"Ada apa?" tanya Takeyuki lagi, masih dengan wajah bingung. Mentalnya tidak dalam kondisi baik saat ini. Jadi, ia tidak bisa bertindak cepat seperti berteriak memanggil bantuan atau mengangkat Joon ke dalam untuk segera mendapat perawatan.
Dan Joon sudah memaklumi itu. Jadi, ia tidak terlalu berharap pada Takeyuki saat ini.
"Aku merasa sangat pusing, Sensei ...." Joon berbisik lemah. Matanya sudah terasa sangat berat dan setengah tertutup. Napasnya terengah dan putus-putus. Ia sudah menahan rasa sakitnya sejak tadi. Tapi sepertinya, tubuhnya tidak kuat menahan rasa sakit lebih dari ini. Ia sudah mencapai batas.
Takeyuki tidak melakukan banyak hal. Ia malah duduk di tanah berumput, tepat di depan tubuh Joon yang tertidur lemas di kursi panjang.
Tangan Takeyuki bergetar dan terulur untuk membelai ujung kepala Joon.
"Apakah sakit?" Takeyuki bertanya seperti anak kecil.
Joon memegang tangan Takeyuki yang berada di kepalanya. Ia menggeleng sambil tersenyum.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com