webnovel

08

"Lo ngapain ngejar gue kayak maling?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Woi kang bokep, lo ngapain tulis nama gue disana?"

"Soalnya lo dipilih juga jadi cinderella."

"Gausah tulis bolot! Poinnya aja beda jauh amat sama michele!"

Si Handa noleh kepapan tulis lagi, terus nyengir ke gue.

"Ohiya harusnya kan gue ga tulis. Goblog banget si lo jadi ketua osis!" tuduh Handa pada si bangsul, si bangsul terheran-heran.

"Ngapa gue di salahin? Lo yang nulis kutu kupret."

"Supaya gue ga di salahin sama nenen, di salahin itu ga enak lo."

Gue pengen banget bacok nih orang, terus itu yang milih gue jadi cinderella siapa?

5orang lagi.

Gila kali mereka milih gue.

"Nah, gue akan tulis beberapa pemeran yang akan kalian pakai buat drama sepatuku tertinggal di tangga di saat waktu sudah habis." jelas Handa

"Cinderella aja kunyuk, judulnya gausah ala-ala sinetron indosiar!" komentar si bangsul.

Saat Handa sudah nulis beberapa peran disana, disaat itu juga gue jadi lega. Kenapa? Peran yang gue dapat ga jelek-jelek amatlah.

Gue dapat peran jadi adipati. Itu yang nanti nyari cinderella buat ukur sepatunya dari arahan perintah langsung oleh raja.

Alex jadi Pangeran. Memang pantas sih dia.

Michele jadi Cinderella.

Justine jadi Raja. hmm..

Shuu jadi kakak tiri 1, lah kok..

Carlos jadi kakak tiri 2, lah yang Ini cowo pea

Diana jadi Ibu tiri, jadi ini anak ikut dapat peran

Yang jadi Ibu peri si Leo.

....

Sumpah ini orang yang ngasih peran ga ada yang bener, yakali peran cewe di mainin oleh cowo.

Aduh, gue pengen komplain. Tapi peran gue baik-baik aja. Masa mereka pada ga ada yang komplain dengan perannya sih?

"Woi! Gue mau komplain!" teriak Leo yang jadi ibu peri. Wah, akhirnya ada yang komplain.

"Kalo ini memang cerita cinderella, tikusnya mana woi! Harusnya ada yang meranin si gusgus! Sama kucingnya ibu tiri! Lo kalo mau buat drama jangan setengah-setengah!" bentaknya. Yang membuat gue melongo.

Yang lebih penting lo meranin ibu peri taikambing!

Lo komplain tentang peran yang lu dapat bego, bukan malah nambahin peran!

Nah kan, gue yang emosi.

"Gue mau komplain juga!" sekarang giliran Carlos yang jadi kakak tiri kedua bicara. Nah, komplain noh peran yang lu dapat. Masa iya lo dapatnya peran cewe.

"Sebenarnya gue jadi anatasia atau gizzelle sih?!"

Anjing!

Ini sempak dajal malah bertanya soal perannya.

Pengen nabok, tahan nen, aduh mukanya pengen banget gue katain, tahan nen.

"Yang lebih penting dari semuanya itu." sekarang giliran Shuu bicara sambil angkat tangannya sebelah.

Semoga yang ini benar-benar komplain. Jangan buat gue kesal sendiri!

"1. Jangan main klarinet

2. Jangan pernah melambaikan lampu senter kedepan dan kebelakang terlalu cepat. Itu dianggap undangan

3. Jangan pernah berhenti menatap sekitar.

4. Jangan makan keju kecuali yang kotak

5. Jangan pakai topi sombrero

6. Jangan pakai baju bodoh

7. Jangan pakai rok panjang

8. Jangan pakai sepatu merah.

9. Jangan berlagak seperti kera

10. Jika beruang sudah mendekat, buat lingkaran besar untuk melindungi diri dari gigitan beruang, usahakan jangan lonjong.

11. Jangan lari

12. Jangan jalan pincang

13. Jangan merangkak."

Dan saat itu gue benturkan kepala gue di meja dengan keras, akibat kesal sendiri liat mereka bertiga gak komplain.

"Gue baru sadar," kata Leo.

Semoga lo sadar jadi ibu peri.

"Barusan tentang beruang lautnya spongebob kan?"

Gusti..

Anak siapa ini 3orang? Goblog banget pikiran manusianya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Peran sudah di bagikan, katanya Handa baca dulu naskah yang udah dia buat. Terus di praktein.

Gue ga tau kalau latihannya di mulai hari ini juga.

Saat ini gue duduk sambil baca naskah yang Handa buat. Gue baca bagian gue doang, boro-boro baca bagian yang lain.

Si Carlos tiba-tiba duduk di samping gue.

"Nenen, pernah ga sih.." katanya.

"Pernah apaan?"

"Belum juga selesai ngomong udah di potong aja, kamu ini jadi makhluk bumi gasopan banget. Pergi ke jamban sana."

"Lo belum pernah ya di sedot ubun-ubunnya?"

Carlos nyengir.

"Lo dapat peran apaan?"

"Peran yang lebih bagus dan pantas memang buat gue, ga kayak lo meranin kakak tiri cinderella."

Carlos sekali lagi nyengir, kayak kuda. Tau kuda nyengir gimana kan?

"Lo tau ga."

"Gak!"

"Gue belum selesai bicara elah."

"Gue juga ga mau dengar!"

Si Carlos langsung acak-acak rambut gue.

"Jujur ya nenen, gue lagi suka seseorang. Tapi anehnya yang gue suka ini lain dari pada yang lain."

Gue mutar bola mata gue dengan malas, dibilangi gue ga mau dengar cerita apapun.

"Mau tau siapa yang gue suka?"

"Ga, makasih."

"Ayolah, lo mesti penasaran dan bertanya siapa." kata Carlos sambil sambil goyang-goyangin badan gue, "sialan lo. Pemaksaan ini namanya."

"Gapapa, kan yang gue giniin cuma lo doang."

Etdah nih anak.

"Lagi ngomong apaan nih kalian berdua? Kayak seru!"

Leo tiba-tiba datang dan ikut nimbrung. Gue cuma pasang ekspresi datar. Gue gak ada niatan buat chit-chat sama nih anak yang goblognya sudah keterlaluan.

"Ngomongin bokep!" kata Carlos, yang langsung Handa muncul di tengah-tengah kayak upil.

"I hear bokep" kata Handa.

"Dasar upil kepsek, giliran bokep lo muncul!" ucap Leo.

"Lo ga tau apa sebutan gue di sekolah ini apa? King of bokeph..!" kata Handa dengan bangganya sambil menyilangkan tangannya.

"Lo juga ga tau sebutan gue di sekolah juga apaan? King of ngancengg!" kata Leo bangga.

Gusti, buat apaan coba banggain sebutan kayak gitu?

"Ohh, jadi elu ya.. Yang sering bolak-balik kamar kecil tiap selesai jam pelajaran! Dan lo selalu request tisu toilet sama gue." Bangsul alias ketua osis alias Kevin datang dan muncul tiba-tiba.

"Gapapa, nolong orang yang lagi kesusahan itu dapat banyak rezeki nanti." kata Leo.

"Kesusahan ndasmu!"

"Btw, ada yang udah pernah gombalin michele belum?" si Handa bertanya

Dan semuanya serentak menggeleng "emang kenapa? Lo mau gombalin michele?"

"Yoi, siapa tau pas gue gombali, dianya klepek-klepek."

"Narsis lo wancak."

"Bodo amat, gue cus gombali dia sekarang."

Si Handa segera menuju ke Michele, gue dari tadi cuma nyimak doang.

"Guys, kasih tau si bokep itu ya. Ati-ati perasaan oh sehun enggak enak nih." si Shuu tiba-tiba muncul.

Gue dan yang lainnya natap Handa yang saat ini lagi nepuk pundak Michele.

"Michele, tau gak persamaan cintaku sama bokep?"

"...."

"Sama-sama berani dan tanpa sensor sensor :*"

Hening.

"Ga dengar telinga gue lagi umroh." kata Michele yang kemudian pergi ninggalin Handa.

Saat itu juga, anak-anak langsung bersorak keras "Wooo!!" serentak mereka semua.

"Handa, ntar gue traktir oplosan micin!" seru Carlos.

"Rasain lu! Pantat masih biru udah berani main gombal-gombalan!" kata Kevin

"Guys, gue mau ke alpamart. Ada yang mau nitip?" gue bertanya.

"Mentang-mentang punya tyt*d hamilin anak sembarangan!" kini Leo berujar.

Plis, jangan ada unsur 18++. Ntar ini cerita di report bisa hilang gue.

"Gue kalo denger iklan milkita, bawaannya pengen nampol." kata Shuu

"Lah masih mending, dari pada gue. Kalo denger desahan bawaannya pengen nganceng dan crott lagi." kata Leo.

Gusti, dibilangi jangan ada unsur kek gituan.

Gue segera beranjak dari duduk gue dan pergi ninggalin para pria bejat itu. Eh, gue kan juga pria.

Gue ngeliat Alex lagi sibuk, para cewe kerumuni dia. Gue baru tau kalo Alex terkenal di kalangan cewe. Kalo kayak gitu mah dia pasti gampang dapat pacar.

Baiklah, mending gue duduk di pojokan.

Gue segera menuju ke kursi belakang yang paling pojok. Kalo disini pasti bakal ga ada yang gangguin gue.

"Gue heran, yang milihin ini peran siapa si? Rada goblog."

"Oi."

Gue spontan balik kebelakang.

Anjir, itu Justine.

"Lo ngapain disini?" tanya gue

"Gue yang harusnya nanya gitu, gue ada disini sebelum lo."

"O-ohh.."

Gue ga mau nyari masalah. "Kalo gitu gue pindah."

Justine langsung nendang salah satu kursi disitu dengan keras dan terhempas bebas di lantai. Membuat gue terdiam.

"Duduk. disitu." titah nya.

Ada penekanan dalam kalimatnya barusan, jadi gue duduk dan ga melawan.

Mpus lu nen, akibat salah duduk. Kayak gini nih jadinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ke-2

Hari sengsara gue masih berlanjut, kemarin latihannya ga ada banget faedahnya. Kenapa?

Itu karena anak-anak pada sibuk ngobrol sampai selesai!

Itulah sebabnya gue paling benci ngumpul-ngumpul kayak gini. Bawaannya cerita mulu, ga ngelakuin kegiatan yang seharusnya.

"Nenen, kemarin lo ga di apa-apain kan sama si enjus?" tanya Carlos.

"Tidak, dia cuma nyuruh gue duduk."

"Nyuruh duduk kok kejem amat." kata Carlos.

"Suka-suka dialah."

"Iya deh."

Tiba-tiba Handa masuk bersamaan dengan si bangsul dan satu orang yang gue ga kenal.

"Itu siapa yang di sampingnya si bangsul?" tanya gue pada Carlos.

"Dia itu ketua dari osis bagian pengawasan."

"Serius? Kok gak pernah liat?"

"Kan lo hidup di gua"

"Gue ga hidup bareng lu banzeng."

"Goa sayang bukan aing. Goblog pisan ai sai teh"

"Ora kudu ngegas atuh."

Dan pas itu gue dan Carlos cekikikan geli.

"Heh! Itu yang ketawa-ketiwi! Tenggelamkan!" kata si bangsul sambil nunjuk gue dan Carlos.

Untung lo ketua osis, jadi gue biarin saja. Masih gue pantau 👀

"Nah, teman-teman. Berhubungan kemarin latihannya ENGGAK kelar-kelar, dan gue kewalahan pantau kalian. Gue kali ini manggil ketua pengawasan bagian osis untuk pantau kalian, bisa dibilang dia yang bakal jadi ketua dalam grup ini."

"Ketua? Lah, jadi si Handa gimana?" tanya Leo

"Handa katanya lelah, butuh akua."

"Bilang ae tuh handa sakit hati gara-gara gombalannya kemarin sama michele di tolak mentah!" ujar Carlos.

"Diem gak lo pekok? Mandi pagi aja lo masih kedinginan." kata Handa yang ga terima di katain kayak gitu.

"Alhamdullilah gue mandinya pake air hangat, jadi ga kedinginan." ujar Shuu

Gusti, ini kalo di terusin latihannya bakalan ga kelar-kelar.

BRUAKK!

Salah satu kursi di hantam kelantai dengan keras, membuat kursi itu terbelah-belah. Alias jadi rusak.

Semuanya jadi diam, dan pelakunya itu. Si ketua pengawas dari osis.

Wajahnya ga garang amat, cuma sorotan matanya emang tajam. Bahkan dari tadi ekspresinya diam. Kayak ga ada tanda-tanda kebahagiaan.

Kok gue jadi merinding ya.

"Sory, tangan gue keram." katanya.

Otomatis kami semua melongo.

"Na-namanya Alner. Semoga lu pada betah sama nih anak." kata si bangsul.

Ini mah, lebih sadis dari justin!

"Jujur saja, gue ga suka berhadapan dengan grup biadab seperti ini."

Bi apa tadi dia bilang?

Biadab!?

"Tapi karena grup ini bertanggung jawab buat anniversarry sekolah nanti, mau tidak mau gue turun tangan hadepin lu semua."

"Ketua osis sialan kalian ini tidak pantas di sebut ketua osis, pantau kalian saja dia bilang kewalahan, padahal nyatanya. Dia juga ikutan nimbrung dalam percakapan kalian."

"Ketua drama kalian pun begitu, yang di pikirannya hanyalah film tidak berguna. Tidak heran kalo emosinya selalu naik turun seperti film yang dia nonton."

"Meskipun gue sangat menolak, tapi yang namanya professional tidak boleh dianggap enteng. Jadi, jangan harap kalian bisa dengan bebas beraktivitas semaunya."

Penjelasan panjang lebar dari Alner itu, kayaknya ngebuat hati Handa dan si Bangsul ter iris.

Bangsat, gue berhadapan lagi sama orang yang ngeribetin.

"Lo memang keren al"

"Iya gue tau gue memang keren."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Latihan drama gue udah selesai, latihannya tadi cuma baca naskah doang. Tapi yang ngerinya itu, naskahnya harus dihapal ntar malam dan besok di praktein.

Gusti..

Hukuman apa yang kau berikan pada anakmu ini?

Sebelum gue pulang, gue menuju ke alfamini. Beli cemilan buat gue di rumah.

Tapi, pas gue ada di depan pintu alfa, di saat itu juga gue liat sama Michele keluar bersamaan dari alfa.

Justine spontan natap gue begitu juga dengan michele.

Oh..

Pantasan nih anak dua orang tadi ga ada, ternyata ngumpulnya disini toh.

ohya, gue lupa dompet gue.

Minjam sama Evan kayaknya bisa nih, mumpung tuh anak pulangnya jam 7malam.

"Halo." sapa gue pada mereka berdua yang kemudian gue balik kembali.

"NENRA!"

Gue segera noleh kebelakang, Justine manggil gue. Tapi.. Tapi..

Dia kayaknya mau ngejar gue.

Bukan mau lagi!

Dia memang ngejar gue!

Gue buru-buru lari dari kejaran Justine.

Gue ga tau gue salah apa!

Kenapa juga gue sampe di kejar kayak gini!?

Gue terus berlari, kayak adegan tom&jerry gitu. Lari dan lari, sampai-sampai tanpa di sengaja gue nabrak emak-emak yang lagi jalan. Gue ga sempat minta maaf, soalnya macan pms ngejar gue!

"Uwaaaa!!"

"Nenra!"

Dia masih ngejar gue!?

Gusti..

Gue cuma mau minjam duidnya Evan! Kenapa Justine malah ngejar-ngejar gue!?

10menit gue di kejar Justine, sumpah gue kayak lagi di kejar sama anjing rabies. Kaki gue udah ga kuat. Jadi gue berhenti dan atur napas. Begitu juga Justine, dia berhenti dan ngatur napas juga.

"Hah.. Ha.. Hah.."

Tiba-tiba Justine megang kedua pundak gue. Dan dia pelototin gue.

"yang tadi lo liat itu kesalahpahaman!"

Gue terdiam, atur napas. Dan cerna apa yang Justine bilang.

Terus..

Lo ngapain kejar gue kayak maling tadi!?

•tebeceh•

Nächstes Kapitel