webnovel

Tulus Memaafkan

"Now I'm standing alone in a crowded room

And we're not speaking

And I'm dying to know

Is it killing you like it's killing me? Yeah

I don't know what to say

Since a twist of fate, when it all broke down

And the story of us looks a lot like a tragedy now"

- Taylor Swift - The story of us-

☜☆☞

"aigoo akhirnya nenek pulang" nenek Lee berjalan perlahan menuju sofanya di ruang tengah namun terhenti dan berpikir sejenak kemudian Nenek Lee membalikkan badannya menghadap Yoona yang sedang sibuk menaruh kembali barang bawaan nenek.

"Yoona" panggil nenek Lee dengan lembut yang dibalas oleh tatapan bertanya Yoona yang melihatnya.

"bisakah kamu mengajak Jimin makan malam disini? nenek ingin mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah membantu nenek"

Yoona sedikit terdiam mendengar permintaan nenek Lee. inilah yang ingin dihindari Yoona selama perjalan pulang, ia hampir mengutuk dirinya karena menerima ajakan makan siang Jimin. bahkan ia dengan sengaja menyuruh Jimin pulang terlebih dahulu berharap bahwa ia akan lupa dengan janji makan siang. tak disangka malah nenek Lee menyuruhnya untuk mengajak makan malam disini.

tak merasa mendengar jawaban dari Yoona, nenek Lee mencoba memanggil nama Yoona.

"Yoona?"

Yoona pun tersadar dari pikirannya dan kembali menatap nenek Lee, "iya nek?"

"bagaimana? apa kamu mau mengajak Jimin untuk makan malam disini?" tanya nenek Lee lagi menunggu persetujuan dari Yoona.

Yoona hanya bisa menghela nafasnya dan mengangguk perlahan, "aku akan menanyakan pada Jimin nanti"

"sekarang saja! sekalian kalian berdua pergi berbelanja bersama. nenek rasa bahan masakan dikulkas sudah habis" ucap nenek Lee.

Yoona menghela nafasnya lagi untuk kedua kalinya "baiklah nek, kalau begitu aku pergi dulu" Yoona pun memakai syal birunya kembali dan berjalan menuju pintu keluar.

nenek Lee menatap punggung kecil Yoona yang berjalan menuju pintu dan keluar. "hmm setidaknya mereka bisa berdua" ucap nenek Lee dengan senyuman

berbeda dengan Yoona ia sudah berdiri didepan apartemen Jimin 3 menit yang lalu setelah ia keluar dari tempat nenek Lee. kedua tangannya mengepal erat ragu untuk mengetuk pintu didepannya, ia terus mengangkat dan menurunkan kembali tangannya.

"ah kenapa harus seperti ini? apa takdirku terus bertemu dengannya seperti ini?" rutuknya dalam hati. Yoona mencoba untuk menata hatinya kembali agar tidak terjatuh kepesona Jimin. tangan Yoona menepuk-nepuk dadanya berusaha menenangkan jantungnya agar tidak berdebar. setelah ia merasa cukup berani jemari telunjuknya hendak menekan tombol bel disebelah pintu namun tiba-tiba saja pintunya terbuka.

Yoona terperanjat jemarinya masih berada diposisinya namun tubuhnya berjalan mundur perlahan, ia terkejut didepannya Jimin sedang menatapnya bingung dengan rambut silvernya yang sedikit berantakan namun terlihat seksi dimata Yoona.

"sedang apa?" tanya Jimin memecah pikiran Yoona yang mulai berfantasi kemana-mana hanya karena rambut silver berantakan milik Jimin.

Yoona mengerjapkan matanya dan mulai berdeham, "ne...nenek memintamu untuk makan malam ditempatnya..."

"oh benarkah? jadi makan siangnya diganti dengan makan malam?" tanya Jimin kembali kali ini ia menyibak rambutnya kebelakang dan menggaruk tengkuknya.

Yoona kembali menelan ludahnya ia berusaha untuk tetap tenang dengan tindakan yang dilakukan oleh Jimin barusan, "sial ternyata yang dilakukannya di TV lebih berbahaya jika dilihat langsung" rutuknya.

"sepertinya aku akan memakan mie ramyeon saja untuk mengganjal perutku" ucap Jimin.

"eh.. ehm i... itu"

Jimin menunggu Yoona yang sedang berusaha mengucapkan sesuatu.

"nenek memintaku untuk berbelanja bahan masakan dan menyuruhku untuk mengajakmu agar membantuku"

Jimin mengangkat kedua alisnya tidak menyangka bahwa nenek Lee sengaja menyuruh Yoona agar mau mengajaknya. sudah jelas nenek Lee memberinya kesempatan agar bisa memperbaiki hubungannya dengan Yoona.

merasa tidak mendengar jawaban Jimin, Yoona mencoba berbicara kembali "kalau kau tidak mau ikut tidak apa-apa nanti setelah makan malam sudah siap aku akan meneleponmu"

"huh? oh tidak aku ikut, masuklah aku akan berganti pakaian" tawar Jimin menyuruh Yoona untuk masuk kedalam.

Yoona pun masuk dan menunggu di ruang tengah. selagi menunggu Jimin berganti pakaian Yoona pun berkeliling mengamati setiap ruangan ya dilihatnya, walau hanya sekitaran ruang tengah Yoona merasa apartemen ini hanya digunakan sebagai tempat persinggahan melihat sedikitnya barang-barang yang ada didalam. selagi Yoona melihat pemandangan kota di kaca jendela balkon rungunya mendengar pintu kamar Jimin terbuka lalu tertutup. kemudian Yoona berbalik dan melihat penampilan Jimin yang sangat tertutup dan serba berwarna hitam kecuali sepatunya yang berwarna putih serta rambutnya.

tentu saja Yoona akan memaklumi penampilan Jimin yang lebih mirip seperti perampok mengingat ia adalah seorang artis papan atas pasti setiap tindakannya akan dipantau terus oleh kamera dan itulah yang membuat Yoona ingin menghindari hal seperti ini, bukan hanya buruk baginya tapi juga buruk bagi karir Jimin jika orang-orang lain tahu bahwa Jimin terlibat dengan seorang wanita atau bahkan jalan berdua ditempat umum.

Yoona mulai ragu untuk keluar mengajak Jimin walau hanya sekedar berbelanja. Yoona terlihat berpikir bagaimana kalau seandainya ada paparazi yang mengikuti dan memotret mereka lalu memberitakannya? bagaimana nasib Jimin? padahal ia sedang cidera?. pertanyaan-pertanyaan buruk terus terlintas dipikiran Yoona membuatnya sedikit takut.

Jimin yang melihat Yoona sedikit ragu akhirnya berjalan menghampiri Yoona yang berdiri mematung didekat balkon jendela. Jimin yakin bahwa Yoona takut untuk keluar berdua dengannya mengingat kondisi Jimin yang seorang artis dan berusaha untuk menenangkan Yoona agar tidak terlalu memikirkannya. Jimin kemudian memegang pundak Yoona menyadarkannya dari pikiran buruknya dan dibalas tatapan bertanya Yoona.

"lebih baik kita berbelanja di pasar saja dekat dari sini, ayo" ajak Jimin ia mulai menggenggam tangan Yoona dan mengajaknya keluar dari tempatnya menuju basement mobil.

☜☆☞

tak disangka pasar yang dituju mereka berdua pun terlihat ramai dengan para pembeli dan penjual bahkan mereka bisa melihat orang-orang yang berkerumun memadati jalanan pasar dan itu menepis pikiran buruk Yoona yang sedari tadi memenuhi otaknya.

"ayo" ajak Jimin berjalan mendahului Yoona.

Yoona bisa melihat Jimin berjalan didepannya walau jarak mereka tidak jauh ia merasa Jimin sengaja menjaga jarak agar tidak dilihat oleh banyak orang dan itu membuat hati Yoona sedikit menghangat sepertinya Jimin tahu apa yang mengganggu pikiran Yoona sedari tadi. namun belum ada 5 menit mereka berjalan kerumunan orang-orang yang berada didalam semakin ramai membuat Yoona kehilangan pandangannya melihat Jimin didepannya. bahu Yoona tertabrak oleh ibu-ibu yang lewat membuatnya terhuyung kebelakang, namun ia merasa pergelangan tanganya dipegang oleh seseorang dan ia melihat Jimin memegang tangannya dan menariknya kedalam pelukan.

Yoona terkejut ia tidak tahu apa yang terjadi yang ia rasakan sekarang adalah suara debaran jantung entah itu miliknya atau milik Jimin.

Jimin melepas pelukannya dan menatap Yoona, "syukurlah kau tidak apa-apa. aku mencarimu saat kau tidak ada dibelakangku untungnya kau tidak terlalu jauh"

"maaf aku tertabrak oleh ibu-ibu tadi" Yoona menunduk berusaha menyembunyikan rona merah diwajahnya

"baiklah ayo kita selesaikan belanjanya" Jimin kemudian menggenggam tangan Yoona dan mulai berjalan disampingnya

Yoona yang kembali terkejut dengan tindakan Jimin berusaha melepas pegangan tangannya, "Jim lepas!??"

Jimin menggelengkan kepalanya, "sekali ini saja aku tidak ingin berlarian mencarimu lagi dan mungkin lebih tepatnya aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi" Jimin menatap Yoona dengan pandangan serius.

Yoona mengalihkan pandangannya berusaha tenang, "ayo lebih baik kita selesaikan belanjanya"

mereka pun melanjutkan perjalanan sambil berpegangan tangan menyelesaikan tugas mereka hingga saat mereka berjalan menuju mobil dengan barang belanjaan mereka. dering telepon milik Yoona berbunyi dengan cepat ia merogoh ponselnya yang berada di saku mantelnya dan melihat siapa yang memanggilnya.

Yoona sedang mendengarkan pembicaraan orang yang meneleponnya dan kemudian ia tidak dapat menahan keterkejutannya, "APA?!"

Nächstes Kapitel