"Kau diam saja, berarti kau tidak tahu apapun kan, Tuan Akiyama? Kheh! Lucu sekali Anda. Anda menggembor-gemborkan diri, menyebut diri Anda sebagai 'otousan', tapi Anda bahkan tidak mengenal putra Anda sendiri." Jaya berucap lantang, masih merengkuh tubuh Joon.
Joon merasa terganggu dengan perdebatan itu. Bahkan, teriakan ayah dan otousannya hingga terdengar di alam bawah sadar Joon. Joon menghela napas dalam-dalam sebelum akhirnya ia memaksakan diri untuk membuka mata.
"Ayah ... Joon anak ayah," lirih Joon. Matanya membuka sedikit. Meski masih terasa berat untuk membuka mata, tapi Joon dapat mendengar teriakan mereka.
Jaya menepuk pipi Joon.
"Joon, kau sudah sadar, Sayang? Apa yang dilakukan orang Jepang itu padamu, eum? Kenapa kau bisa pingsan begini?" Jaya bertanya, panik. Di tengah kekhawatirannya, ia beberapa kali menatap tajam ke arah Takeyuki.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com