Delice mendatangi divisi pemasaran dengan raut wajah yang sangat tidak bersahabat. Ekspresinya jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan Ken ketika marah.
"Apa kalian sudah tidak memiliki rasa hormat lagi padaku?" tanya Delice.
"Kalian sungguh tidak ingin lagi bekerja di sini?" teriak Edwin sebelum Delice melempar daun pintu ke arahnya.
"Maaf, Tuan. Kami semua sudah dipecat oleh Dirut," jawab ketua divisi.
"Keputusan yang begitu bijak," sahut Delice.
"Maafkan kami, Presdir!"
"Akan aku maafkan kalau dalam 20 menit, pekerjaan kalian selesai dan serahkan padaku tanpa terlambat sedetikpun!"
Delice beranjak pergi untuk masuk ke dalam ruangannya. Sebelum itu, Delice menunggu Edwin untuk membicarakan beberapa hal.
"Edwin, siapkan ruang meetung sekarang!"
"Ruang meeting sedang digunakan, Tuan!"
"Digunakan Ken? Ruang meeting tidak hanya ada satu ruangan. Jangan mencoba kabur dari tanggungjawabmu!"
'Kenapa dia perasa sekali?' batin Edwin.
***
Tuk... Tuk... Tuk...
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com