webnovel

Apakah Kau Pernah Sekali Saja Terkesan Dengan Kehadiranku?

Tubuh Luci terguncang, bukan karena mimpi buruk namun karena Spider yang mengguncang tubuhnya agar Luci mau bangun.

"Bee? Bee?" timpuk Spider di wajah Luci beberapa kali.

Luci pun terbangung dengan mata sembab, wajahnya juga basah oleh air matanya sendiri.

"Kenapa kamu menangis?" tanya Spider dengan wajahnya yang begitu khawatir saat melihat Luci begitu rapuh dan meracau saat tidur.

Ketika di perjalanan tadi Spider sudah mampu mendengar ringikan Luci yang berkata, "Jangan pergi! Maafkan aku." beberapa kali.

Di perjalanan Spider pun sudah membangunkan Luci namun Luci tidak bangun juga.

Sekarang mereka sudah berada di depan rumah sakit, matahari sudah mulai agak tinggi.

Luci yang akhirnya bangun pun sekarang menyeka wajahnya yang basah. Dia menyingkap mantel Spider yang menyelimuti tubuhnya.

"Kenapa? Apa kau mendapat mimpi buruk?" tanya Spider lagi.

Lelaki itu menyisiri wajah Luci dengan sangat teliti. Spider takut jika Luci sakit.

Lalu Spider memeriksa dahi Luci. Suhu tubuh Luci normal, untungnya.

"Iya, aku mendapat mimpi buruk tadi. Apa kita sudah sampai?" Luci megedarkan pandangannya.

Pandangan di depannya kini adalah pemandangan yang sangat dia kenal.

Ini adalah parkiran di rumah sakit Medical Sky yang lokasinya berada di depan rumah sakit setelah memasuki gerbang. Tapi tidak tepat di depan pintu rumah sakit tentunya.

"Tapi kau yakin sekarang tidak apa-apa?" resah Spider.

"Iya. Ayo, kita harus segera menyusul Hans!"

Spider mengangguk pelan lalu dia keluar dari mobil. Sebelum itu di membantu Luci untuk melepas sabuk pengaman yang Luci kenakan.

Sementara Luci agak sedikit mengangkat kursi yang didudukinya. Di bawah kursi itu tersimpan uang yang sempat dia tinggalkan tadi.

Spider yang sudah keluar dari mobil lalu membuka pintu di samping Luci akhirnya mengernyit, Lelaki itu juga agak bingung dari mana Luci bisa mendapat uang sebanyak itu?

"Dari mana kau –" Spider tidak bisa meneruskan kata-katanya karena Luci sudah terlanjur keluar dari mobil untuk memasuki rumah sakit.

Setelah masuk ke rumah sakit Luci bertanya pada pegawai di meja informasi, Pegawai di tempat itu memberi beberapa informasi kepada Luci seperti letak dari kamar Hans saat ini.

Kemudian Luci kembali berlari untuk menuju kamar yang sudah disebutkan oleh pegawai itu.

Luci sempat menaiki lift, Spider menyusul di belakang dan menaiki lift yang sama dengan Luci.

Di sepanjang perjalanan menuju kamar Hans, Luci memilih untuk diam, begitu pun Spider yang sangat memahami kekhawatiran Luci.

Setelah sampai di lantai tiga Luci pun keluar dengan cepat dan membawa tubuhnya untuk memasuki sebuah ruangan yang sudah diingat-ingat oleh gadis itu.

Saat Luci hampir memasuki ruangan itu, beberapa perawat keluar dari ruangan tersebut, sepertinya mereka baru saja selesai menempatkan Hans. Luci pun masuk ke rungan itu.

Hans sudah berbaring dengan infus yang sudah diganti dengan yang baru dan juga baju yang sudah diganti. Hans telah ditempatkan di kamar yang lebih mewah dan bagus dari yang dulu.

"Ini kamar VIP?" tanya Luci pada Spider. "Aku – aku."

"Semuanya biar aku yang urus," jawab Spider yang saat itu berdiri tepat di depan pintu.

Lalu lelaki kekar itu mendekat, di tangannya berada mantel miliknya yang tadi ditinggal oleh . Luci di dalam mobil begitu saja. Lalu Spider menyelimuti Hans dengan mantel itu.

"Akan kusiapkan beberapa mantel milikku di sini, agar keamanannya terjaga. Sekarang kau harus membersihkan dirimu dulu, Bee," usul Spider.

Luci ingin tapi dia belum bisa. Luci masih takut jika nanti terjadi sesuatu pada Hans. Lagi pula Luci belum terlalu percaya pada Spider.

"Tapi Hans bagaimana?" cicit Luci, mulai berani mengutarakan ketakutannya.

"Hans akan aman di sini."

"Bagaimana kau bisa menjamin? Tadi malam dia diculik dari tempat ini," protes Luci.

Mungkin ini saatnya menanyakan pada Spider siapa Spider sebenarnya. Dan Luci juga ingin tau secara gamblang bagaimana Hans bisa diculik dari tempat ini tadi malam.

Huff, harusnya Luci bertanya pada Tante Arum, tapi Luci tau dia tidak akan mendapat jawabannya jika bertanya pada Tante Arum.

Spider terlihat sangat kaget.

"Apa? Tadi malam Hans diculik? Bagaimana bisa?" kernyit Spider.

"Aku juga tidak tau. Tapi Hans sebelumnya di rawat di sini. Lalu tiba-tiba dia sudah dibawa ke Kubu Evil.

"Aku diminta untuk membayar anak ini," serak Luci dengan sangat sedih.

Gadis itu berdiri dekat-dekat pada ranjang di mana Hans dibaringkan saaat ini.

"Membayar? Siapa yang memintamu?"

"Golden," jawab Luci tanpa pikir panjang.

Spider memijit kedua alisnya sebentar sembari menghela dalam.

"Kau berjudi?" tanya Spider yang terkesan sangat menuduh.

"Itukah sebabnya kau punya banyak uang seperti tadi? Kau berjudi dan kau sialnya kalah sampai kau harus membayar hutang?" lanjut Spider.

Pertanyaan Spider membuat hati Luci tersulut. Apa tampangnya Luci adalah tampang seorang wanita yang gemar berjudi?

"Apa? Tidak, sama sekali tidak. Ibu anak ini yang berjudi," tunjuk Luci pada Hans.

"Lalu kenapa kau yang harus menebusnya?" bahak Spider agak mulai menyebalkan.

"Ceritanya panjang. Tapi dengan kejadian itu jujur aku tidak bisa meninggalkan anak itu sendiri di sini," ungkang Luci mulai agak kesal pada tawa Spider yang terkesan menyepelekan masalah yang dihadapai Luci.

Spider sepertinya paham dia sudah membuat Luci tersinggung. Tapi sebenarnya Spider tidak bermaksud begitu.

Lelaki itu hanya ingin menggoda Luci saja, tidak lebih.

Sekarang dia bingung harus bagaimana, Luci pun seperti menjauh karena saking jengkelnya. Situasi menjadi canggung dan Spider sangat tidak suka itu.

"Maafkan aku. Kupikir aku membuatmu tersinggung ya, Bee? Tapi kau harus segera mandi dan juga sarapan.

Kau pasti juga sangat lelah sampai kau mengigau saat tidur," saran Spider.

Lelaki itu tau salah satu kebiasaan Luci. Gadis itu akan selalu mengigau jika dia sedang sangat lelah. Apalagi Luci mengigau sambil menangis tadi.

"Lalu jelaskan bagaimana caranya agar aku percaya bahwa Hans akan aman?" tuntut Luci dengan wajah frustasi miliknya sekaligus wajahnya yang sudah berminyak dan lengket.

"Aku akan menjaga Hans. Kau tenang saja. Kau bisa pulang sebentar untuk mandi.

Atau kau bisa meminta seseorang untuk membawakan salah satu pakaianmu dan kau bisa mandi di sini. Kau juga bisa tidur di sini jika kau terlalu takut."

Semua saran Spider itu bagus dan masuk akal.

Tapi masalahnya tidak ada satu pun orang yang bisa mengambilkan baju untuk Luci. Bisa dibilang Luci tidak punya siapa-siapa di dunia ini.

Jika Luci mengingat tentang fakta itu, itu semakin membuat hatinya sangat sakit.

"Apa lagi masalahnya?" tanya Spider setelah mengetahui ada yang salah di wajah Luci. Gadis itu masih saja gelisah dan tak kunjung mengiyakan apa yang Spider sarankan tadi.

"Aku tidak punya orang yang bisa kumintai tolong untuk mengambil bajuku. Dan sebenarnya aku tidak mau meninggalkan Hans barang sedikit pun," tutur Luci mulai mengakui segala keraguannya.

Secara tak langsung Luci mengatakan bahwa Spider adalah orang yang tak bisa dipercaya juga.

Saat itu Spider merasa sakit hati. Di saat dia yakin bahwa Luci adalah satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan semua luka hatinya, gadis itu malah berpikir bahwa Spider bukan siapa-siapa, bahkan Luci berpikiran Spider adalah orang yang tak bisa dipercaya.

"Katakan saja padaku. Apa kau bahkan sedikit saja terkesan dengan kehadiranku di hidupmu?" tanya Spider dengan pandangan nanar dan sakit hati.

***

Nächstes Kapitel