webnovel

8

"Aku merindukan mu"

Hasrat ku mulai memuncak kemudian dia mencium bibir ku kami pun berciuman untuk waktu yang singkat kemudian aku tersadar dan mendorong nya hingga terjatuh di atas ranjang. Menyebalkan sekali.

"Juna! Tidak bisakah kau berlaku lembut dengan ku!" Bentak nya.

"jangan main-main sekarang sebelum aku memanggil satpam dan melakukan kekerasan" ujar ku sambil membalikkan badan sebenarnya aku menginginkan itu tetapi aku tidak bisa melakukan itu dengan nya lagi.

"Oke baiklah-baiklah aku tidak akan mengganggu mu" ujar nya pergi menuju kulkas kemudian mengeluarkan minuman dan duduk di meja makan

Aku segera mengenakan baju ku kemudian duduk dengan nya di meja makan.

Aku memakan makanan yang Aletta bawakan tadi dia terus saja memandangi ku seperti seorang harimau yang siap menerkam mangsa nya. Setelah selesai aku bersiap berangkat ke kampus karena aku ada jam mengajar pukul 9.30 AM

"Biar aku antar" ujar nya juga ikut berdiri dari meja makan

"Aku akan pergi sendiri "ujar ku lagi pergi keluar meninggalkan apartement ku, dia masih mengikuti ku sampai ke parkiran. Sesampainya di parkiran kulihat ban mobil ku kempes

"Sial! Kenapa bisa kempes ucap ku dengan kesal. Aku menoleh ke arah Aletta dia tersenyum sambil memutar-kunci mobil nya. Akhirnya aku pun menerima tawaran nya dan kami pun pergi melaju menggunakan mobil Aletta.

Di perjalan aku menelfon montir agar mengambil mobil ku di apartement yang kuncinya sudah ku titipkan pada satpam di apartement ku.

"Baiklah, tolong di perbaiki dengan cepat " ujar ku sambil mematikan telfon itu.

Sesampainya di kampus aku turun dari mobil nya Aletta kemudian Aletta membuka kaca mobilnya dan memanggil ku dengan sangat keras

"Sampai jumpa sayang, nanti aku jemput" ujar nya melambaikan tangan dan menutup kembali kaca mobilnya. Aku terperanjat kaget melihat aksi nya yang mulai kelewatan di tambah lagi mahasiswa pada melihat ku dan berbisik-bisik

"Sial!" Ujar ku kemudian berlalu menuju ruangan ku.

Rara's pov

Tiba tiba mobil merah melaju dan berhenti tepat di depan ku kemudian ku lihat seorang pria turun dari mobil itu dan teryata itu sir Juna. Lalu siapa wanita itu? Apakah itu kekasihnya? Ternyata dia sudah memiliki kekasih pantas saja, terlebih kekasih nya sangat cantik dan stylish gumam ku.

"Rara!" Ujar pria yang muncul dari belakang menyapa ku.

Ternyata itu Austin

"Hay Austin" aku menyapa nya kembali dengan senyuman

"Kekelas?" Tanya Austin

"Eung" jawab ku kemudian kami berjalan menuju kelas.

Sesampainya di kelas aku membuka loker ku dan ingin mengambil buku-buku pelajaran di dalam nya betapa terkejutnya ketika ku buka loker ku ternyata ada foto-foto ku yang tegrantung di dalam loker dan terdapat bercak darah.

"Aaaaaaaaaa!!!!" Jerit ku dengan keras. Austin yang berada di samping ku juga kaget melihat kejadian itu aku pun syok dan hampir tidak sanggup berdiri

"Rara" ujar Austin menahan tubuh ku yang hampir terjatuh dan aku merasa tubuh ku mulai lemas kemudian aku pun tidak sadarkan diri.

Juna's pove

Di kantor ku dengar para dosen sedang membicarakan hal serius, sesekali terdengar nama Raina Maxwell di sebut aku pun penasaran dan bertanya dengan profesor martin

"Ada apa prof?" Tanya ku heran.

"Ada yang sedang meneror mahasiswa kita, Raina Maxwell dari mahasiswa bisnis tahun ketiga" ujar nya memberitahu

Mendengar itu aku langsung berlari menuju kelas ketika sampai di kelas ku lihat mahasiswa sedang berkumpul melihat loker nya Rara kemudian aku berlari mencari Rara yang ku dengar sudah di bawa ke UKK (Unit Kesehatan Kampus) aku berlari dengan cepat aku takut akan terjadi sesuatu dengan Rara.

Sesampainya di sana ku lihat ada Austin yang duduk di samping nya dan menggenggam tangan Rara dengan ekpresi cemas jadi ku putuskan untuk menunggu nya di luar karena tidak ingin mengganggu mereka dengan sesekali mendongak ke jendela memastikan apakah Raina sudah siuman.

Tiba-tiba Austin keluar dari ruangan itu

"Sir? Anda disini? " Tanya nya yang melihat ku mondar mandir dari tadi

"Bagaimana keadaan nya? Apa perlu di bawa kerumah sakit? " Tanya ku dengan nada cemas

"Raina sudah siuman sir" balas Austin menenangkan

Aku menarik napas dengan lega, syukur lah tidak terjadi apa-apa.

"Ingin melihat raina di dalam sir?" Tawar Austin kepada ku.

"Ah tidak saya mau kembali ke ruangan saya tadi hanya mampir sebentar memastikan keadaan mahasiswa " ujar ku mengalihkan

Austin hanya mengangguk paham.

Kemudian aku pun membalikan badan dan pergi kembali ke ruangan ku.

Sambil berjalan aku memikirkan siapa yang berani meneror Rara terlebih di dalam kampus? Apakah pria yang dulu hampir melecehkan Rara? Pasti dia salah satu dari mahasiswa disini ujar ku yakin dan bergegas ke ruang monitoring pasti kamera CCTV menangkap sesuatu yang bisa di jadikan petunjuk.

Sesampainya di ruang monitoring aku meminta pengawas untuk membuka file di kelas bisnis setelah beberapa jam mencari-cari akhirnya kami menemukan video itu yang terjadi pada hari sabtu sore seorang pria dengan sweater hitam dan memakai topi hitam berjalan memasuki kelas terlihat tangan kanan nya memegang sesuatu ternyata itu foto Rara kemudian membuka loker Rara dan memasukan foto itu.

Tetapi ada yang menjanggal kemudian aku meminta untuk menghentikan video itu dan ku lihat pria itu mengenakan gelang

"Pak coba di zoom" ujar ku kepada penjaga itu

Kemudian terlihat gelang itu bertulis kan health. Kami tidak bisa melihat persis bagaimana wajah nya karena tertutup oleh topi hitam nya.

"Health?" Gumam ku sambil mengernyitkan dahi dan memikirkan siapa pria ini?

Author

"Jangan beri tahu mama dan papa tentang kejadian ini" ujar Rara menggenggam tangan Yasmin. Yasmin marah melihat keadaan sahabat nya bisa seperti ini tetapi terpaksa mengiyakan keinginan sahabat nya itu

"Kau ingin pulang?" Tanya Yasmin karena tidak memungkinkan keadaan nya jika ingin tetapi mengikuti kuliah hari ini.

Rara mengangguk nurut mendengar tawaran dari Yasmin.

Rara berdiri dari tempat tidur itu dan di bantu oleh Austin dan Yasmin mereka memopoh Rara masuk kedalam mobil Yasmin.

Dari kejauhan Juna mengikuti dan memperhatikan Rara karena tidak mungkin baginya untuk bertindak lebih intens menolong Rara dia harus menjaga jarak.

Kemudian juna merogoh ponsel di saku nya dan menelfon seseorang yang ia ketahui dapat mencari tahu latar belakang seseorang dan itu sangat ia perlukan dalam mencari tahu siapa pria brengsek ini.

"Halo " juna pun berbicara panjang lebar dan sesekali menganggukkan kepala bertanda bahwa ia mengerti apa yang di bicarakan lawan bicara nya

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!

Nächstes Kapitel