"Ya atau tidak..?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
eh?
ini maksud nya apaan coba?
gue bingung sambil kedip-kedipin kedua mata gue
dengan gaya yang masih natap Alex.
gue cengo.
"mm.. maksud lo apaan..?" tanya gue, Alex natap gue, sebelah tangan nya nyentuh pipi gue. dan gue merasa merinding akan sentuhan nya itu.
"gue ga akan ulang, jadi tolong pikirkan jawaban nya.."
deg!
deg!
deg!
Alex...
makasih loh sudah buat jantung gue berdebar gila kayak gini. makasih banget..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
hari ini..
entah kenapa, gue lemes..
kayak habis kena demam flu.
haah...
apa ini gara-gara efek dari Alex dan Justine? itu anak dua orang secara bersamaan nyatain perasaan nya ke gue.
gue gugup anjing mikirin nya.
sangking gugup nya, tanpa di sadar gue makan sarapan nya bang Numero.
"dek, kamu lapar ya?" tanya bang Numero.
bang geryl dan bang coli natap gue dengan kebingungan.
"rakus amat lo!" kata bang coli yang langsung gue kasih tatapan intens.
"gapapa, cuma makanan di ributin." bang geryl segera ambil sepiring roti lain nya dan kasih ke bang numero.
aneh..
gue lemes, tapi gue jadi kuat makan.
huft..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"hoi nenen!"
gue terhentak kaget karena seseorang mukul pundak gue dengan keras.
"oh.. ian.." kata gue, Ian natap heran gue.
"tumben reaksi lo engga judes? ada apa gerangan?" tanya Ian, gue cuma kasih dia tatapan lemes.
"gue cape marah-marah mulu..."
gue ngeliat Ian nutup mulutnya dengan sebelah tangannya.
dia kaget gaes.
"lo nenen kan?"
gue ngangguk
"lo... BENERAN NENEN KAN!?" akhir kalimat dia langsung ngegas, spontan gue langsung tempeleng kepalany.
Ian natap gue dan bernapas lega "untunglah lo beneran nenen.." gue cuma masang wajah cengo "sori, itu tadi refleks..."
gue kalo dengar orang bicara nya ngegas, gue refleks tempeleng itu orang.
ga tau juga kenapa, udah kebiasaan dari dulu.
Ian naikin kacamata nya, dan kembali natap gue
"lo ada masalah ya?" gue natap dia sambil kerutin kening gue. kalau di pikir-pikir..
gue selalu punya masalah, bahkan masalah gue itu punya temen gaje kek lu semua
anehnya, gue masih tetap berteman sama mereka hingga sekarang.
"ah.. engga... gue cuma ngantuk doang, makasih sudah mau nanya."
Ian terbelalak, sangking terbelalaknya itu kacamatanya sedikit turun di bagian hidung nya.
gue yang liat hanya geleng-geleng kepala.
"lo kenapa sih?" tanya gue.
"LO YANG KENAPA OMEGA!"
Ian teriak, membuat seluruh mata memandangi gue dan dia. nih anak doyan banget buat kehebohan...
tadi dia nyebut gue apaan?
omega...?
"omega..? maksud lo apaan nyebut gue kayak gitu?"
Tiba-tiba Ian cengkram kedua tangan gue, dan dia pelototin gue dengan kedua bola manik nya yang kecil dan bewarna cokelat terang itu.
"LO OMEGA BANGSAT! BUKAN ALPHA MAUPUN BETA! LO MURNI OMEGA! MURNI UKE! POKOKNYA LO MURNI! PAHAM!?"
gue sempat speechless, mendengar penjelasan Ian dengan nada gasnya.
ini anak...
engga nyambung bicara nya, sumpah.
"gue nenra, bukan murni.." kata gue, Ian makin geram lihat tingkah gue yang tambah menyebalkan dan aneh, sangking geram nya dia, dia menggigit bibir bawahnya agar emosi nya tidak melunjak
lihat orang nahan emosi ternyata lucu juga ya.
"kalo kayak gini, si nenen udah mirip kayak seme lu Ian!" Cery tiba-tiba teriak di belakang gue.
gue lirik dia dengan mengangkat sebelah alis gue, "bacot lu anak perawan!" ejek Ian
"terus lo ga perawan gitu?hah?" Cery bertanya, ejekan nya Ian menjadi boomerang bagi nya.
mampus lo kan.
"sudah ah, GUE CAPEK BERDEBAT MULU! DAN UJUNG-UJUNG NYA GUE YANG SPEECHLESS!" Ian teriak sekali lagi, dia kemudian berbalik belakang dan pergi.
akhirnya capek juga tuh anak.
Cery tiba-tiba duduk di hadapan gue, sekarang gantian dia.
perasaan gue ga enak.
"tadi Ian cerita soal Omega dan alpha kan?" tanya Cery, gue respon dengan anggukan.
"lo sudah tau kan penjelasan omega dan alpha itu?"
sekali lagi gue mengangguk
"lo itu omega, lo juga sudah tau kan?"
gue mengangguk.
spontan gue pelototin Cery, yang saat ini tersenyum laknat di hadapan gue.
"bangsat lu ya anak perawan."
"biarin, yang penting lo sudah ngaku sebagai omega." kata Cery sambil menjulurkan lidah nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[LINE GROUP]
Malika: Hey!
Malika: Hey!
Handa: woi
Malika: Hey tayo! hey tayo!
Handa: DIA BIS BESAR YANG BANGSAT!
Leo: ngegas mas?
Evan: hahahah
Shuu: seberapa greget lo hari ini?
Carlos: kemarin gue cuci piring
Shuu: trus?
Carlos: piring terbang 🤘
KEVIN: bhaks!
Shuu: seberapa greget lo hari ini? @KEVIN
KEVIN: kemarin gue kasih cokelat ke cewek.
Shuu: nah, terus?
KEVIN: cokelat bubuk! awkwkwk
Nenra: padahal semuanya lagi satu ruangan, tapi kenapa pada chat disini? heran gue.
Handa: itu arti nya, persaudaraan kita tidak sebatas real tapi sosmed juga.
Nenra: bacot lu tukang bokep
Handa: :')
Ian: ada yang tau fungsi dari pentil cowok?
Handa: buat bedain depan sama belakang (punggung)
Carlos: guna nya buat netein kucing
Evan: hiasan, ya kali dada lu polos!
KEVIN: gaada dari tubuh kita tak ada fungsi nya..
Alner: @KEVIN nah terus fungsinya apaan?
KEVIN: buat bedain dada ama punggung :b
Alner: lo belum prnh liat ketua pengawas osis ngebunuh ketua osis nya sendiri? hmm? :)
KEVIN: bngsat :(
Handa: atau.. buat lu raba-raba sendiri klo sange, apa mau gue yang raba? @Ian
Leo: @Handa Anjenk itu ajarannya boerhan! AKMJ!1!1!
Nen: AKMJ apaan?
Handa: Anjeng Khntl Mmk Jembhut.
Leo: bangsatt.. singkatan kata nya super sekali! wkwkwk!
Malika: humor gue anjing!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
hari ini jam pelajaran BHS.INGGRIS, dan pelajarannya kali ini berkelempok.
gue saat ini berkelompok dengan, Cery, Ian dan anak pindahan dari sekolah 69.
sampai sekarang gue engga tau siapa nama nya.
"cery.." panggil gue
dia nyahut "hmm.."
"Ian.." panggil gue
dan dia nyahut "ya?"
"gue ga di panggil?" tanya anak baru itu, yang spontan gue langsung natap bengong dia.
"lo aja ga ngenalin diri waktu pertama kali datang kesini.." sahut Ian dengan mata nya yang fokus pada buku cetak bhs inggris itu.
"nama gue maxall, panggil aja max" katanya.
"gue manggil massal aja, gimana?" kata Ian kemudian.
"tadi gue sudah bilang, panggilnya max aja."
"nama lo ga keren banget, maxall. kan orang-orang kalo manggil lo maxall mereka jadi dengarnya maksa." celetuk Cery tiba-tiba.
iya juga ya..
"woi nama gue ngapa di perkosa kayak gitu?" nada bicara Max agak keras, sehingga separuh kelompok ngeliat kelompok gue dengan kebingungan
"antena bokep gue berdiri, ada yang bilang perkosa! siapa yang mau di perkosa?" Handa teriak, dan kini dia yang menjadi sorotan.
"itu si massal pengen di perkosa.." kata Ian dengan intonasi nada yang datar nya.
"massal siapa? perkosa massal gitu?" Handa, lo bertanya nya yang keren dikit napa. vulgar banget mulut lo.
"anjer ngapa gue ngakak! buahahaha!" itu yang ketawa Malika.
humor nya selalu receh seperti Biasa, bangsat.
"massal itu namanya si anak bar-mphfff!" mulut nya Ian di tutup dengan tangan nya si anak baru itu.
gue kali ini cuma bisa terdiam melihat situasi kelas saat ini yang kacau, ribut, dan gaje.
situasi yang gue paling benci.
hari kedamaian gue tidak pernah ada didunia ini.
bahkan hari minggu, dimana seharusnya gue tidur nyenyak tanpa gangguan siapapun. malah gue di hari itu harus bangun pagi, dan bersihin rumah.
GUE KAYAK KEMBANG PERAWAN DESA KALO KAYAK GITU WOI!
sabar nen...
sabar...
"ohya nenen, tadi pagi justine nyariin lo." Ian berujar
"iya, tumben banget pagi-pagi dia nyariin lo. yang lebih heran nya nih ya, ga biasa nya dia masuk sekolah jam stengah 7 kayak tadi." tambah Cery, yang bikin gue kebingungan.
"stengah 7?" Ian dan Cery mengangguk bersamaan.
"kalau ga salah dengar, setelah menginjak kelas 3 ini, dia jadi malas datang kesekolah. bahkan dia datang kalau pas jam istirahat, setelah itu berkeliaran ga jelas lagi. tapi tadi.." Cery terhenti, dan melihat gue.
"keajaiban seorang berandalan kayak dia datang jam stengah 7." sambung Ian.
sebegitunya kah?
gue kali ini ga bisa tanggepin pembicaraan Cery dan Ian, gue cuma bisa diam.
jauh di dalam lubuk hati gue, tersirat sebuah perasaan bersalah. dan gue ga tau kenapa gue bisa ngerasain hal kayak gini.
mungkin cuma perasaan gue kali ya..
drrrtttt
hp gue bergetar di saku samping celana gue, gue ambil. dan liat siapa.
[JUSTINE CALLING YOU]
DEG! DEG! DEG!
mampus gue, dia nelpon gue.
angkat atau engga nih?
"Nenen!!" Evan teriakin nama gue, dan spontan gue kaget.
gue lirik dia dengan ekspresi terkejut gue. "wei.. lo kenapa keringetan banget? padahal kipas angin nyala loh."
ini namanya keringatan panik.
gue lihat kembali hp gue..
hah?
lah...?
kok gini?
KOK GUE MALAH JAWAB PANGGILANNYA!?
malah durasinya 0:15 lagi.
anjir lo nenra..
dengan kecepatan yang dimiliki flash, ga deng. mana mungkin gue punya kekuatan kayak gituan. dengan tenaga yang gue miliki, gue lari keluar kelas tuk sementara waktu.
perlahan gue berdiri dari duduk nyaman gue, Cery dan Ian bersamaan natap gue.
"mau kemana lo?" tanya Cery
"toilet."
Cery merespon perkataan gue dengan kalimat ohh..
saat sudah berdiri, saat itu juga gue langsung buru-buru keluar dari kelas. gue sudah keluar dan segera nyelip di samping tembok.
"halo...?"
["Nenra! gue dari tadi manggil lo! lo dari mana saja? hah?!"]
anjer..
"sori.. anu.. itu gue.."
["gue mau ketemu sama lo, sekarang."]
mampus gue!
gue merasa takut, tapi anehnya kok gue dikit senang ya?
"lo jangan lari lagi, nenra.."
huh?
suaranya Justine, kayak ada di belakang gue deh.
gue mencoba noleh kebelakang, memastikan kalau Justine memang beneran ada atau tidak.
ternyata..
DIA ADA DI BELAKANG GUE SODARA-SODARA!!
fak!
sejak kapan?
Spontan Justine genggam lengan tangan gue, gue cuma terdiam natap panik dia. dan gue ngerasain ada sedikit perasaan lega. lega karena Justine nyariin gue.
tapi kenapa?
kenapa gue senang?
"ma..maafin gue.." kata gue tiba-tiba.
Justine natap gue, kemudian menghela napas.
"kita bicara di tempat lain, gue ga mau jadi sorotan disini." katanya.
gue juga sebenarnya ga mau, tapi..
perasaan gue kayak permen nano nano.
Justine narik tangan gue pergi, entah kemana.
sip...
gue pasrah saat ini, TAPI KENAPA MESTI KAYAK GINI JANTUNG SAYA!?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Justine bawa gue di kelas kosong, alias lab komputer lama yang jarang di pakai disekolah ini.
"hanya ini tempat teraman." katanya, dan gue hanya respon dengan nelen saliva gue.
"jadi.." Justine melanjutkan bicaranya, dan natap gue.
manik mata nya yang hitam itu menatap tepat kearah bola mata gue.
jantung gue berdebar, dan scent buah-buahan yang khas dari justine ini tambah gue berdebar merinding.
"lo selalu lari dari gue setiap kali gue manggil nama lo. maaf kalau gue sudah keterlaluan nenra. tapi bagaimana pun,"
Justine genggam tangan gue. "yang nama nya perasaan, ga bisa gue lalu kan begitu saja."
gue melihat raut wajah justine seketika menjadi sedih.
"lo anggap gue sebagai homo, itu tidak apa-apa. yang gue ingin kan dari lo cuma satu, ya atau tidak?"
apa yang harus gue jawab?
gue juga ga bisa lari dari dia terus.
ga bisa.
"just.. ma-maaf.. jawabannya tidak."
Justine natap gue, kemudian tersenyum. senyuman yang di artikan dengan kalimat "sudah kuduga."
"untuk saat ini!" kata gue kembali.
"ya.. untuk saat ini tidak, i..itu karena.. gue belum suka lo seperti itu.. maaf."
gue mengatakan hal yang ga sepantas nya pada seseorang yang nyatain perasaannya pada gue.
gue tau saat ini justine pasti sangat kecewa dan marah. tapi.. itu memang perasaan gue yang sebenarnya!
meskipun..
Meskipun gue selalu berdebar di samping nya. tetap saja.. gue belum punya perasaan suka pada nya..
seperti itu.
maaf justine
"baiklah.. mungkin gue yang terlalu terburu-buru, terimakasih atas jawabannya nenra. dan lo ga perlu minta maaf." justine berucap dengan menatap langit-langit.
"tapi gue gak akan menyerah begitu saja." katanya yang kembali natap gue.
ha?
"untuk saat ini lo memang belum ngerasain apa-apa, tapi tunggu saja. gue akan berusaha sampai lo menangis terisak bilang iya pada gue. menarik bukan?" di akhir kata justine ngesmirk licik.
mampus gue..
ini berandalan mau apa?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
sekarang saatnya pelajaran bahasa indonesia. pelajaran yang penuh dengan wacana.
yah..
sebenarnya bahasa indonesia merupakan mapel yang gampang karena pembahasannya hanya bacaan sama seperti bhs inggris, cuma..
untuk orang biasa kayak gue, pelajaran bhs indonesia kayak dongeng.
terlihat gampang namun rumit nya subahanallah.
pelajaran kali ini tentang pantun. masing-masing dari kami harus membalaskan pantun yang diberikan oleh teman kami.
oke.
gue akan berusaha..
"nah, siapa yang ingin pertama melontarkan pantun nya?" tanya pak guru, Evan mengangkat sebelah tangan nya dan berdiri dari duduknya
"silakan evan." kata pak guru sambil tersenyum.
"main kelereng di pinggir semak, ilang kelereng gue."
hah...
woi, itu bukan pantun bangsat!
Handa langsung berdiri dari duduk nya. "buah tomat buah belimbing, bodo amat ya anjeng!"
"kepasar beli pepaya, pepaya matang warna kuning. kenapa lo yang nanya, dan kenapa lo yang jawab sendiri anjeng!" balas Evan
anjer dia ngegas di depan pak guru.
kini Malika ikutan berdiri
"kepasar sama adik pulangnya bawa jaring, DATENG-DATENG NGEGAS KEK GA PERNAH DI DIDIK, BAPAK LO KEMANA ANJING!?" kata malika
Evan kemudian berucap "bu mumu jualan jamu, NDASMU!"
Jordy kemudian berdiri "ada bekicot nempel di dinding, bacot lu anjeng!"
"lah ini kenapa malah penuh kebun binatang?" heran Cery.
Handa kemudian nunjuk Cery sambil tersenyum "buah kedondong burung gelatik, pap tt dong cantik." katanya sambil kedip-kedip genit ke arah Cery.
"mata lo mau di ulek pake sambal ya?" tanya Cery jengkel.
kini Ian berdiri, "makan ketan minum pepsi, perutku kembung"
"kentut aja kalo gitu!" kata Evan.
Max kemudian berdiri, masih ingat dia? itu si anak baru yang ngeselin kayak teman kelas gue disini.
"sayur bayem sayur kangkung sayur lodeh sayur asem, itulah nama-nama sayuran."
gue natap pak guru, dia malah bertepuk tangan takjub. ini guru sehat?
bunuh orang dosa ga sih?
.
.
.
.
.
.
.
.
|15:16|
akhirnya kelar juga pembelajaran.
otak gue isinya numpuk dengan segala macam hari ini.
tapi anehnya, ntar kalau gue tidur pasti langsung hilang.
"pedo~" Ian hampiri gue sambil gandeng sebelah tangan gue.
"hm?"
"mau nemenin gue?"
"kemana?"
"mau atau tidak?"
"ogah!"
"mau ya, plis plis..!"
"woi bangsat tadi lo bilang mau atau tidak, gue jawab tidak lo mati-matian nyuruh gue temenin lo. cari mati lo ya? hah!"
Ian malah ketawa.
"liat orang emosian enak juga ya.. ayo emosi lagi, biar tensi lo naik. heheh"
"anjing lo ya." kata gue sambil jitak kepala nya.
"HEY!"
gue dan Ian langsung balik kebelakang
"HEY TAYO! HEY TAYO!"
itu yang teriak Handa. di belakangnya Handa ada Juan.
Juan langsung bekep mulutnya Handa pakai flashdisk.
otomatis Handa spontan kaget. Handa langsung ngeluarin Flashdisk yang ada di dalam mulut nya.
"bangsat, gue kirain makanan, tau-taunya flashdisk bokep gue."
hah? Flashdisk bokep handa ada di juan?
Juan hampiri gue, tapi natap nya ke Ian.
"mau gue yang temani?" saran Juan yang buat gue melongo.
Ian naikin kacamata nya dan natap gue. ngapa lo natap gue wibu bawang.
"tapi nenra mau nemenin gue." kata Ian.
sejak kapan woi!
gue cuma mau pulang ke rumah, tidur, nonton, dan besok nya.bangun lagi!
"tadi gue bilang ogah."
"kasar amat lu jadi manusia." Ian berucap.
memang nya gue stainless cuci piring, yang kasar?
"gue sumpahin lo di perkosa sama justine di jalanan"
"bangsat lo ya, doa nya ga bener banget."
Ian hanya tersenyum, lalu natap juan "yaudah, temani gue juan." Juan ngangguk, dan kedua orang dengan sifat timbal balik itu menghilang di hadapan gue.
baguslah, gue bisa pulang dengan tentram.
saat gue keluar kelas, saat itu juga gue melihat sesosok postur tubuh yang begitu familiar di mata gue.
postur tubuh yang tegap dan tinggi, dan scent buah-buahannya yang menjadi khas nya.
kali ini aroma strawberry, aroma yang begitu tajam.
"justine..?" panggil gue.
"gue nungguin lo, sudah ga ada kegiatan lagi kan?" tanya nya, dan gue mengangguk.
"gue antar pulang, ayo."
eh..
engga biasanya..
PADAHAL TADI GUE SUDAH NOLAK DIA!
ternyata dia benar-benar berusaha. apa jangan-jangan dia serius!?
ini juga jantung kenapa berdebar mulu?
kapan perasaan suka ini akan timbul?
tiba-tiba Justine narik gue mendekat ke arahnya.
"perhatikan langkah mu, bocah." kata Justine pada orang yang ada di hadapan gue. anjer gue kira dia lagi bicara sama gue.
"ma-maaf! gue terburu-buru!"
orang itu pergi.
"lo gapapa?" tanya Justine, memangnya tadi kenapa?
kalau gue nanya kayak gitu, gue ga akan di tabok kan?
gue cuma mengangguk dengan ekspresi bingung gue.
"ah, maaf." katanya yang kemudian melepaskan tangannya dari pinggang gue.
mungkin saat ini..
gue ga akan lari dari siapapun
gue akan mempelajarinya baik-baik.
dan untuk perasaan ini..
akan membutuhkan proses yang panjang, meskipun nih jantung berdebarnya keterlaluan.
mengingat kejadian tadi, membuat perut gue tersentrum. entahlah.. setiap mengingat moment dekat seperti itu, perut gue selalu tersentrum.
aneh...
-To Be Continued-