"Kekuatan bukan tujuan utama dari ujian ini." Tapi, ucapan Vier benar-benar membuatku tersentak. Mataku melirik melalui sudut mata ke arah wajah yang ternyata sama sekali tidak menatapku. "Menang adalah kuncinya."
"Kau memiliki alasannya?" tanyaku. Entah mengapa dia mengatakan menang adalah kunci dari kelulusan ini
Vier menutup kedua matanya. Setelah itu kembali membuka matanya. "Ketika melawan [False], kemenangan adaah kunci dari segalanya. Tidak peduli dengan cara yang busuk."
'Tidak peduli dengan cara yang busuk.'
Ucapannya benar-benar tidak bisa ku terima. Mengatakan ujian kali ini mementingkan kemenangan dibanding keterampilan.
"Kau akan tahu apa yang aku katakan setelah melihat hasilnya."
Aku hendak mengangkat suaraku untuk menjawabnya, namun suara dari [Magical Core] kembali bergema memekakkan telinga. Spontan, perhatianku berubah menyaksikan bola hitam yang masih melayang di tengah-tengah arena.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com