◆ ⇨⇨
★
Ozil POV ' s
September 2020
Hogwarts Express
Fourth Generation After War
✧✧✧
Hogwarts Express pagi ini sangat ramai, tahun baru akan dimulai kembali, ini tahun ke tujuhku.
Aku melihat Abraham melewatiku dengan kesal, kemarin malam kami bertaruh untuk pertandingan Quidditch World Cup, dah yaa aku yang memenangkan nya.
Setelah berganti pakaian aku langsung saja menuju compartment dan mengambil koper milikku, kita sudah sampai.
✧✧✧
Aku merupakan salah satu Alpha dari asrama Gryffindor, statusku lumayan kuat menurutku. Keluargaku merupakan salah satu pureblood yang di segani.
Aku merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Tapi sayang sekali, semua adikku tidak memilih Hogwarts untuk rumah mereka.
Kembali pada aku yang saat ini tengah menatap seorang pangeran Slytherin. Kami hanya saling tatap sebentar saja, lalu dia pergi bersama anak berdarah asia.
Thestral yang aku tumpangi berjalan lambat, membuat kami terpisah beberapa meter jauhnya.
Gathan, pangeran Slytherin. Rivalku.
Kami memang selalu adu mantra karena masalah kecil, dan aku suka melihat wajah itu merah karena marah.
"Ozil, Ozil!!" aku tersadar saat Al memanggilku kencang.
"Ada apa?" tanyaku kesal, telingaku sakit, sungguh.
"Kita sudah sampai, kau ini. mau menginap di kereta?" ujarnya sarkas.
Aku baru sadar kami sudah sampai, ah baiklah, pasti tugasku akan bertambah, apa lagi tahun ini aku di pilih menjadi Head Boy.
Sia sia aku bersembunyi saat pelantikan, seharusnya aku pulang kerumah saat itu.
★★→
Gathan POV
Awal semester 2020
Hogmeade
Akhir Pekan
Banyak murid yang pergi ke Hogsmeade pada akhir pekan ini. Mereka telah berlari ke gerbang setelah sarapan usai. Aku masih duduk dan menghabiskan jus labuku. Dengan sebuah buku mantra tingkat tinggi di meja.
Bright telah pergi meninggalkanku, dia sedang berkencan dengan salah satu murid Ravenclaw yang aku tidak mau tahu namanya.
Ketampanannya memang membuatnya menjadi incaran banyak Beta dan Omega. Entah bagaimana dia memiliki club penggemar tersendiri.
Aku tersentak.
Aku menatap sekeliling dan hanya menemukan murid dibawah kelas 3.
Dan mereka semua mengacuhkanku. Aku segera berdiri, pergi dengan tenang meski sebenarnya aku panik.
Tubuhku memanas. Aku tahu apa yang akan terjadi.
Masa Heat.
Aku ingat terakhir aku meminum Ramuan Holder adalah beberapa pekan lalu saat sampai di Hogwarts.
Sial.
Aku lupa dengan kesibukan tahun ketujuh hingga tidak menghitung tanggal masa Heatku.
Aku benci menjadi Omega.
Aku berlari cepat dengan panik. Dengan tubuhku yang menghempaskan pheromone dengan kuat karena selama ini aku menahannya. Aku yakin semua Alpha menciumnya. Aku tidak bisa ke asrama. Aku harus bersembunyi.
Aku kepanasan. Alat vitalku sakit dan aku kesusahan berlari. Akhirnya aku memutuskan ke lantai 3, di mana kamar mandi perempuan yang terdapat Myrtle Merana berada.
Aku tamat!
Aku masuk dan bersembunyi di dalam toilet. Aku meneteskan air mata.
Aku kesakitan. Aku tidak membawa Holder Potion. Aku tidak bisa keluar. Semua Alpha sedang kelaparan mengincarku. Karena harusnya aku menemukan mateku.
Omega yang tidak segera menemukan mate akan mengalami kehancuran siklus Heat.
Yeah, lengkap sekali penderitaan tolol menjadi Omega.
Persetan!
Batinku kesakitan, aku terus mencengkram dadaku karena kepanasan, melepas dasi hijauku yang terasa mencekik.
Cukup lama sampai aku tidak bisa berpikir dan tertutup kabut tidak bisa melihat.
Dan tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki. Aku membekap mulutku yang terus mengeluarkan suara aneh karena kepanasan.
Siapa itu!?
Aku panik. Sambil mengalirkan air mata, aku menaikan kakiku. Berusaha menyembunyikan diri.
Namun pintuku terbuka dan berdiri seseorang didepanku.
ALPHA!
Aku tidak bisa melihat karena mataku tertutup kabut. Pandanganku berbayang dan penyihir di depanku begitu tinggi serta familiar.
Siapa?!
Dia memepetiku dan aromanya seharum citrus. Dia menyentuh bahuku dan aku terbakar!
To be continued.....