webnovel

CURHAT DI DEPAN BATU NISAN

Meskipun sudah delapan bulan berlalu. Namun, setiap kali Arsyla datang ke makam suaminya, dia tidak pernah tidak bisa untuk tidak menangis. Entah, di aini cengeng atau bagaimana. Yang dia tahu adalah, Rayan adalah sosok suami yang baik dan hampir tidak pernah dia temui kekurangannya.

'Sudah, Arsyla! Kamu jangan cengeng! Mas Rayan akan sedih jika melihat itu nanti,' gumam Arsyla seorang diri sambil menyeka matanya yang mengembun. Padahal, makamya masih berjarak beberapa meter dari tempatnya. Tapi, kesedihan dan kenangan-kenangan bersama dengan mendiang suami semasa hidupnya dulu seolah terlihat jelas di depan matanya bagai role film yang hanya dirinya saja yang dapat melihatnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel