Axelle menopang dagu saat bertemu dengan pangeran sekolahnya yang sedang tersenyum. Cowok itu seperti tidak menyangka juga karena sang pangeran kini telah ada di hadapannya sekarang.
"Kenapa lo liatin gue? Terpesona?" Lontaran itu yang selalu terdengar di telinga Axelle.
"Iya." Cowok itu tidak mengelak, "gue aja terpesona, apalagi ... Freya."
Richo tertawa guyon. Axelle memang pandai membuat hati seseorang senang di awal. Terlalu pintar dan cerdik walau bukan di pelajaran sekolah, Axelle lebih cerdik dari pikiran picik lainnya.
"Kenapa lo balik? Padahal di sana lebih banyak cewek bule di banding Freya yang harus lo paksa buat peka." Axelle tersenyum lebar.
Richo duduk di hadapan cowok itu. "Gue emang pengennya gitu." Cowok itu bahkan tidak mengelak.
Axelle menautkan alis, "Terus ngapain balik lagi? Usaha lo buat dapetin Freya bakal sia – sia juga kali." Ucapan itu terlalu membuat Richo semakin membuang waktunya saja.
"Hati gue yang mau, bukan diri gue."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com