webnovel

Home

Aiko saat mendengar perkataan muridnya itu sempat merasa sesuatu yang mengganjal dari dalam dirinya saat ini, bukan saja dia belum sempat meluruskan permasalahan dirinya yang mabuk kepada Zen, tetapi dia merasakan sesuatu hal yang tidak bisa dia jelaskan saat mendengar Zen sudah pergi.

Aiko sendiri akhirnya mulai beranjak dari tempat duduknya dimana dia mendengarkan semua kebenaran yang didengarnya dari muridnya tadi, dan akhirnya bersiap untuk memulai harinya sambil mengalihkan pemikirannya saat ini.

Disisi lain, Zen saat ini sudah berada jauh dari kota Ur. Saat ini Zen berencana untuk mencari tempat yang menurutnya aman dan akan berteleport dari sana menuju Alaska saat ini.

Zen memang sudah merencanakan kepulangannya menuju Alaska setelah memutuskan melihat efek racunnya bekerja pada Shimizu. Memang benar, Zen yang menanamkan racun tersebut kepada Shimizu, namun Zen sengaja membiarkannya terlihat seperti para iblis yang membunuhnya.

Bukan hanya itu, berita tentang seorang pahlawan berhianat, Zen jugalah yang menyebarkannya dibantu oleh Yue, Shea dan Tio. Mereka mulai menyebarkan beberapa gosip kepada penduduk ditempat ini, dan hasilnya menyebar dengan cepat.

Memang Zen berencana menghancurkan pihak gereja, walaupun jika dengan menggunakan kekuatannya sekarang Zen dengan mudah menghancurkan mereka, tetapi Zen saat ini akan memulai bermain halus untuk menghancurkan mereka.

Zen sudah mempunyai beberapa rencana saat ini, dan dia akan mulai saat dia sudah berhasil membawa keluarganya bisa bolak balik dari dunia ini dan dunia mereka.

Sebenarnya Ilwa selaku ketua guild Fuhren menugaskan misi baru kepada Zen, yaitu mengantarkan mereka kembali kekota Fuhren, namun Zen menolaknya karena dia mengatakan bahwa dia memiliki sebuah urusan yang harus dia selesaikan.

Ilwa mau tidak mau membiarkan hal tersebut, terlebih lagi Zen memutuskan setelah urusannya selesai, dia akan kembali kekota Fuhren untuk melakukan sesuatu.

Dan disinilah Zen mengendarai mobilnya bersama kelompoknya termasuk Tio sedang mencari tempat untuk mereka berpindah ke Alaska.

Tio sendiri akhirnya mengetahui asal – usul Zen yang berasal dari dunia yang berbeda, berkat informasi dari Yue dan Shea. Mereka memutuskan untuk memberitahukan informasi tersebut kepada Tio walaupun sangat rahasia, dikarenakan mereka melihat tanda awal Zen pada pundak wanita tersebut.

Zen juga merasa heran saat ini, mengapa tandanya sangat mudah muncul, namun Irene kembali menjelaskan, bahwa tanda awal muncul karena seorang wanita dengan tulus mencintainya.

Zen akhirnya tiba disebuah hutan, dia akhirnya memasukan kembali mobilnya kedalam penyimpanannya dan bersiap untuk kembali ke Alaska saat ini membawa semua orang termasuk Tio, yang menjadi hadiah spesial untuk Yui.

.

.

Di Alaska sendiri, seorang anak kecil akhirnya bangun dari tidurnya yang lelap dan mulai menguap sambil meregangkan tubuhnya yang mungil tersebut. Anak kecil itu yang merupakan Yui, lalu beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya menuju kedapur, tempat dimana para Mamanya bekumpul.

"Selamat pagi Yui, bagaimana tidurmu tadi malam?" tanya Yuna.

Memang Mamanya Yuna yang paling dekat dengannya, karena tugasnya memang merawatnya dan terus berada disisinya kapanpun. Namun begitu, dia tetap menyayangi semua Mamanya yang berada disini.

"Tidurku sangat nyenyak tadi malam Yuna Mama" balas Yui sambil menunjukan ekspresi imutnya.

Yui lalu mulai menyapa semua Mamanya yang berada disana saat ini. Mereka akhirnya mulai berkumpul dimeja makan dan memulai sarapan mereka. Tidak terasa pagi yang hangat itu akhirnya berakhir, setelah beberapa Mamanya mulai meninggalkan tempat ini.

Yui tidak merasa bersedih, karena masih ada beberapa Mamanya yang lain menemaninya saat ini, seperti Yuna, Aki dan Rinko yang saat ini meliburkan diri mereka saat ini.

Namun dari kejauhan, terdengar suara auman yang sangat besar. Yuna, Rinko dan Aki juga terkejut mendengar suara tersebut. Yuna dengan cepat meraih Yui dan menggendongnya saat ini dan bersama saudara perempuannya yang berada disana, mencoba mencaritahu suara apa itu sebenarnya.

Mereka sudah berada dihalaman rumah mereka saat ini, sambil melihat sekeliling area ini. Namun dari kejauhan sebuah siluet besar sedang meluncur kearah mereka berada saat ini.

"Bukankah itu..." kata Rinko terpotong setelah melihat siluet itu semakin dekat dengan kekediaman mereka.

"Kita harus bersembunyi" kata Aki kepada yang lainnya yang mencoba untuk tenang saat ini.

Namun saat mereka mencoba untuk beranjak dari sana, mereka akhirnya melihat siluet pria sedang melambaikan tangannya kearah mereka saat ini, yang sedang berada diatas sebuah siluet besar yang mengarah kearah mereka.

"PAPA!"teriak Yui.

Awalnya Yui sangat menentang bahwa Papanya akan meninggalkannya saat Zen akan berpegian kedunia yang baru saat itu. Yui sempat merajuk, namun Zen dengan berbagai cara mencoba untuk merayu putrinya tersebut.

Bisa terlihat ketidak relaan Yui agar Papanya itu tidak meninggalkannya sangat besar. Bahkan saat Zen mengorbankan dirinya dan memasuki dunia Underworld, Yui sangat terpukul dengan kejadian tersebut, dan memutuskan untuk selalu berada bersama Papanya tersebut.

Yui saat ini masih tersenyum melihat siapa yang datang kearahnya. Yui mulai memikirkan kenangannya saat percakapannya dengan Papanya itu dulu, saat hendak meninggalkannya untuk pergi kedunia yang baru.

"Jadi, apa yang harus Papa lakukan agar Yui mengijinkan Papa untuk pergi?" tanya Zen.

Yui yang saat itu sangat tidak menginginkan Papanya pergi hanya mendiaminya saja, tanpa menjawab satu pertanyaan apapun. Zen yang melihat itu hanya menghela nafasnya, karena selama ini, usahanya meyakinkan putrinya untuk merelakan dia pergi sangat susah.

Namun dia melihat beberapa buku cerita yang terdapat didalam kamar putrinya itu, Zen lalu membacanya sejenak dan sebuah ide muncul untuk meyakinkan putrinya tersebut.

"Yui, bagaimana Papa membawakan Yui Pegasus atau Unicorn atau Naga seperti yang ada dibuku ceritamu ini" kata Zen.

Yui mendengar hal tersebut, mulai luluh sejenak dengan rayuan Papanya, namun dia kembali bersikeras untuk tidak membiarkan Papanya pergi. Namun dengan bujukan yang terus dilancarkan oleh Zen, akhirnya Yui setuju dengan syarat Papanya itu harus membawakan salah satu hewan yang seperti dalam buku ceritanya.

Awalnya Yui sempat kecewa, bahwa Papanya sering kembali namun tidak membawa apa yang dijanjikan kepadanya. Bahkan dia sempat memberitahukan hal tersebut kepada Mama – mamanya.

"Bukankah Papamu selalu mewujudkan keinginanmu Yui? Mungkin saja Papamu sedang mengusahakannya sekarang. Jadi sabarlah oke"

Itulah yang selalu dia dengar saat menceritakan keresahannya kepada para Mamanya, dan akhirnya Yui memutuskan dengan setia menunggu Papanya menyelesaikan janjinya. Bahkan kedua Mamanya yang baru juga berjanji kepadanya untuk membantu Papanya itu.

Dan disinilah mereka, saat menunggangi seekor naga berwarna hitam terbang kearah Yui saat ini, dan mendarat dengan mulus didepan Yui yang saat ini digendong oleh Yuna.

Yui masih menatap Naga itu hingga Yue dan Shea turun dari atasnya, namun tidak dengan Zen yang masih berada diatas naga tersebut. Yui sendiri saat ini bingung, mengapa Papanya tidak turun dari atasnya.

"Apakah kamu tidak ingin menaikinya Yui?"

Nächstes Kapitel