webnovel

Kejadian Selama ini

-----------------

TangYi dan YangLe tertawa kecil melihat wajah menggemaskan Hong saat itu, TangYi mengulurkan tangannya mempersilahkan Pangeran itu duduk.

"Silahkan duduk Yang Mulia"

YangLe mengangkat pakaian bagian depannya yang lebar, duduk dengan rapih di samping TangYi dan TangWen duduk di sampingnya.

"Ehem, KaiLe, mungkin akan menyusul sebentar lagi, ada sedikit urusan di jalan"

Mendengar ucapan YangLe Hong menoleh cepat, ia duduk di samping TangYi.

"Benar Yang Mulia? Emm Hong harus siapkan hadiah, kak besok temani Hong keluar istana yah, kita belanja" Hong menarik-narik lengan baju Fei, Fei menarik tangannya.

"Tidak akh Hong, kau masih tidak sehat benar tidak usah keluar-keluar istana, Ibunda bisa cemas lagi nanti"

Hong memasang wajah manja merajut andalannya, masih menarik-narik lengan baju Fei.

"Ahh kakak ayolah temani HongEr, atau, Iyah Hong ajak kak DaHuang sajalah" Hong yang bersemangat keluar dari kursinya, tapi tangan Fei menahannya refleks.

"Adik mau kemana? ayo duduk dan makan"

Hong melepaskan pegangan FeiEr.

"Sebentar kak, Hong mau janjian sama kak DaHuang untuk pergi nanti sore, nanti Hong balik kak"

Tapi tangan Fei kembali menahan tangan Hong.

"Jangan berulah, ayo duduk dulu, kak DaHuang juga tidak akan mau menemani Hong keluar, di luar sana berbahaya Hong"

TangYi dan YangLe tak habis tersenyum melihat argumen dua kakak adik itu yang cukup menggemaskan.

TangYi mengangkat cangkir tehnya.

"Silahkan Yang Mulia, nikmati makanannya, ini semua dibuat dari bahan yang segar dan berkualitas tinggi"

YangLe mengangkat cangkir teh yang disajikan untuknya, harum teh yang seketika membuat perasaan sangat nyaman.

"Hemh teh Tang memang terkenal sangat nikmat"

Hong menunjuk ke arah cangkir TangYi dan YangLe,

"Yah teh, Yang mulia pangeran Kai pasti akan suka dengan teh, emm, kak Yi, apa, Hong boleh minta satu?" Hong mendekati TangYi dan merajuk.

TangYi menurunkan cangkir tehnya perlahan ke atas meja, mengerutkan dahinya.

"Emm bagaimana yah, ini teh kesukaan Ibunda Ratu, entah apa beliau mau memberikannya atau tidak"

Hong menarik-narik lengan baju TangYi.

"Ahh kak Yi ayolah buat Hong satu yah, yah kak"

.......

Di suatu tempat, dekat perbatasana Hua.

Seorang pria bertubuh besar duduk merintih di atas dipan lusuh di dalam gubuk tengah lapangan yang jauh dari pemukiman warga, seorang pria lagi di sampingnya memberikan obat.

"Aduuh sakit"

Setengah dari tubuh pria bertubuh besar itu seolah terbakar, dibalut perban yang penuh dengan salep oles, wajahnya cukup sering dilihat, ia Tung Buaya dari Utara, rekannya Huai menahan tawa di sampingnya, di tanganya sebuah bejana kecil berisi obat oles.

"Huahahahaha"

Tung memukul rekannya dengan kesal.

"Sudah diam, kau senang melihat orang menderita yah"

Huai masih tertawa sampai perutnya sakit, hanya tidak habis pikir bagaimana seorang Buaya dari Utara yang terkenal bisa babak belur seperti ini melawan dua anak kecil bau kencur.

"Huahahahaha ini lucu sekali, kulitmu tebal begini bisa terluka juga"

Tung mengerutkan matanya dalam, kesal, marah, ingin memukul orang rasanya, ia ingat pada malam hari menahan anak kecil itu di tangannya dengan kuat, tapi tiba-tiba hawa begitu panas entah dari mana membakar separuh tubuhnya, bahkan energinya yang sangat kuat membuat tubuhnya terpental sangat jauh, tulangnya patah beberapa bagian, wajahnya terbakar sebelah, ia akan semakin sulit mencari wanita cantik lagi setelah ini.

"Aduh" rintihnya.

.............

Di dalam ruang kerja Kaisar, seorang pengawal istana dari divisi penyelidikan BaoSangYi baru saja masuk dan menurunkan tubuhnya di depan Kaisar yang melihat beberapa catatan kerja di atas mejanya.

##BaoSangYi : team penyelidik istana yang beranggotakan pengawal dengan kemampuan khusus dan jenius untuk membantu negara menyelidiki kasus kejahatan yang kerap terjadi, team ini memiliki akses khusus langsung dari Kaisar untuk menyelidiki semua orang tanpa terkecuali.

"Hormat Yang Mulia!"

Kaisar mengibaskan tangannya.

"Yah apa yang kalian temukan?"

Pengawal yang menjadi kepala divisi penyelidik khusus istana itu mengangkat kepalanya memberi hormat kembali sebelum berdiri.

"Dari jenazah pengawal Suang ditemukan racun yang langka berasal dari negara Hua, racunnya sangat kuat hingga mempengaruhi saraf dan otot, itu mungkin satu alasan kenapa pengawal Suang tidak bisa menolak saat Buaya dari Utara membajak kereta istana dan menculik tuan muda Hong"

Kaisar menutup buku yang tengah dibacanya, mengerutkan dahinya berpikir dalam.

"Apa hubungan racun saraf dari Hua dengan Buaya Dari Utara?"

Pengawal itu menurunkan kepalanya.

"Itu masih kami selidiki Yang Mulia, tapi menurut informan Duo Buaya dari Utara sempat berkunjung ke negeri Hua sebelum kembali ke Tang, kemungkinan mendapatkan racun itu dari sana, tapi, ini, ada hal yang sangat mencurigakan lainnya Yang Mulia.. eh"

Kaisar mengangkat kepalanya menunggu penjelasan Kepala pengawal bagian penyelidik istana itu.

"Apa maksudmu? Katakan saja dengan sebenarnya, segala tindak kejahatan apalagi upaya penculikan terhadap HongEr adalah sangat penting, jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun, berani sekali orang-orang itu"

Kepala pengawal menundukkan kepalanya kembali.

"Racun saraf negara Hua, sudah tidak bisa ditemukan di kalangan rakyat jelata ataupun dunia persilatan sejak dua belas tahun lalu karena pembuatnya menghilang tanpa jejak, menurut rumor, saat ini sisa racun hanya dimiliki oleh kalangan tertentu seperti bangsawan dan pihak istana, maaf hamba lancang, tapi kemungkinan terbesar, Duo buaya mendapat racun dan perintah penculikan dari pihak yang ada di dalam istana Hua"

Pengawal itu menurunkan kepalanya dalam takut ia mungkin sudah mengatakan hal yang lancang, tapi, Kaisar justru menanggapinya dengan tenang, ia mengelus janggutnya sambil berpikir.

"Heh, ini, hal yang sangat sensitif, kalian terus selidiki semua diam-diam, jangan sampai ada orang tak bertanggung jawab mengetahui masalah ini sebelum semua jelas"

Pengawal itu menurunkan kepalanya menghormat

"Siap Yang Mulia!"

Kaisar menarik napas panjang.

"Heh masalah ini, juga jangan sampai diketahui BaiHu dan Putri dulu, mereka akan cemas sekali kalau tahu"

Pengawal itu menghormat kembali.

"Siap Yang Mulia!"

------------------

Nächstes Kapitel