Naura masih bingung dengan sikap Delice yang tiba-tiba menceritakan semua itu. Naura juga tidak memahami kenapa Delice mendatanginya dengan ekspresi wajah yang sangat putus asa.
"Delice, aku sudah mengatakan padamu kalau kau tidak perlu memaksakan dirimu untuk menceritakan semua ini," ucap Naura.
"Aku ingin kau mengetahui bagaimana buruknya aku. Apa aku masih pantas untuk kau cintai?"
"Pantas atau tidak, bukankah tidak bisa di lihat dari masalalu?"
Delice kemudian duduk di sebelah Naura. Tangannya menyentuh pipi Naura yang masih memar.
"Delice, kau akan membangun masadepan bersamaku, bukan? Atau kau akan terus mengajakku untuk hidup dengan alur mundur?" tanya Naura.
Delice tidak menjawabnya. Moodnya benar-benar sangat buruk. Delice hanya mencium kening Naura lalu pergi meninggalkan Naura tanpa kata.
"Sebenarnya, ada beban apa sampai membuatmu lemah tidak berdaya?" batin Naura.
***
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com