"Kenapa masih di pikirin?"
Freya menoleh sambil membuang napas kasar. Dia melipat kedua tangannya di depan perut. "Aneh aja," gumam Freya, cewek itu menatap lurus dan melanjutkan, "padahal mereka cuma ikut buat perang, ga ada yang nyuruh buat benci." Jelasnya.
Richo tersenyum simpul. "Itu urusan mereka. Kamu udah ga perlu buat mikirin hal yang ga penting. Aku juga ga peduli kalo banyak yang benci 'pun." Richo memang menerima apapun dari orang lain. Asal dia bisa menjaga diri dan melindungi Freya saja sudah membuatnya merasa berguna. Richo tidak lagi memikirkan hal di luaran yang hanya bisa membuat pening kepala saja.
"Tetep aja, mereka ga berhak buat benci seseorang tanpa kejelasan!" Freya masih menentang. Dia memang sudah tidak suka sejak dulu, namun Arkan yang meminta agar mereka tetap berteman dan menjadi geng. Arkan penyebab semua terjadi juga. Freya benar – benar sudah di bodohi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com