webnovel

16. Insiden Pesta Dansa 2

"Kakak Der!"

"Pergi!" ucap Delice dengan dingin pada seorang gadis kecil yang baru saja menghampirinya.

"Kak Der..."

"Jangan buat aku bicara dua kali!" bentak Delice.

Gadis kecil itu terlihat begitu sedih dengan tanggapan Delice yang sedikit kasar padanya.

"Bagaimana bisa, ada gadis kecil di pesta dansa seperti ini?" batin Naura.

"Delice, sudah ya. Kau harus menetralkan dirimu!" ucap Naura sembari mengelus tangan Delice yang berada disisi kananya.

"Hallo, Tuan Delice!" sapa Tuan Max.

"Selamat malam, Tuan Max!" Delice menjawab sapaannya namun tidak menerima uluran tangan Tuan Max yang mengajaknya bersalaman. Delice memilih untuk memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"Dasar sombong!" batin Tuan Max.

"Baiklah, Tuan Delice! Selamat menikmati pestanya!" ucap Tuan Max.

"Dia akan menjadi targetku malam ini karena sudah merugikan perusahaan. Aku membutuhkan bantuanmu, sayang!" bisik Delice pada Naura.

"Bantuan apa?" Naura sedikit takut dengan rencana Delice yang tidak di ketahuinya.

"Kau akan tahu nanti!"

***

Naura menikmati angin malam di luar ruangan kapal pesiar. Delice sibuk dengan menyapa rekan bisnisnya. Loid mendampingin Delice dan Naura di jaga oleh Ken. Tidak ada sepatah katapun yang terucap karena rasa canggung di antara mereka yang terjadi tanpa sebab.

"Maaf, Nyonya! Pakai ini supaya tidak dingin," Ken memakaikan jas yang di pakainya ke pundak Naura.

"Jangan!" Naura menepis jas yang hampir saja menghangatkan tubuhnya. "Jangan lakukan itu lagi, maaf!" imbuhnya.

Naura melihat sekeliling dari kiri ke kanan dan semua penjuru. Jantungnya berdegub dengan sangat hebat. Tubuhnya mulai gemetar merasakan ketakutan yang menguasai dirinya.

"Bagaimana ini? Apa Delice melihatnya? Apa dia akan menyiksaku lagi?" batin Naura yang di penuhi dengan ketakutan.

"Nyonya, maaf kalau Anda tidak menyukainya," Ken memungut jasnya yang sudah tergeletak di atas lantai.

"Iya, aku baik-baik saja," jawab Naura.

"Nyonya, sebaiknya kita masuk ke dalam. Di luar sangat dingin, wajah Nyonya juga sudah pucat," ucap Ken.

Saat sampai di dalam ruang pesta, terjadi sedikit keributan. Delice kalah dalam permainannya dan Naura menjadi jaminan. Delice mengedipkan sebelah matanya sebagai sebuah kode bahwa rencananya akan di mulai.

"Tolong jangan sakit hati," bisik Delice.

"Tuan Max, kau ternyata penasaran sekali ya dengan wanita yang pergi bersamaku," seru Delice.

"Aku selalu penasaran dengan wanita manapun yang sudah Anda cicipi."

"Gila! Aku harus berurusan dengan pria hidung belang seperti ini?" batin Naura.

Setelah merasakan sebuah ketakutan, sekarang tubuh Naura merasa merinding karena Tuan Max menatapnya dengan sangat bernapsu. Naura terus menatap Delice tapi Delice tidak melakukan tindakan apapun.

"Bawalah sesuai janjiku. Kalau aku kalah, kau boleh membawa dan bersenang-senang selama kau mau, Tuan Max."

Tuan Max berjalan mendekat ke arah Naura. Tangannya memegang dagu Naura dan hendak menciumnya.

PLAKKKKK

Naura menampar Tuan Max sangat keras. Delice benar-benar membuatnya takut karena tidak memberitahunya secara detail. Naura hanya membaca kode mata dari Delice yang tidak di yakini analisanya benar ataupun salah.

"Wahhhh... Ternyata gadis yang di pilih Tuan Delice tidak main-main ya. Sangat galak dan membuatku tertantang," seru Tuan Max sembari mengelus-elus pipinya yang terasa panas.

"Aku tidak akan sudi untuk ikut denganmu. Tuan Delice, Anda juga tidak berhak menjualku!" bentak Naura.

Tuan Max seperti tidak sabar untuk bersenang-senang dengan Naura. Tuan Max mengangkat tubuh Naura di pundaknya.

"KYAAAA... Lepaskan aku! Dasar tidak waras! Aku tidak mau ikut dengan bandot tua sepertimu!" Naura meronta-ronta dan memukul-mukul punggung Tuan Max.

PLAKKKKK

Tuan Max memukul bongkahan pinggul Naura dengan keras. Delice geram dan mengepalkan tangannya melihat Tuan Max berani menyentuh miliknya.

"Tahan... Biarkan dia masuk ke dalam kamar, kita bisa mengadilinya!" ucap Loid.

Delice menahan rasa geramnya dan memerintahkan Loid untuk membersihkan jalan menuju kamar yang akan Tuan Max pakai. Tuan Max tidak akan mungkin pergi tanpa sebuah penjaga di sekitarnya.

***

BRUKKKKK

Tuan Max menjatuhkan tubuh Naura ke atas ranjang mewah yang berada di dalam kapal pesiar. Dengan sangat bernafsu, Tuan Max melepaskan jas, dasi dan juga kemejanya, menampakkan tubuh bagian atasnya yang tidak kalah dari Delice.

"Mari kita senang-senang, sayang!" godanya. "Wanita yang dekat dengan Delice, tidak mungkin polos dan lugu. Ayo, tunjukan padaku bagaimana liarnya kau saat melayaninya!" imbuhnya sembari mencium rambut Naura.

"Jangan bermimpi!" Naura mendorong Tuan Max dan berusaha melarikan diri. Kakinya yang belum sepenuhnya bisa berfungsi dengan baik, membuat Naura kesulitan untuk melawan.

"Kalau aku sudah katakan ingin kau melayaniku, seharusnya kau layani aku!" bisik Tuan Max setelah berhasil meraih tubuh Naura dalam dekapannya.

"Delice, rencana apa yang kau siapkan? Kenapa kau menugaskanku dengan tugas yang sangat sulit?" batin Naura,

"Berhenti! Jangan menyentuhku!" teriak Naura.

Tuan Max mengikat tangan Naura, alat satu-satunya yang di pakai untuk melawannya. Tuan Max mulai menurunkan resleting gaun yang di pakai Naura.

"Brengsek! Apa kau tuli? Aku sudah katakan kalau aku tidak sudi untuk melayanimu!" teriak Nuara.

Tuan Max turun dari tubuh Naura yang di tindihnya dan mengambil wine lalu menuangnya di dalam gelas. Tuan Max memasukkan sesuatu ke dalam wine. Setelah larut, Tuan Max mencengkram rahang Naura dengan kuat dan memaksanya membuka mulut.

"Minum! Minum sampai habis, setelah itu kau yang akan datang padaku! Hahahaha" serunya dengan sangat puas.

"Emmmm... Emmmm... Emmmm..." Naura berusaha tidak menelannya tapi Tuan Max menutup hidung Naura sehingga mau tidak mau, Naura harus menelannya.

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

Tuan Max duduk manis sembari menikmati wine. Matanya manatap tubuh Naura yang sexy.

"Hanya membutuhkan waktu 1 menit, kau akan menjadi wanita penggoda seutuhnya!" bisik Tuan Max.

"Panas... Kenapa ruangan yang dingin terasa sangat panas? Obat apa yang di berikan pria tua ini padaku?" batin Naura.

Ada sebuah gejolak yang membuat Naura harus menahannya dengan ekstra supaya kesadaran dirinya tidak hilang. Keringat dingin mulai keluar dari tubuh Naura karena Naura harus menahan efek obat yang membuatnya hampir gila.

"Bagaimana sayang? Apa kau sudah menyerah untuk melawan efek obatnya?" Tuan Max menepuk-nepuk pipi Naura.

"Aku akan menahannya sampai mati. Aku sama sekali tidak sudi melayani pria tua sepertimu!" teriak Naura.

PLAKKKKK

"Kau hanyalah sebuah boneka yang di pakai Delice sesuka hatinya dan akan di buang setelah dia merasa bosan. Aku bisa melakukannya lebih kuat dan lebih lama di bandingkan pria brengsek itu," balas Tuan Max.

"Kau mengatakan dia brengsek, sedangkan kau sendiri pria tidak bermoral!" seru Naura.

"Sialan! Obatnya sudah hampir menelan setengah dari kesadaranku," batin Naura.

"Jangan banyak bicara, mari kita mulai saja untuk bersenang-senang. Aku tidak tega melihatmu yang menahan hasrat seperti ini. Bibirmu mengatakan tidak, tapi tubuhmu berkata lain," bisik Tuan Max sembari memainkan telunjuknya di wajah Naura, di bibir dan semakin turun hingga leher.

BBRAAAAKKKKKKKKKKKKKKKK

***

Jangan lupa follo ig sabrina_angelitta

Jangan lupa juga untuk mampir ke "JANDA MUDA" written by MAITRA_TARA

Happy reading

Nächstes Kapitel