"Oh, Sean?"
Noah baru menyadari kehadiran Sean yang berada di sampingnya. Dengan gaya berdirinya yang kakinya ditekuk serta kedua tangan mengulur ke depan. Tatapannya tidak tertuju pada Noah, melainkan tertuju pada ratusan [Slime] yang terus menerus mendekatinya.
Terlihat wajah kesal dari pria yang selalu tersenyum itu, namun kali ini senyum bisnisnya sudah tak lagi ada melainkan dia menggertakkan gigi sambil keningnya yang mengerut. Keringat muncul di dahinya seperti Sean sudah kelelahan untuk menyerang dan bertahan dari serangan [Slime] kecil itu.
'Dia tampak kesulitan,' pikir Noah. 'Tapi, tetap saja aku tidak mengerti kenapa dia mengikat Alan di tonggak itu.'
Ya. Dia masih saja berpikir penyebab Alan yang malang itu diikat di tonggak seperti orang yang paling bersalah di antara kerumunan [False] ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com