webnovel

Perkenalan

Memang Zen mengijinkan Yue menggunakan nama keluarganya, karena itu tidak akan mejadi masalah. Kecuali dia berada didunia Naruto, dan itu mungkin akan menjadi sedikit masalah. Namun karena Yue merasa senang dengan itu, Zen akhirnya membiarkan Yue menggunakan namanya.

Saat ini, Yue mencoba untuk menggoda saudara – saudara perempuannya, karena menurutnya akan asik jika perkenalan mereka diawali dengan perselisihan.

"Ah.. kalau begitu, kami semua juga merupakan Istri dari Zen jadi salam kenal" kata Asuna, namun udara ditempat itu semakin intens, setelah melihat tatapan tajam dari para wanita Zen yang berada disitu dan Yue yang memprovokasi mereka.

"Perasaan saat aku menambah wanitaku, mereka baik – baik saja. Mengapa saat Yue menggoda mereka, mereka mulai membuat niat bermusuhan? Apa karena perbedaan dunia?" gumam Zen didalam hatinya.

"Hentikan kalian semua" kata Zen yang saat ini menggendong Yui, yang merasakan atmosfir yang aneh dari kediaman ini.

"Yue!" kata Zen.

"Hah.. padahal aku hendak melanjutkan menggoda mereka. Maafkan aku saudaraku semua. Namaku Yue, aku merupakan seorang putri Vampire" kata Yue sambil membungkuk.

"VAMPIRE?!!" teriak para wanita Zen yang mendengar perkenalan dari Yue itu.

"M-Mahsutmu Vimpire yang berada dinovel dan film – film yang menghisap darah manusia sebagai makanannya?" kata Silica.

"Hah.. Film? Novel? Walaupun aku tidak mengerti apa yang kamu katakan, tetapi tentang menghisap darah itu adalah benar" kata Yue.

Namun tatapan wanita Zen saat ini seperti tidak mempercayai perkataan wanita yang bersama Zen itu.

"Sepertinya mereka tidak mempercayaimu Yue" kata Zen yang saat ini mencoba untuk mengerjai wanitanya.

Mendengar ini Yue hanya tersenyum dan mengerti mahsut dari Zen tersebut. Tiba – tiba saja, Yue menjilati bibirnya dan dengan sekejap berada dibelakang Asuna dan mengeluarkan taring kecilnya dan menancapkannya pada bagian tengkuk leher Asuna.

Perbuatan Yue ini membuat semua wanita Zen yang lainnya dan Yui sangat terkejut karena kecepatan Yue sangat luar biasa, yang saat ini berada di belakang Asuna.

"Mm..Mm.." gumam Yue yang mulai menghisap sedikit darah dari Asuna.

"AHHHHHHHHH!!!!! D-DIA M-MENGHISAP D-DA-DARAHKU!!!!!" teriak Asuna yang panik karena merasakan darahnya mulai terhisap.

Bukan hanya Asuna, semua wanita Zen sangat terkejut mendengar teriakan Asuna dan melihat Yue yang menghisap darah Asuna, karena tetesan darahnya keluar sedikit dari mulut Yue.

Rinko yang mencoba tenang mencoba mengambil kursi dan akan memukul Yue, yang saat ini Lisbeth, Suguha, Aki dan Sinon mencoba menarik Yue untuk melepaskan dirinya dari Asuna yang saat ini mulai pucat karena ketakutan.

Silica dan Yuna sendiri, cuma berdiri gemetaran karena sangat ketakutan melihat bahwa benar wanita yang dibawa Zen itu merupakan seorang Vampire.

"Minggir kalian!" teriak Rinko dan mencoba memukul Yue menggunakan kursi yang dibawanya.

Namun Yue mengeluarkan hentakan kecil kekuatannya dan membuat wanita yang berada didekatnya terdorong mundur dan terduduk.

"B-Bawang putih.. ya bawang putih dan salib, cepat cari benda itu! benda itu merupakan kelemahan para Vampire" kata Yuna yang akhirnya menyuruh mereka mencari benda yang disebutnya sebagai kelemahan Vampire, yang dia ketahui dari novel dan film.

Sedangkan ditempat lain, Zen saat ini menyaksikan kejadian itu hanya terenyum, karena rencananya mengerjai wanitanya mulai berhasil.

"Papa! kenapa Papa membawa monster kesini" kata Yui yang akhirnya terhanyut dalam skenario Yue dan Zen itu.

"Tenanglah, lagipula dia merupakan Mama barumu" kata Zen.

"Tidak mau, Yui tidak mau Mama itu. Mama mana yang menyakiti Mama Yui yang lainnya" kata Yui yang saat ini menyaksikan Asuna, yang terlihat sangat ketakutan.

"Tenanglah, Mamamu itu sedang mencoba mengakrabkan diri mereka masing - masing" kata Zen yang menenangkan putrinya, yang mencoba untuk turun dari gendongan Zen dan mencoba membantu Mamanya itu.

"Benarkah?" tanya Yui.

"Iya, tunggu saja. Lagipula kalau terjadi sesuatu, Papa akan menyelamatkan Mamamu itu" kata Zen.

Disisi lain, Lisbeth sudah membawa beberapa bawang putih yang diambil dari dapur dan melemparkannya pada Yue. Lemparan itu memang mengenai Yue, namun Yue seakan tidak bergeming akan tindakan tersebut.

"Apakah harus bersama salib?" kata Silica kemudian.

"Z-ZE-Zen t-tolong aku" kata Asuna yang saat ini sangat takut.

"Baiklah cukup Yue" kata Zen.

Yue lalu mencabut kedua taringnya dan menjilat sisa darah yang berada pada bibirnya. Sebenarnya Yue hanya menancapkan giginya dan menghisap sedikit darah Asuna, untuk mencoba menakutinya.

"Mmmm.. walaupun tidak seenak darah Zen, tetapi lumayan enak darahmu saudara perempuan" kata Yue. Asuna lalu terduduk ditempat itu sambil memegang tengkuk lehernya bekas gigitan dari Yue itu.

Yue sendiri mencoba menatap saudara perempuannya yang lain sambil mengeluarkan senyum jahatnya, seakan mencari mangsa selanjutnya. Para wanita yang lain mulai menelan silvananya, sedangkan Silica langsung terduduk karena ketakutan.

"Yue sudah cukup, mereka sudah sangat ketakutan" kata Zen sambil menepuk kepala Yue pelan.

Yui sendiri mencoba mendekat kearah Mamanya Asuna yang saat ini masih terbayang dengan kejadian tadi, setelah memohon untuk turun dari gendongan Papanya.

"Apakah Mama sudah akrab dengan Vampire itu?" tanya Yui polos.

.

.

Akhirnya mereka sudah berkumpul diruang keluarga saat ini. Seperti biasa, Yui akan berada dipangkuan Zen dan Yue penyebab semua penghuni ditempat ini ketakutan berada disebelahnya sambil tersenyum manis.

Sedangkan diseberang mereka, para wanita Zen saat ini masih ketakutan dengan kehadiran Yue tersebut.

"Sepertinya kita tidak perlu mencoba mengerjai mereka Yue. Mereka sekarang takut kepadamu" kata Zen.

"Hihi" Yue mulai tertawa.

Namun suara tawanya itu, membuat semua wanita Zen mulai kembali takut kepada Yue.

"Tenanglah kalian, Yue merupakan saudara baru kalian" kata Zen.

"Apa mahsutmu Zen, membuat monster itu menjadi wanitamu?" kata Aki yang tidak habis pikir dengan pikiran Zen. Mereka tahu Zen seorang playboy, tetapi tidak Vampire juga diincarnya, kata mereka didalam benak mereka masing – masing.

"Hahahaha" Zen ikut tertawa.

"Apa yang lucu Zen! Dia hampir membunuhku dengan menghisap darahku" teriak Asuna.

"Maafkan aku saudara perempuanku, sepertinya tindakanku berlebihan. Dan untuk kalian semua juga mohon maafkan aku" kata Yue sambil menunduk.

Tindakan itu membuat para wanita Zen bingung, namun Zen mulai menjelaskan dengan perlahan tentang Yue, dan membuat mereka bisa menerimanya saat ini.

"Apakah semua itu benar?" tanya Rinko setelah mendengar penjelasan dari Zen.

"Iya, walaupun Yue bertahan hidup dengan menghisap darah, tetapi dia bisa memakan makanan manusia jadi tenanglah. Lagipula dia hanya menghisap sedikit dari darah Asuna tadi" kata Zen.

"Tetapi aku merasakan, dia banyak menghisap darahku" kata Asuna.

"Ah.. maaf aku mengunakan kemampuanmu untuk mengelabuhimu" kata Yue.

"Jadi Vampire Mama, mempunyai kekuatan seperti Papa?" tanya Yui.

"Tentu saja, tetapi Papamu lebih kuat" kata Yue.

Akhirnya suasana ditempat itu mulai cair, setelah Zen mencoba meyakinkan mereka bahwa apa yang dilihat mereka tadi adalah candaan. Yue sendiri akhirnya mencoba mengobrol dengan yang lainnya, dan akhirnya malam ditempat itu dilewati dengan penyambutan keluarga baru mereka.

Nächstes Kapitel