Beberapa bulan kemudian. Kini Khaibar sudah sangat lincah untuk mengatur perusahaannya. Sesekali dia berkumpul dengan Kanha di cafe kesukaan mereka waktu itu, berkumpul saat waktu istirahat saja. Mereka sangat sibuk di bagiannya masing-masing. Apalagi Kanha dia terus sibuk menggambar dan sangat banyak yang menyukai desainnya, tapi sekarang dia termenung. Teringat mamanya yang terus menyetaninya. Berbicara yang tidak-tidak terus tentang Khaibar, padahal dirinya cukup tenang dalam urusan perkantoran. Namun, mama Kirana yang sungguh serakah terus-menerus menyuruh Kanha untuk merebut posisi jabatan Khaibar.
'Aku tak habis pikir bagaimana bisa mama selalu menyuruhku menggulingkan Khaibar terus, katanya kalau aku tidak patuh, aku jadi anak durhaka, hais! Lalu aku harus bagaimana coba? Benar-benar membingungkanku, hais!' Batin Kanha dengan menyesap jus jambu yang sedari tadi sedotannya menempel di bibirnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com