webnovel

HARUS DIPAKSA

Wajah Donny memucat mendengar permintaan Ifa. Gawat, gue kan cuma mau senang-senang malah disuruh ngawinin dia. Tanpa banyak kata Donny meninggalkan Ifa. Rizky bernafas lega. Ia pun melangkah mendekati meja Ifa dan dengan sengaja duduk di sampingnya kemudian memeluk bahu Ifa.

"Kalau tuh cowok nggak siap menghalalkan elo, biar gue aja yang menjadikan elo kekasih halal," ucap Rizky dengan suara kencang sehingga membuat Donny dan teman-temannya menoleh. "Ayo yang, siang ini juga kita ke KUA."

Para anggota GCK terkikik melihat kelakuan Rizky.

"Elo kok nggak bilang kalau mau jemput? Untung matkul gue hari ini sudah selesai." Ifa berkata kesal.

"Sengaja. Biar surprise. Gue mau ajak elo dan ciwi-ciwi ini makan siang di mall."

"Hayuklah bang," Onit, Meta dan Cilla langsung siap-siap berdiri. Sementara Ifa dan Alana hanya tersenyum melihat kelakuan teman mereka.

"Kalo gratisan aja cepat banget." Ledek Ifa. Akhirnya mereka pun meninggalkan kantin. Sementara itu Rizky tidak melepaskan pelukannya.

Saat melewati meja Donny, Rizky berhenti, "Sorry bro, gue aja yang halalin dia ya."

Donny pura-pura tidak mendengar, sementara teman-temannya mentertawakannya. Setelah keluar kantin, Ifa melepaskan pelukan Rizky di bahunya. Rizky langsung menggandeng tangan Ifa.

"Eits, nggak boleh protes. Gandengan kan nggak dilarang. Lagipula gue peluk elo kan cuma biar elo nggak diganggu sama cowok-cowok itu."

"Tenang bang Chico, ada kita yang jagain bini lo. Lagipula elo dah lihat sendiri kan gimana si Ipah bikin tuh cowok kabur."

Rizky tersenyum mengingat kejadian tadi. Iyalah, siapa sanggup menghadapi kekoplakan Ifa and the gank.

⭐⭐⭐

"Ada apa sih kok tiba-tiba traktir kita?" Tanya Ifa sambil menikmati ayam penyet super pedas.

"Skripsi gue sudah disetujui. In syaa Allah dua minggu lagi gue bisa sidang."

Para anggota GCK langsung mengucapkan selamat kepada Rizky. Sementara Ifa hanya cuek sambil terus menikmati makanannya.

"Ipah, kok elo diam saja sih?"

"Trus gue harus gimana? Loncat-loncat? Teriak-teriak? Guling-guling? Atau joget-joget?"

Rizky tersenyum kecut mendengar ucapan istrinya. Ucapan yang membuatnya teringat saat ia mengajak Ifa menikah untuk memenuhi impian emak.

Flashback on

Babang Chico: Pah, nanti sore jalan yuk.

Ifa: Tumben lo ngajak jalan

Babang Chico: Ada yang gue mau omongin.

Ifa: Elo yang minta ijin sama emak babe ya

Babang Chico: Sebelum gue ngomong ke elo, gue sudah ijin sama emak babe.

Ifa: Boleh ajak anak-anak nggak?

Babang Chico: Ya janganlah. Ini ada hal serius yang mau gue omongin sama elo.

Ifa: Hmm... okelah. Gue tunggu elo di depan rumah.

Sore itu mereka berdua duduk berhadapan di cafe.

"Ada apa sih elo ngajak ketemuan. Tumben banget. Biasanya elo sibuk."

Rizky cuma bisa nyengir. "Sorry, bukan gue sok sibuk, tapi emang sibuk beneran. Gue kan sekarang juga gawe."

"Pah, emak sudah ngomong belum sama elo?"

"Tiap hari juga dia ngomong sama gue. Kita kan tinggal serumah, masak kagak ngomong."

"Bukan ngomong biasa maksud gue."

"Perasaan emak gue dari jaman gue brojol ke dunia emang nggak pernah biasa ngomongnya."

"Bukan itu maksud gue...."

"Ya jelasin dong maksud elo gimana. Nggak usah muter-muter. Pusing kepala lo kalo pake muter-muter dulu."

Rizky menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Musti to the point nih kalo ngomong sama cewek ini.

Setelah berdehem membersihkan tenggorokannya. "Pah, kawin yuk."

Ifa yang sedang meminum es coffee latte langsung tersedak. Rizky segera memberikan tissue untuk mengelap kopi yang tumpah.

"Bang Rizky yang konon katanya ganteng kayak Chico Jericho, sore-sore gini nggak usah bercanda deh. Nggak lucu tau."

"Gue kagak bercanda Pah. Gue serius ngajak elo kawin."

"Harus banget ya ngajak kawinnya dadakan begini? Lagian kita kan nggak pacaran, kok tiba-tiba elo ngajak kawin."

"Emang elo nggak senang diajak kawin?"

"Terus gue harus gimana? Loncat-loncat? Teriak-teriak? Guling-guling? Atau joget-joget?"

"Helllooooowww.... abang Rizky yang terhormat, emang atas dasar apa elo ngajak gue kawin? Kita nggak punya hubungan apapun. Diantara kita nggak pernah ada rasa apapun. Elo nggak suka sama gue, begitu juga sebaliknya."

"Kita kan berteman baik Pah. Bukannya lebih seru menikah dengan teman baik?"

"Gue lebih memilih menikah dengan orang yang MENCINTAI gue dan menerima gue APA ADANYA."

"Cinta bisa tumbuh Pah. Dan gue bisa menerima elo apa adanya kok. Gue sudah kenal elo sejak kecil. Gue tau gimana koplak dan tengilnya elo. Keluarga kita juga sudah saling kenal sejak lama. Buat gue itu cukup buat menikah."

"Itu buat elo. Bukan buat gue."

Rizky mulai geregetan menghadapi sikap keras kepala Ipah. Sebenarnya ia sudah mengira hal ini akan terjadi. Cewek mana yang mau dadakan diajak nikah oleh seseorang yang tidak memiliki hubungan apapun.

"Kalau gue bilang gue sayang sama elo gimana? Apa itu bisa menjadi alasan elo menikah sama gue?"

Ifa menatap malas Rizky. Dulu ia memang pernah suka pada Rizky. Tapi semenjak ia mengetahui Rizky hanya menganggapnya adik, ia berusaha melupakan rasa yang pernah ia miliki.

"Sayang dan cinta beda Ky."

"Yuk kita coba pacaran beberapa bulan ini sebelum memutuskan menikah."

"Waduh, elo serius mau nikah sama gue Ky?"

"Gue nggak pernah main-main urusan nikah. Gue pengen kayak ayah bunda, menikah cukup sekali sampai nanti Allah yang memisahkan.

"Beraaaaaaat...." ucap Ifa sambil menggelengkan kepala tak percaya melihat tekad Rizky. "Bukannya ayah bunda nggak membolehkan elo pacaran?"

"Maybe this time, they will say yes. Coz it's you and I will marry you after a few months."

"What will happen if it's not working between us?"

Rizky hanya angkat bahu karena ia sendiri juga tidak bisa memastikan apapun yang akan terjadi nanti. ia hanya berusaha. Yang ia tahu, ia hanya ingin memenuhi impian emak Bella, ibu dari wanita yang akan dinikahinya.

"Ah, elo beneran gila ya Ky. Pokoknya gue nggak mau ngikutin percobaan gila lo. Yang kita pertaruhkan disini masa depan kita. Gue nggak mau masa depan gue suram."

"Apa maksudnya masa depan lo bakal suram kalau elo kawin sama gue. Berarti menurut lo, gue nggak cocok jadi suami lo? Coba lo perhatikan baik-baik. Gue lumayan ganteng. Sedikit lah dibawah idola lo, Chico Jericho. Gue nggak bejat. Kuliah gue sudah mau beres dan gue sudah gawe. Kurang apalagi coba? Kalau masalahnya hanya tentang rasa, gue bisa kok belajar cinta sama elo. Yang penting gue bisa menerima elo apa adanya. Termasuk tengil dan koplaknya elo."

Kali ini gantian Ifa yang angkat bahu. Mudah buat elo ngomong kayak gitu Ky. Karena bukan elo yang pernah patah hati oleh orang yang pertama elo suka. Itu masih membekas di hati gue. (Beeuuh dalam banget sakit hatinya neng Ipah🤭).

"Tapi Ky...."

"Sudah nggak ada tapi-tapian. Kita coba aja dulu."

"Kok elo maksa sih?" ujar Ifa kesal.

"Untuk urusan kayak gini elo memang harus dipaksa. Kalau nggak elo nggak bakal nikah sama gue.

Flashback off

⭐⭐⭐

Nächstes Kapitel