Luci dan Evan sudah hampir saja pergi jika saja Cerry tidak buru-buru mencegah. Setelah merapikan rambut dan pakaian, serta memeriksa belek di matanya Cerry segera melesat dan melambai kepada Evan. "Kak Evan!" panggil Cerry bersama keceriaan tak terbendung serta rasa rindu yang membuncah hanya untuk Evan.
Baik Evan maupun Luci pun menoleh. Luci tersenyum simpul saat melihat Cerry di kejauhan. Rambutnya yang keriting seperti timbul dan tenggelam di udara malam. Senyum merekah di bibir gadis itu, begitu segar dan menawan. Cerry memang cantik dan manis, itu yang ada di dalam pikiran Luci.
"Kakak sudah mau pulang?" tegur Cerry setelah dia sudah bisa menjangkau Evan. Tangan gadis remaja itu memegangi setelan Evan yang berwarna gelap dan muram, semuram ekspresi Evan saat ini. "Jangan pulang dulu. Kita sudah sangat lama tidak bertemu. Apa Kakak tidak merindukanku?" Cerry menunduk, sejujurnya dia hampir menangis.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com