Naura merasa tulang-tulangnya patah. Kakinya gemetar ketika menapaki lantai yang dingin. Ken mengecup punggung naura dan tangan nakalnya merasa perut Naura.
"Mau ke mana?" tanya Ken sembari berbisik.
"Aku harus mandi," kata Naura.
Ken menyeringai. Naura yang telanjang masuk ke dalam kamar mandi. Ken hanya menatapnya tanpa berkedip.
"Aku ingin menyusulnya. Sial!" gumam Ken.
Srashhhhh... Srashhhh... Srashhhh...
Suara shower menggelitik telinga Ken. Dipagi hari, Ken begitu bergairah. Miliknya sudah mengacung ke atas, menegang tinggi.
"Sialan! Sakit!"
**
Naura tertatih-tatih berjalan beberapa langkah. Perih dipangkal pahanya, juga sakit disekujur tubuhnya. Naura segera menyegarkan diri dengan air dingin. Ia benar-benar tidak bisa tidur dalam kondisi tubuhnya yang lengket.
"Sialan! Bagaimana bisa dia melakukannya dengan sangat kasar. Aku kira, aku sudah mati," gumam Naura.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com