webnovel

KEMBALI KE IBUKOTA

Xiao Tianyou membubarkan seorang pengirim pesan dari Kerajaan Azura, ia tahu itu sejak Istana Azura disebutkan. Ekspresinya yang kaku menunjukkan betapa marahnya Xiao Tianyou saat ini.

Berbalik, ia melihat Luna yang baru saja terbangun. Dengan kedua mata yang masih terlihat mengantuk ia menatap Xiao Tianyou dan sikap dingin pria itu mencair dengan tatapannya yang mempesona.

Ia melangkah menuju Luna dan mengecup keningnya, turun ke hidungnya dan berakhir di bibirnya.

"Aku akan membawamu ke Kerajaan Azura." Xiao Tianyou memberitahunya di antara ciuman mereka.

Luna terlihat kaget dan menatap Xiao Tianyou dengan mata yang berkilau. "Akankah aku… diterima disana?" Luna bertanya dengan malu-malu dan Xiao Tianyou membawa wajah gadis itu ke dadanya.

"Kau akan baik-baik saja." Xiao Tianyou berkata dengan tegas. "Kita akan kembali siang ini."

"Baiklah." Luna menjawab dengan patuh dan melepaskan diri dari dekapan erat Xiao Tianyou. "Aku akan membersihkan diri dan bersiap-siap."

Namun, Xiao Tianyou memiliki hal lain di dalam pikirannya.

"Aku yang akan membersihkan dirimu…" Xiao Tianyou berkata dengan suara yang serak saat ia membaringkan Luna kembali ke atas kasur yang lembut. Ekspresi wajah Xiao Tianyou menjadi semakin suram ketika menatap ke arah kedua mata cerah milik Luna. Perasaan itu tidak bisa tertahankan. Nafsu yang menguasainya membuat pikirannya manjadi berkabut.

Setiap kali ia menyentuh Luna, tidak ada yang ia ingin untuk lakukan selain menghapuskan setiap bentuk jarak di antara mereka berdua. Ini membuatnya sangat gila dan ia tidak tahu kenapa…

***

Di Gunung Greenhill.

Liu Wei sedang berlutut di hadapan Ye Xiu setelah ia menyampaikan pesan dari Tuannya. Bahkan dirinya, ia tahu seberapa buruk perubahan situasi yang sedang terjadi saat ini. Melihat betapa sengitnya pertarungan di antara Xiao Jun dan Xiao Tianyou sudah cukup untuk menyimpulkan masalah itu.

Ye Xiu berbalik menghadap Qi Xunyi yang berada di sebelahnya dan berkata dengan lelah. "Ini tidak terlihat baik. Sepertinya sesuatu telah terjadi kepada Xiao Tianyou."

Qi Xunyi yang masih di atas kasur sudah mendengarkan pesan itu. "Guru, apa kau pikir…." Ia terdengar ragu untuk menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya. "Pangeran Xiao Tianyou berada di bawah pengaruh hipnotis?"

Ye Xiu sudah memikirkan tentang hal ini. Ini merupakan kemungkinan pertama yang muncul di dalam pikirannya ketika ia mendengar mengenai sikap aneh Xiao Tianyou.

"Ada kemungkinan untuk itu." Ia menyetujui pendapat Qi Xunyi.

Mereka berdua menjadi terdiam.

"Qi Xunyi, aku akan meninggalkan penduduk Greenhill bersamamu." Ye Xiu berdiri, namun ketika ia hendak pergi, ia menolehkan wajahnya kepada Qi Xunyi lagi dan menambahkan. "Bisakah kau menjaga adikku Ye Bai, juga?"

Seperti yang bisa dilihat, terkadang Ye Bai kehilangan pikiran jernihnya dan mengamuk ketika itu terjadi, khususnya jika sesuatu memancing ingatannya mengenai Ye Qing dan Su Zhang Li. Di waktu lain, ia akan cukup gila untuk memaksa semua orang memanggilnya dengan sebutan 'Paman Su' karena banyak anak-anak yang memanggil Su Zhang Li sebagai 'Bibi Su'.

"Tentu saja." Qi Xunyi berkata dengan tegas. "Aku akan menangani semua masalah disini."

Karena Qi Xunyi sudah merasa lebih baik ia bisa mulai untuk menghadapi masalahnya dengan serius. Terlebih lagi, tedapat sebuah masalah yang harus ia selesaikan dengan cepat.

Ternyata, Kaisar Kerajaan Azura telah menangkap orang-orang tidak berdosa dari Xinghe, mereka menghilang seltelah menangkapnya. Karena hal itu, banyak orang pergi dari garis perbatasan dan menuju ke Kerajaan Rockstone atau Kerajaan Zodasian.

Tidak hanya itu, hal yang anehnya lagi adalah; mereka hanya menangkap anak-anak remaja dan anak kecil sementara membunuh orang-orang yang lebih tua.

Hal ini mengganggu pikiran Qi Xunyi, bagaimana pun ia adalah keturunan kerajaan terakhir dan mereka semua adalah rakyatnya.

"Aku akan berangkat." Ye Xiu berkata sambil berjalan pergi bersama dengan Liu Wei yang mengikutinya di belakang.

***

Itu menghabiskan waktu lebih dari dua minggu bagi rombongan Xiao Tianyou untuk bisa mencapai Ibu Kota, karena tubuh Luna yang lemah, maka ia tidak bisa bertahan dalam perjalanan yang panjang. Mereka harus berhenti beberapa kali di hampir setiap kota yang mereka lewati.

Sesegera rombongan Xiao Tianyou sampai di gerbang utama Kerajaan Azura, kabar itu menyebar dengan sangat cepat sampai kepada Xiao Jun dan Xiao Zi di Istana.

Saat mereka mendengar bahwa Xiao Tianyou telah datang, ia merasa sangat bersemangat. Ini waktunya untuk mempermainkan kedua kakak beradik itu seperti boneka kain di dalam genggaman tangannya. Dengan cepat, ia memanggil orang kasim untuk memanggil Xiao Tianyou dan Xiao Jun untuk masuk ke dalam Istana. Ia tidak ingin menunggu lebih lama lagi untuk melihat bagaimana Xiao Tianyou dan Xiao Jun saling bertarung.

Setelah orang kasim menundukkan kepalanya dengan patuh dan meninggalkan ruangan, Modama muncul dari sebuah pintu di balik ruang kerja Kerajaan Xiao Zi dan terkekeh dengan sangat menyeramkan.

"Sangat bersemangat untuk memanggil mereka…" Modama berkomentar saat senyum mengerikan muncuk di bibirnya.

"Ini waktunya bagi mereka untuk mengerti bahwa mereka tidak seharusnya memancingku."

"Gong Xu memberitahuku bahwa para remaja dan anak-anak Kerajaan Azura sudah berkumpul di tempat yang telah ditunjukkan." Modama berkata sambil menuangkan minuman untuk dirinya sendiri. "Tapi, aku masih butuh lebih dari itu…"

Xiao Zi menyentakkan kepalanya ke arah Modama. "Semua anak-anak dan remaja itu setara satu Negara dan kau masih menginginkan lebih?" Xiao Zi memberikannya tatapan bertanya-tanya.

"Xinghe adalah Kerajaan yang kecil, bahkan tidak setara dengan sepertiga Kerajaan Azura. Terlebih lagi kau sudah gagal menahan mereka dari melarikan diri dari Kerajaan mereka yang runtuh, ditambah lagi dengan adanya seseorang di luar sana yang dengan secara rahasia mengamankan sisa dari penduduk Xinghe." Modama berkata dengan tidak puas. "Jumlah yang aku butuhkan saat ini, itu tidak cukup!"

Xiao Zi mengepalkan telapak tangannya. Ia tidak suka ketika ada seseorang yang mengkritik aksinya dan menunjukkan hal yang gagal ia lakukan.

"Apa yang akan kau lakukan kepada mereka?!" Ia betanya dengan nada yang monoton, berusaha dengan keras untuk menutupi kekesalannya.

Modama mendengus dan menghadapi Xiao Zi untuk bertatap mata ketika ia menjawab. "Aku akan membangun pasukan perang."

Nächstes Kapitel