"Kenapa kau bersikap aneh setelah tersadar dari pingsan? Apa kau bermimpi buruk?"
Aku memilih untuk mengacak rambutku. Ucapan Sean memang benar bahwa aku mengalami mimpi buruk. Mungkin dapat dikatakan bahwa aku telah mengalami neraka yang kedua kalinya. Ya. Ingatan [Darkness Monarch] yang memaksa masuk ke dalam otakku memang sukses membuat tubuhku seperti dicabik-cabik.
"Apa ini ada hubungannya denganmu?" jawabku ketus.
Sedangkan Sean kembali menampilkan senyum kecutnya yang membuatku merasa tidak nyaman.
"Kau tajam seperti biasa, Tuan Noah." Dan kali ini dia memanggilku dengan sebuatan 'Tuan'.
Sudah tidak bisa bersabar, aku memilih untuk melangkah lebih dulu dengan melontarkan pertanyaan yang langsung pada intinya,
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?"
Pertanyaanku mungkin terdengar mendesak, namun aku tidak peduli. Situasi saat ini juga sudah mendesakku untuk segera meminta [System] mempercepat [Element Kegelapan] ku agar dapat digunakan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com