Mobil yang dikemudikan oleh Tuan John terlah berhenti pada satu butik private yang dimiliki oleh keluarga Hudan. Walau terkesan private akan tetapi masih ada beberapa pengusaha (yang memiliki kekayaan melimpah) bisa datang ke butik itu.
"Ayo, kita sudah sampai!" ajak Evan sembari membantu Luci untuk melepas sabuk pengaman. CEO itu keluar dan membukakan pintu untuk Luci. Evan sangat keren hari itu.
Mata Luci berbinar kala melihat sebuah butik yang berdiri di depannya. "Ini lebih terlihat seperti istana mungil daripada sebuah butik. Tempatnya megah dan mewah sekali," puji Luci. Matanya sudah berbinar-binar, dan juga dipenuhi oleh kekaguman yang tidak bisa disembunyikan. Apalagi kala melihat deretan baju yang dipajang di dalam, yang bisa dilihat karena penyekatnya adalah sebuah kaca transparan.
"Ayo!" Evan mengulurkan tangan, menawarkan diri untuk menggandeng tangan Luci layaknya seorang putri kerajaan yang baru turun dari singgasana.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com