"Memohonlah dengan sepenuh hati, berlutut di kakiku, cium kakiku, dan berikan kehangatan untukku, layani akum aka aku akan membebaskanmu, Panglima Jiang,"
Jiang Kang Hua tampak diam, dia memandang Cheng Wan Nian dengan tatapan kesalnya. Hingga akhirnya, Cheng Wan Nian kini berdiri dari duduknya, lalu dia berjongkok tepat di depan Jiang Kang Hua agar wajah keduanya sejajar.
Cheng Wan Nian tampak tersenyum sambil menarik sebelah alisnya, dia kemudian menyeringai dengan tatapannya yang luar biasa sinis. Seolah dia memandang Jiang Kang Hua sebagai sosok terendah yang pernah ada di alam iblis ini.
Kemudian Cheng Wan Nian hendak mencium bibir Jiang Kang Hua. Tapi dengan cepat Jiang Kang Hua memalingkan wajahnya. Rahang Cheng Wan Nian kembali mengeras, mendapatkan penolakan terlebih ini di depan banyak orang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com