webnovel

Vlog Joon dan Gilang

Kenichi masih tercenung menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Ia masih mengenang kakaknya, Zenkyo.

Saat itu, pada akhirnya Kakak Zenkyo-nya memilih untuk menyerah dan merawat Takumi seorang diri. Karena ingin melupakan segalanya, Zenko juga mengubah identitasnya menjadi Zeni. Dan mereka pun berubah kewarganegaran menjadi warga Indonesia.

Zenkyo bekerja di cafe milik Kevin selama satu tahun. Kenichi sangat bangga bahwa memang Kak Zenkyo-nya itu adalah seorang barista yang hebat.

Namun, di saat hidup mereka sudah membaik dan Zenkyo mampu melupakan kepedihannya, tiba-tiba pria bejat yang sangat dibenci Kenichi itu muncul.

Pria itu membawa Zenkyo dan Takumi begitu saja tanpa sepengetahuan Kenichi. Kenichi begitu murka saat itu. Namun, ia menyadari sesuatu. Mungkin ini pilihan yang sulit bagi kakaknya untuk meninggalkan Kenichi. Ia perlahan memahami situasi yang dihadapi kakaknya saat itu.

Selama tinggal bersama pria itu, Zenkyo selalu rutin mentransfer uang untuk kebutuhan Kenichi. Walau pun mereka bertemu hanya satu bulan sekali, Kenichi sudah sangat senang melihat ia bahagia. Saat mereka bertemu, Zenkyo tak pernah cerita mengenai hubungannya dengan Takeyuki pada Kenichi.

Apa mereka sudah menikah?

Apa Takeyuki menyayangi Takumi dan Kak Zenkyo-nya? Kenichi benar-benar tak tahu semua itu.

Yang Zenkyo katakan selalu hanya,

"Hidupku sudah baik-baik saja, Kenichi-kun. Kau tak perlu khawatir. Hiduplah dengan bahagia, Adikku!"

Hingga suatu saat Kenichi tahu makna sebenarnya dari kata 'baik-baik saja' itu. Baik-baik saja itu sama artinya dengan ada sesuatu yang kakaknha sembunyikan. Dan Kenichi terlambat menyadari kata baik-baik saja yang kakaknya maksud itu.

Saat Zenkyo mengalami kecelakaan tragis, semuanya telah terbongkar. Memang dasarnya pria bejat sampai kapan pun ia tetap bejat menurut Kenichi.

Di saat terakhirnya, Zenkyo menceritakan semua yang dialaminya selama tinggal bersama pecundang itu. Kenichi merutuk, pria yang bersama kakaknya itu ternyata gila. Terkadang, pria itu sangat menyayangi Zenkyo, tapi terkadang ia tak segan untuk memukul Zenkyo.

Jadi, pantas juga kalau Kenichi menyebut pria itu gila.

Dan pesan terakhir kakaknya ialah,

"Jagalah Takumi, Kenichi! Kau mau berjanji pada kakak, 'kan? Jangan biarkan ada orang yang menyakitinya! Karena jika itu terjadi, kakak akan mengajak dia bersama kakak. Ke mana pun kakak pergi."

Dan kenyataannya, kini Kenichi telah gagal menjaga Takumi mereka. Namun, ia juga tak sanggup jika keponakannya itu harus pergi ke tempat Kak Zenkyo-nya berada.

"Maafkan kelalaianku ini, Kakak," gumam Kenichi di tengah lamunannya.

***

Huimang Internasional School.

Gilang sedang berada di atap sekolah saat ini. Ini adalah tempat favoritnya bersama Joon jika kabur saat pelajaran Matematika. Gilang adalah remaja yang susah bergaul dengan yang lain. Saat SMP dia pernah mempunyai band bersama Joon, Miryu dan Mario.

Mereka tergabung dalam band sekolah bernama 'The Crocodille'. Nama yang aneh, tapi dapat mencerminkan bagaimana sifat para personilnya.

Gilang mengambil ponselnya dan membuka beberapa video kebersamaannya dengan Joon saat SMP. Gilang menekan tombol 'play' pada salah satu videonya.

Dalam video itu memperlihatkan dua remaja berusia 11 tahun yang sedang bernarsis ria.

-play-

"A'ooo!" sapa remaja yang berkulit agak hitam

"Hasshhh sapaanmu sudah seperti Teletubies, Gilang! Kalau sapaan dari orang tampan seperti ini!

What's up, Guys! Kembali lagi bersama Arjun alias Joon yang ketampanannya sudah tingkat antariksa!" Joon menyahut.

"Cih! Yang ada nanti video kita gak ada yang ngelike, Joon! Semua akan dislike karena alergi lihat kenarsisanmu!" Gilang mencebikkan bibirnya.

"Woy, jangan bercanda kau, Lang! Kau tak tahu followers instagramku mencapai 900k? Apalagi hanya video seperti ini. Aku jamin yang nonton sampai jutaan nanti," tantang Joon.

"Iya 900k itu bukan 900.000 tapi 900kampret. Paling-paling yang follow akunmu juga orang-orang yang kampret, hahaha." Gilang tertawa, meremehkan.

"Aku merasakan hawa kecemburuan di sekitar sini. Tak usah menutupinya, Gilanh! Kamu iri 'kan pada followersku?" goda Joon yang membuat Gilang kesal.

"Ngg, sebenarnya memang iya. Followersku hanya 300 orang, itu saja kebanyakan temannya Kak Gibran dan sebagian teman arisan mama," akunya Gilang sembari tertunduk lesu.

"Bwahahahaha, malangnya nasib, Gilanb! Tenanglah, setelah ini kubelikan kau followers. Tapi saat ini jangan memasang wajah memelas  begitu! Itu menjijikkan, Lang!" sungut Joon yang semakin membuat temannya kesal.

"Astaga, kau memang kampret ya, Joon! Baru punya followers segitu saja bangga." Gilang menoyor kepala temannya yang menyebalkan itu.

"Hahaha, kalau kau marah seperti itu, semakin ketara kalau kamu iri padaku lho, Gilang." Joon menampilkan senyum angkuhnya.

"Asshhh lupakan itu! Ini kapan kita buat videonya?" gerutu Gilang beberapa saat kemudian.

"Baiklah, aku yang mulai duluan. Ini postingan pertama untuk vlog kamu, 'kan? Jadi, kau mengajakku agar banyak yang subscribe, nonton dan kasih like? Begitu, kan?" tuduh Joon.

"Astaga, belagumu itu bisa tidak dikurangi kadarnya, Joon?!" gerutu Gilang, tak terima.

"Nggak bisa! Hahaha, aku hanya bercanda, Kawanku. Jadi, ini mulai perkenalan dulu, kan ya?" tanya Joon.

"Iya, Kunyuk! Assh dasar! Lama!" bentak Gilang yang selalu saja emosi ketika di dekat Joon.

"Hai, Guys! Namaku Arjun, tapi lebih suka dipanggil Joon aja. Aku teman baik dari pemilik vlog ini. Konten ini berisi hal yang tak senonoh. Jadi silahkan diblockir saja akun gak guna ini! Terima kasih!" Joon berucap.

"Joon Kampret!!" Gilang berteriak, frustrasi.

"Hahaha, iya maaf. Aku hanya bercanda. Kau saja yang memulainya, Gilang!" putus Joon pada akhirnya.

-pause-

Sebuah suara langkah kaki terdengar semakin mendekat ke arah Gilang. Sesaat kemudian sudah ada pria kira-kira berusia 38 tahun yang duduk di samping Gilang. Dengan cepat, Gilang menoleh ke arah pria tersebut.

"Sensei!" pekik Gilang sambil menundukkan kepala. Itu adalah guru baru yang mengajar Bahasa Jepang di kelasnya. Beliau juga mulai menjadi wali kelasnya sejak beberapa hari lalu.

"Santai saja! Tak perlu tegang seperti itu, hmm?" ucap lelaki itu.

"Gilang. Nama saya Gilang, Sensei," sahut Gilang.

"Baiklah, aku hanya ingin mengobrol denganmu. Jadi tak perlu tegang seperti itu!" Lelaki itu tersenyum ramah ke arah Joon. "Oh iya, apa yang kau lakukan di sini, Gilang?"

"Maafkan saya, Sensei. Tapi saya merasa canggung jika duduk bersama Anda. Ini terasa kurang sopan bagi saya. Jadi, saya merasa gugup hehehe." Gilang berucap, takut.

"Hahaha, aku baru mengajar beberapa hari di sini. Jadi, aku butuh pendekatan dengan para muridku. Santai saja tak perlu tegang. Anggap saja aku pamanmu, Gilang!" ucap lelaki itu.

Gilang terdiam menanggapi setiap kata yang diucapkan gurunya.

Bahkan saat ini pun ia hanya menunduk, tak tahu apa yang harus ia lakukan. Dan pria itu pun mencoba mencairkan ketegangan di antara mereka.

"Oh iya, apa yang kau lihat sejak tadi? Sepertinya begitu menarik."

Gilang mengeluarkan ponselnya.

"Ah ini? Ini video lama saya bersama Joon, Sensei. Dia salah satu murid Anda juga, tapi seminggu ini dia tak masuk karena sakit," ucap Gilang yang kini mampu mengatasi kecanggungannya.

"Boleh aku melihatnya?" pinta guru lelaki berwajah khas Asia Timur itu.

Gilang sedikit tersentak. Ia segera menyembunyikan ponselnya.

"Jangan, Sensei! Ini video yang memalukan. Muka kami juga masih terlihat buluk," ungkap Gilang.

"Bukankah kau tak boleh mengabaikan permintaan gurumu, huh?" ucap lelaki itu.

"Baiklah, tapi saya terlalu malu saat ini. Jadi saya akan kembali ke kelas dulu, Sensei," putus Gilang.

Dengan terpaksa, Gilang akhirnya menyerahkan ponselnya. Sedetik kemudian, ia berlalu meninggalkan gurunya sendiri.

Guru Bahasa Jepang itu menatap kepergian Gilang. "Aku berharap Takumi dapat memilik kawan seperti sosok Gilang" Ia bermonolog.

Bersambung ....

Kosakata Bahasa Jepang :

-Sensei= guru

Nächstes Kapitel