webnovel

Tawaran & Keputusan

Masalah Terakhir

Harun menatap tubuh kedua orang tuanya yang sudah tidak bernyawa terbaring di depannya. Monster dimensi yang membunuh mereka memang sudah tewas, tapi mereka yang terbunuh tetap tidak bisa hidup kembali. Tiba-tiba harun teringat tentang rigma yang berhasil menyelamatkan dini dengan alkimia. Ia pikir mungkin rigma bisa menyelamatkan kedua orang tuanya dengan hal yang sama.

"Benar juga rigma pasti bisa menyelamatkan mereka… alkimia miliknya selalu berhasil membuat keajaiban…!"

'Maaf memotong nona… alkimia yang anda sebutkan tadi… saya rasa tidak akan sanggup menghidupkan orang yang sudah mati…'

"Tapi dia berhasil menghidupkan kembali seorang wanita yang jiwanya terpecah…! Jadi mungkin dia bisa melakukan sesuatu…!"

'aku juga mengerti banyak hal tentang alkimia… dan setahuku tidak ada teknik alkimia untuk menghidupkan orang yang telah mati… memang ada beberapa teknik alkimia tingkat tinggi yang bisa menyembuhkan jiwa atau makhluk hidup yang sekarat… tapi bukan berarti tekniknya bisa digunakan pada orang yang telah mati…'

Perkataan eberon tentunya mematahkan semua harapan harun yang sangat ingin menyelamatkan orang tuanya.

'Menurutku kau harus memprioritaskan orang yang masih hidup terlebih dahulu… seperti wanita yang terus menyebut namamu di sebelah sana…'

Harun langsung menoleh ke arah yang ditunjuk oleh eberon, ia pun melihat kiki yang terluka cukup parah. Harun langsung berlari kecil menuju ke arah sahabatnya untuk memastikan kondisinya.

"Kiki bertahanlah…! Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit…!!"

"Ha-harun… aku… tidak apa-apa… syukurlah… kamu selamat…"

"Jangan banyak bicara dulu…!"

Harun langsung bergegas menggendong kiki dan meninggalkan jasad kedua orang tuanya. Kekuatan eberon membantunya dalam berlari hingga bisa menyamai kecepatan penuh mobil otomatis. Dalam 5 menit harun berhasil sampai di depan rumah sakit umum daerah purwakarta dan langsung membawa kiki ke UGD.

"Tolong suster… dia adalah anak dari pegawai kepolisian khusus… ini kartu pelajarnya… dan ini nomor orang tuanya…"

"Iya terima kasih… sisanya serahkan pada kami…"

Suster menahan harun ketika hendak mengikuti kiki ke ruang UGD bersama para perawat. Ia diharuskan menunggu diluar sampai pertolongan pertama selesai diberikan.

'Kamu benar eberon… aku terlalu terbawa perasaan… terima kasih telah mengingatkanku tentang mana yang harus diprioritaskan…'

'Tidak perlu berterima kasih… sudah menjadi tugasku membantu calon penerus raja alam… jadi jangan sungkan meminta saran atau bantuan pada raja eberon ini…'

Harun kembali ke TKP untuk mengurus jasad kedua orang tuanya agar dimakamkan dengan layak. Namun saat ia kembali seluruh area yang terkena dampak ledakan barikade polisi khusus sudah diblokir.

"Apa-apaan ini…!? Mereka seenaknya datang dan menutup jalan…!"

'Tenanglah… seorang raja akan selalu mendapatkan jalan…'

"Bagaimana aku bisa tenang… kalau jasad kedua orang tuaku nanti akan diperlakukan buruk oleh para polisi…!?"

*tap tap…*

Di tengah kepanikan harun mendengar suara langkah kaki mendekatinya dari dalam gang gelap. Seorang pria tampan dengan jas hitam rapi muncul dan membungkukkan tubuhnya di depan harun.

"Permisi apa anda nona harun…?"

"Iya… kenapa…?"

"Saya Rio Artiaston dari unit mata-mata… saya ditugaskan untuk membawa anda ke markas besar kelompok revolusioner…"

Harun tidak terkejut sama sekali, ia sudah menduga cepat atau lambat kelompok revolusioner pasti akan mendatanginya.

"Maaf sebelum aku mendapatkan jasad kedua orang tuaku… aku tidak akan pergi kemana-mana…"

"Kalau itu tidak perlu cemas… kami sudah mengevakuasi jasad keduanya sebelum polisi datang…"

"Aku perlu bukti… dan walaupun terbukti, aku tetap butuh waktu 2 hari untuk ikut denganmu... sebab aku punya urusan yang harus diselesaikan sebelum pergi…"

"Tidak masalah… dalam 2 hari saya akan datang lagi kalau begitu… dan ini adalah bukti kalau jasad kedua orang tua anda sudah aman…"

Rio menunjukkan foto dimana tubuh nesa dan ziro sudah dijaga ketat oleh pasukan merah putih.

"Baiklah… dalam 2 hari aku akan ikut denganmu…"

"Dimengerti… kalau begitu saya permisi…"

Rio pun mundur dan menghilang dalam bayangan seperti ninja professional di film-film. Harun kemudian memikirkan masalah terakhir yang harus ia selesaikan.

'Eberon kamu bilang akan membantuku sebagai calon raja alam penerusmu kan…?'

'Tentu… selama aku bisa membantumu, apapun akan aku lakukan… selagi masih bisa aku lakukan…'

'Baiklah... aku akan mengandalkanmu raja eberon... untuk sekarang bisakah kau membantuku lagi soal masalah terakhirku…?'

'Tentu… apa yang bisa kubantu…?'

Wajah harun memancarkan senyuman tipis sebelum memberitahu eberon soal masalahnya. Sementara itu, di waktu yang sama dini dan asrea terpaksa meninggalkan rumah untuk memberi penjelasan pada organisasi pandawa. Saat rumah rigma sepi jendela apartemennya perlahan terbuka hingga membuat angin malam masuk. Tanpa diduga angin malam yang masuk membawa seorang gadis ikut masuk ke dalam apartemen tersebut.

"Hebat… bahkan bisa membuatku naik ke gedung tinggi puluhan lantai hanya dengan angin… ditambah bisa melewati sistem keamanan gedung yang berteknologi tinggi… aku baru tahu etranger bisa sehebat ini… tapi masalahnya sekarang… apa tidak salah tempat eberon…?"

Harun terlihat sedikit ragu ketika melihat apartemen mewah yang ia masuki tidak sesuai ekspektasinya.

'Tidak salah lagi… jejak terakhir sosok yang anda cari ada di sekitar sini… atau lebih tepatnya di ruangan itu…'

Eberon menunjuk ke sebuah pintu ruangan yang terhubung ke tempat dimana rigma melakukan eksperimen. Harun pun mendekati pintu yang ditunjuk oleh eberon untuk mencari jejak rigma, namun [Segel Air Segitiga] membuat pintunya tidak bisa dibuka.

"Apa-apaan ini… aku hampir menggunakan seluruh tenagaku… tapi pintunya tidak bergerak atau rusak sedikitpun…"

Harun yang telah menjadi etranger secara otomatis mendapatkan peningkatan kekuatan fisik. Ia seharusnya bisa melempar sebuah truk besar dengan satu tangan ketika menjadi etranger.

'Ada yang aneh dengan pintu ini… semacam segel dari sihir air melindungi ruangan dibalik pintu ini…'

"Bisakah kamu lakukan sesuatu untuk mengatasi segel itu…?"

'Ini bukan tugas mudah… tapi juga tidak terlalu sulit… kau cukup menyentuh segelnya sambil mengalirkan energi jiwa... '

Harun langsung memperagakan apa yang dikatakan oleh eberon, kemudian ia mendapat gambaran bentuk segitiga biru.

"Ini…!?"

'Sudah terlihat bentuk segelnya…?"

"Iya… segitiga seperti piramida berwarna biru seperti air…"

'Bagus sekarang gunakan energi jiwa yang lebih besar untuk menghantam segel tersebut… cukup bayangkan energi jiwamu menjadi bola-bola kecil yang menghantam piramida biru di depanmu…'

"Baik…"

*prang…!*

Hanya dalam beberapa detik ketika harun memfokuskan energinya, [Segel Air Segitiga] milik asrea pecah. Disaat [Segel Air Segitiga] hancur berkeping-keping, asrea yang sedang dalam perjalanan menuju organisasi pandawa pun merasakannya.

"Hah…!? Apa ini…? Segel air hancur…!?"

"Kenapa dengan segel air milikmu nona asrea…?"

"Ada yang menghancurkan segel air milikku… kekuatannya sangat besar hingga [Segel Air Segitiga] tidak sanggup menahannya dan hancur…"

"Apa kau bilang…!?"

Dini yang terkejut langsung mengubah rute perjalanannya untuk kembali ke apartemen. Ia sangat cemas dengan rigma sampai mensetting mobil otomatis dengan kecepatan penuh. Sementara di dalam apartemen harun sedang melihat benda-benda yang ada di atas meja.

"Ini ruangan kosong… hanya ada beberapa benda usang…"

'Haaa… kamu masih sangat muda hingga matamu masih tumpul… semua barang yang kamu sebut usang adalah artefak kuno… masing-masing benda ini memiliki kemampuan khusus… namun untuk mengeluarkan potensinya perlu beberapa cara khusus juga…'

"Hooo aku baru tahu… ngomong-ngomong dimana jejak orang yang aku cari…?"

'Disini… tepat di dalam kotak warna warni ini… hawa keberadaannya sangat kuat… kemungkinan dia terkurung di dalamnya...'

Harun melirik ke arah rubik cube yang berkilau dengan 6 warna di atas meja. Tiap sisinya yang memiliki satu warna terlihat sangat cantik dan kilauannya seperti batu permata.

"Cantik sekali… tapi… bagaimana bisa kotak sekecil ini dimasuki oleh rigma…?"

'Kotak ini adalah artefak kuno yang berfungsi untuk mengurung jiwa… ada banyak hal yang belum aku ketahui soal artefak ini… tapi kalau sampai masuk ke dalamnya… etranger tidak akan bisa berkomunikasi dengan jiwa pengelana miliknya… hanya saja kekuatannya sebagai etranger tidak hilang…'

"Jadi intinya dia bisa memutus kontak antara satu jiwa dengan jiwa yang lain…?"

'Hampir tepat… intinya kotak ini mengunci jalur komunikasi jiwa pengelana dengan jiwa wadahnya… misal kalau kamu masuk ke sana… aku tidak akan bisa menjawab pertanyaanmu… mulutku terkunci rapat oleh kekuatan kotak ini…'

"Ah aku mengerti sekarang… intinya akan sangat berbahaya kalau terperangkap di dalamnya…"

'Ya-yah begitulah… aku terkejut penjelasan panjangku hanya mendapat kesimpulan yang sederhana darimu…'

Ketika harun dan eberon sedang mengobrol, rubik cube yang ada diatas meja bersinar. Tiap sisi rubik cube juga berputar dengan cepat hingga membuatnya melayang di udara.

*sring…*

Percikan cahaya keluar dari rubik cube dalam bentuk partikel kecil, kemudian partikel kecil yang jumlahnya ribuan menyatu hingga berbentuk manusia. Rigma pun muncul dari cahaya tersebut dalam keadaan melayang di udara.

"Akhirnya keluar juga…!"

"Rigma…!?"

"Eh…!? Harun…?"

bersambung...

Nächstes Kapitel