webnovel

Cerai

Cantika masih berusaha untuk menghindarinya walau Reski memaksanya.

"Maaf, aku harus pulang!" seru Cantika merasa tak nyaman.

"Aku antar?" tawar Reski.

"Aku bawa mobil!"

"Bisakah kita bertemu kembali?"

"Yah, lain kali saja," ucapnya segera pergi dari sana.

Cantika segera masuk mobil dan melaju dari sana. Wanita itu berharap ia tak bertemu dengan Reski. Dari dulu ia selalu memaksanya. Laki-laki itu sudah berubah dari penampilan namun, dari dulu Cantika tak bisa mencintainya.

Entah kenapa ia malah memikirkan laki-laki yang semalam bercinta dengannya. Yah, Leonar! Laki-laki itu begitu lembut berbeda sekali dengan Valdi. Ia tak tau status Leonar masih lajang atau suami orang. Pikiran itu pun segera ditepisnya. Sekarang ia sedang mengumpulkan banyak bukti untuk menceraikan Valdi dan menjebloskannya ke penjara. Kali ini, ia tak akan membiarkan Valdi lolos begitu saja.

Tak sampai satu jam Leonar sudah mendapatkan semua data-data tentang Cantika.

"Jadi sudah tiga tahun mereka menikah?" gumannya sendiri.

Leonar pun tau bagaimana cara memisahkan mereka dengan kartu As yang dipegangnya. Laki-laki itu yakin sekali kalau Valdi akan menyerahkan Cantika padanya. Laki-laki itu pun tersenyum jahat.

Sambil memperhatikan cctv di ruang kerjanya Rana pun mendapatkan laporan semua soal menantunya ini. Pria separuh baya ini benar-benar terkejut dengan semua yang ada di dalam laporan itu.

Pria itu pun marah dan kesal setelah mengetahui kebenaran yang terjadi. Tak mau membuang waktu lagi, Rana pun mendatangi rumah yang diberikannya pada Cantika. Ia tak ingin putrinya mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan.

Tanpa memberi tahu Cantika. Diam-diam masuk rumah dan terkejut saat melihat Valdi sedang memukul putrinya dengan sabuk yang ada ditangannya.

"Hentikan," bentaknya emosi.

Valdi terkejut dengan suara ayah mertuanya yang melihat apa yang ia lakukan pada putrinya.

"A-a-ku bisa jelaskan!"

Pria itu pun kesal dengan semua yang ia lakukan pada putrinya. Dengan membabi-buta pria itu pun mengajar habis-habisan ia tak menerima jika putrinya diperlakukan buruk oleh seorang Valdi.

Rana, selalu menjaga Cantika agar tak pernah terluka tapi, laki-laki brengsek ini dengan sengaja melakukan ini. Valdi tertunduk dan pasrah dengan apa yang dilakukan mertuanya padanya. Ia tak menyangka kalau ia akan ketahuan.

Setelah puas, Rana pun menelpon polisi untuk menjebloskannya ke penjara. Valdi meminta ampun namun, ia tak peduli. Rana tak akan pernah memaafkan seseorang yang melukai putrinya seperti ini. Pria itu menyesal sudah mempercayakan putrinya pada laki-laki ini. Rana tak akan membiarkan Valdi keluar dari penjara. Ia akan membusuk sekamanya di sana.

Rana tak menyadari kalau sedari tadi Cantika pingsan karena, pukulan dari Valdi. Pria itu pun mengendong putrinya untuk ia bawa ke rumah sakit. Pria tersebut meneteskan air matanya beberapa kali benar-benar khawatir. Ia hanya bisa berharap putrinya baik-baik saja. Siang itu jalanan begitu macet sampai tak bisa menerobos sama sekali. Rana hanya bisa berharap dan berdoa untuk putrinya. Beberapa kali Rana, mengutuk Valdi. Sampai kapanpun ia tak akan pernah memaafkannya. Valdi akan dihukum atas semua kesalahan yang telah Valdi buat pada Cantika. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Cantika belum sadar juga sampai membuat Rana sangat khawatir.

Samar-samar Cantika membuka matanya. Ia tak ingat apa yang terjadi padanya. Ia melihat sekitar bukan di kamarnya. Ia melihat Ayah dan ibunya sedang tertidur di kursi tunggu.

Ia pun beranjak bangun namun, sesuatu menahannya. Seluruh tubuhnya benar-benar terasa sakit semua. Ia melihat tangan yang di infus. Wanita itu pun memejamkan matanya mencoba mengingat kembali apa yang terjadi padanya.

Tiba-tiba saja air matanya tak terbendung lagi. Setelah mengingat semua. Suara tangis Cantika pun membangunkan Rana yang baru saja terlelap.

"Sayang," guman Rana beranjak dari kursi sofa tempat tadi ia tidur, dan mulai membelai rambut putrinya sembari mencium keningnya.

"Ayah," panggilnya sambil menangis.

"Sudah-sudah, tak perlu diingat lagi. Ayah akan menyelesaikan semuanya agar kamu bisa terlepas darinya. Maafkan ayahnya karena, tak tau kalau selama ini kamu tersiksa menikah dengan laki-laki sialan itu. Ayah berjanji manusia laknat itu akan mendapatkan balasan yang setimpal karena, sudah melakukan ini padamu," tutur Rana geram dan benar-benar merasa sakit hati atas ulah Valdi yang membuat putrinya menderita seperti ini.

Di dalam penjara Valdi merasa kesal dan bodoh. Kenapa semua ini, malah ketahuan Rana? Ia pun berpikir untuk meminta bantuan teman-temannya untuk segera mengeluarkannya dari sini. Tapi, tak ada satu pun dari teman-temannya yang mau membantunya. Saat ia meminta izin untuk menelpon semua teman-temannya.

Laki-laki tersebut pun menelpon Miranda. Ia yakin kalau kekasihnya itu akan mengeluarkannya dari sini. Akan tetapi lagi-lagi nomor-nya tak aktif. Ia benar-benar kesal semua tak ada saat ia membutuhkan bantuan.

Ia pun melempar ponselnya sendiri dan ponsel itu pun mengenai salah satu penghuni di dalam penjara. Pria bertubuh tinggi besar itu pun murka dan menghancurkan ponsel pintarnya dengan sekali kepalan tangan. Hingga remuk tak tersisa.

Valdi sendiri hanya bisa melongo tak bisa berbuat apa-apa. Pria bertubuh besar itu pun mulai menghajar habis-habisan tubuh Valdi yang kecil tinggi itu. Sampai Valdi benar-benar babak belur dan ambruk seketika.

Leonar pun mendapatkan kabar kalau Valdi dilaporkan sudah KDRT pada Cantika atas laporan dari Rana. Laki-laki itu tersenyum jahat mendapati Valdi masuk penjara. Sekarang gilirannya yang beraksi karena, sudah menyia-nyiakan wanita secantik Cantika.

Leonar memberitahu beberapa koleganya tentang kejahatan Valdi. Tak hanya satu orang namun, banyak orang-orang yang dirugikan olehnya. Setelah diberitahu. Semua koleganya pun sepakat untuk melaporkan Valdi atas tindakan penipuan pada mereka dengan jumlah yang cukup besar jika ditotal semuanya.

Rana pun mengurus perceraian putrinya dengan Valdi. Pria tua itu tak akan membiarkannya kembali pada laki-laki brengsek itu. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mengurus surat-menyurat agar Cantika benar-benar terbebas dari Valdi.

Rana memberikan kuasa pada pengacaranya untuk memberikan surat cerai pada Valdi di penjara. Kalau Valdi tak mau menandatanganinya Valdi harus membayar denda sebesar satu triliun rupiah untuk mengantikan semua kerugian yang dialami Cantika.

Dengan terpaksa Valdi pun menandatangani surat cerai itu walau sebenarnya ia tak ingin bercerai. Rana lebih pintar dari Valdi membuat laki-laki itu tak bisa berkutik. Valdi memikirkan cara untuk benar-benar bisa membalas perbuatan ayah dan putrinya ini karena sudah menjebloskannya ke dalam penjara. Laki-laki itu benar-benar tak menyadari kesalahannya. Ia merasa kalau Cantika dan Rana yang bersalah. Tak sepantasnya ia berada di tempat ini. Dalam pikirannya terus ingin menghancurkan hidup Cantika dendamnya sangat membara di dalam hatinya sampai ia merasa tubuhnya sangat panas sekali.

Bersambung

Nächstes Kapitel