.

"Siapa kau sebenarnya… kenapa kau terlihat sangat hafal dengan organisasi palapa…!?"

"Hihihi… tentu saja aku hafal… sebab aku pernah menjadi anggota organisasi palapa…"

*sring…*

Saat sang wanita aneh sedang asyik mengobrol dengan antonio, tiga pasukan elit maju dan mengepungnya.

[Tebasan 7 Bintang]

[Pukulan Macan Emas]

[Rantai Perak]

Saat tubuh sang wanita aneh terikat erat dengan rantai perak, dua orang lainnya mencoba menyerangnya secara bersamaan. Namun sang wanita aneh menghilang begitu saja dan lagi-lagi muncul di belakang salah satu dari musuhnya. Tongkatnya mendorong pria pengguna [Rantai Perak] ke arah rekan-rekannya yang juga menyerang.

"bye…"

[High Impact]

*creack… shing… BDOOM…!*

Seluruh pasukan elit yang mengepung wanita aneh pun terpental ke berbagai sisi dan terluka parah.

"Ti-tidak mungkin…! [High Impact]...!? Ba-bagaimana bisa dia menggunakannya….?"

"Hehehe… sayang sekali kalian harus mencari tahunya sendiri…"

"Sesuai keinginanmu…!"

[Pedang Raja Iblis : Chaos] [Pedang Cahaya : Imperion]

Antonio langsung menggunakan kedua sisi kekuatannya secara bersamaan untuk melawan musuhnya.

"Hebat… satu-satunya orang yang dijuluki malaikat iblis… menggunakan kedua sisinya untuk melawanku…!"

*tap... *

Sang wanita aneh terkejut melihat gerakan antonio yang sangat cepat, kedua pedang antonio sudah hampir menyentuh leher sang wanita aneh.

[Rantai Perak]

"....!"

"Ditambah…"

[High Impact]

*BOOM…!*

Sang wanita aneh tersenyum melihat rencananya berhasil dan ia terhindar dari kematian. Namun tiba-tiba antonio muncul dari kepulan asap debu di depan wanita aneh dan langsung mengibaskan kedua pedangnya.

*sring… slash…*

Sebuah perisai pelindung tak kasat mata menghalangi serangan antonio yang hampir mengenai sang wanita aneh.

*prang…!*

Tebasan antonio akhirnya berhasil menembus pertahanan perisai sihir sang wanita aneh. Kedua pedangnya berhasil membuat lawannya terluka parah, tapi serangannya tidak terlalu mematikan.

"Sekarang aku ingat… pernah ada wanita aneh yang memiliki bakat luar biasa yang masuk ke organisasiku 3 tahun yang lalu… namun ia menjadi bahan ejekan anggota senior dan sering diperlakukan kasar karena rasa cemburu dari para anggota senior… saat aku mengetahui semuanya… anggota baru tersebut sudah terlanjur mengundurkan diri… benarkan… Sarah Afina Dewi…?"

"Kukuku… aku tidak menyangka anda mengingat orang rendahan sepertiku… tapi semua sudah terlambat…"

"Maaf atas ketidakmampuanku sebagai ketua… aku gagal melindungimu dan mengatur seluruh anggota organisasi… tapi… jalan yang kau ambil sudah salah… jadi... matilah…!"

Wanita aneh bernama sarah hanya tersenyum manis ketika melihat antonio mengangkat pedangnya ke langit. Cahaya matahari yang telah lama hilang di pulau randayan untuk pertama kalinya terlihat kembali akibat pedang cahaya milik antonio.

*swing…*

"Oh akar pohon dunia… tolong lindungi wanita malang itu…"

*TANG…!*

Sebuah akar raksasa muncul tepat di depan sarah, antonio pun terpukul mundur karena pedangnya tidak dapat membelah akar tersebut.

"Ini…!?"

"Kamu tidak apa-apa…?"

"Kamu… jangan bilang kamu anggota baru yang akan berkunjung untuk mempelajari soal penjara ini…?"

"Iya… namaku harun… Harun Lanias…. Senang berkenalan denganmu kak sarah…"

Semua orang terdiam ketika melihat kedatangan sosok gadis kecil yang melindungi sarah dari kematian. Tapi bagi sarah, harun adalah sosok cahaya yang memanggilnya dengan sebutan kakak. Sebab sarah belum pernah dipanggil dengan begitu lembut sebelumnya, bahkan oleh bawahannya sendiri.

[Tanaman Penyembuh]

Sebuah tumbuhan merambat tumbuh dan menutupi luka sarah, lalu secara perlahan lukanya mulai menutup. Di sisi lain antonio semakin kesal karena tidak bisa membunuh sarah yang sudah melukai angel.

"Sialan…!! Siapa kau…!? Berani sekali menghalangiku…!"

[Tebasan Hitam] [Tebasan Putih]

*sling sling sling…*

*duar dom dom dom dom…*

Harun merasakan akar pohon dunia yang melindunginya mulai terkikis akibat serangan antonio.

'Akarku tidak akan bisa bertahan lebih lama…'

"Kak sarah… maafkan aku…"

"Eh kamu mau ap-... uwaaa…"

Ia pun bergegas melempar tubuh sarah dan tongkat hitam ke arah belakang agar bisa lebih fokus dalam pertarungan.

*tap…*

Seorang pria berambut panjang di belakang harun pun menangkap tubuh sarah yang terlempar ke arahnya.

"Walah-walah… dia benar-benar anak baru yang merepotkan ya…"

"Eh…!? Andakan…!"

Pria misterius yang menggendong sarah dengan kedua tangannya hanya tersenyum melihat ke arah harun.

Bersambung…

Nächstes Kapitel