webnovel

Monoceratop dan Velociraptor

Setelah menghabisi para Raptor tersebut, Vivadhi Ranata bersama dengan para kekasihnya melanjutkan perjalanan mereka menyusuri hutan purbakala tersebut lebih dalam lagi

Sepanjang perjalanan mereka menjumpai berbagai macam jenis hewan - hewan purba dan makhluk - makhluk yang menyerupai dinosaurus yang digambarkan dalam buku - buku tentang jaman prasejarah.

Binatang - binatang purba dan dinosaurus - dinosaurus tersebut tak hanya memiliki sisik - sisik yang terlihat keras dan kuat.

Tubuh mereka juga dihiasi dengan bulu - bulu rambut yang indah berwarna - warni yang membuat penampilan mereka terlihat menjadi semakin cantik dan eksotis penuh pesona purbakala.

Namun dibalik penampilan mereka yang terlihat cantik dan eksotis, makhluk - makhluk purba tersebut memiliki kekuatan besar yang jauh di atas hewan - hewan biasa.

Tak berapa lama setelah Vivadhi Ranata dan para kekasihnya menghabisi para Raptor yang berada di Ranah Houtian (Evolver Tahap Rookie Tingkat Lima), mereka bertemu lagi dengan seekor binatang purba yang menyerupai seekor Monoceratop (dinosaurus yang kayak triceratop tapi dia cuma punya satu cula, tidak punya dua tanduk).

Binatang purba yang menyerupai seekor Monoceratop tersebut memiliki sisik - sisik berwarna perunggu mengkilap yang terlihat sangat kuat dan menutupi sekujur tubuhnya.

Selain sisik -sisik berwarna perunggu, terdapat juga bulu - bulu indah berwarna kuning oranye berkilauan dengan semburat warna ungu royal di ujung - ujung setiap bulunya.

Bulu - bulu indah tersebut tersusun seperti kipas yang menutupi bagian belakang kepala Monoceratop tersebut.

Di sepanjang punggung makhluk tersebut terdapat bulu - bulu yang terlihat keras dan tajam seperti duri - duri dengan warna jingga seperti warna matahari terbenam.

Bulu - bulu duri yang terlihat keras dan tajam tersebut berbaris di sepanjang punggung makhluk tersebut hingga ke ekornya.

Makhluk tersebut memiliki kekuatan setara dengan Kultivator Ranah Setengah Jindan (Evolver Tahap Rookie Tingkat Sepuluh).

Monoceratop berbulu kipas tersebut tidak sendirian, di dekat makhluk tersebut ada juga makhluk lain seperti yang menyerupai seekor Raptor namun kali ini berukuran lebih besar dengan tinggi badan hampir mencapai dua meter.

Dinosaurus bipedal yang menyerupai Velociraptor tersebut memiliki sisik - sisik berwarna biru keperakan yang menutupi seluruh tubuhnya.

Pada kepala, punggung, bahu, lengan, paha dan ekor makhluk tersebut terdapat bulu - bulu dengan tiga warna yang terlihat cukup keras dan tajam, terutama di bagian punggung, lengan, dan kepala makhluk tersebut.

Bulu - bulu duri tersebut berwarna merah darah di bagian pangkalnya, oranye keemasan di bagian tengah, dan biru langit di bagian ujungnya.

Bulu - bulu di bagian lengan makhluk tersebut tersusun agak melebar sehingga lengan makhluk tersebut terlihat menyerupai sepasang sayap kecil dengan proporsi ukuran yang mirip seperti milik seekor anak ayam yang baru menetas.

Makhluk seperti Velociraptor bertangan sayap kecil tersebut memiliki kekuatan yang setara dengan Kultivator Ranah Jindan Tahap Awal (Evolver Tahap Elite Tingkat Satu).

Kedua makhluk yang terlihat seperti sedang bersiap untuk saling bertarung tersebut menyadari keberadaan Vivadhi Ranata dan para kekasihnya.

Dinosaurus yang menyerupai Raptor besar adalah yang paling pertama menyadari keberadaan para pendatang baru dan langsung berbalik serta mengambil ancang - ancang untuk segera melompat menerkam para manusia yang baru saja dilihat olehnya.

Vivadhi Ranata cuma bersiul dan mempersilahkan Faladhina Kiseki untuk menjadikan dinosaurus yang memiliki ranah yang sama dengan sang gadis tersebut sebagai samsak latihan dirinya.

Sementara si Monoceratop berbulu kipas menjadi teman..., atau lebih tepatnya, sasaran berlatih si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang berada satu ranah di bawah dinosaurus tersebut.

Tidak lama pertempuran mereka tersebut berlangsung, apalagi dengan senjata yang dipengang di tangan mereka.

Nadhine Aisyah menyerang dari kiri sementara Nadhine Alisya menyerang dari kanan.

Dengan lincah pasangan kembar tersebut silih berganti memberikan serangan demi serangan yang bagaikan gelombang - gelombang ombak yang menerjang lawan mereka dengan tanpa henti dari kedua sisi.

Monoceratop berbulu kipas yang hanya bisa bertahan tersebut dengan cepat dibuat sekarat oleh si kembar sebelum akhirnya Vivadhi Ranata maju dan memberikan serangan penghabisan untuk menjadikan dinosaurus tersebut makanan dari Ilmu Ajian Seni Kekayaan Pixiu miliknya menambah kekuatan serta pundi - pundi kekayaan sang lelaki.

Sementara si Raptor yang ditangani oleh Faladhina Kiseki juga tidak berbeda jauh nasibnya.

Hanya dalam waktu kurang dari lima menit, makhluk tersebut sudah terkapar tak berdaya dan akhirnya ikut menjadi santapan Ilmu Ajian Seni Kekayaan Pixiu milik Vivadhi Ranata.

Namun bukan koin - koin emas yang didapatkan oleh sang lelaki seperti biasanya.

Ajian Seni Kekayaan Pixiu mengubah makhluk yang berada di Tahap Elite Tingkat Satu tersebut menjadi sebongkah batu permata yang terlihat seperti batu opal namun lebih transparan dengan kemilau warna warni seperti pelangi di permukaannya.

"Hm? Spirit Stone? Jadi makhluk Tahap Elite berubah jadi Spirit Stone sekarang?" Faladhina Kiseki yang melihat hal tersebut langsung bertanya pada sang lelaki.

Myradhia Chikane yang langsung mengambil batu tersebut dari tangan sang lelaki pun memeriksa benda tersebut dan sebentar kemudian menyampaikan hasil analisisnya.

"Spirit Stone Kualitas Rendah, lumayan untuk dipakai oleh para Evolver Tahap Rookie dan Elite seperti kita.... Hmmm, kalau dibagi jadi dua kurasa energi spiritual yang terkandung di dalamnya cukup untuk membantu Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya untuk menyeberang ke tingkat selanjutnya."

Mendengar hal tersebut, Vivadhi Ranata langsung memotong batu rohani tersebut menjadi dua bagian yang sama besarnya dan memberikannya kepada si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya.

Pasangan kembar tersebut pun langsung duduk bersila bersama dengan sang lelaki yang juga membantu mereka dengan Ajian Sutra Hati Royal untuk menggenjot kultivasi mereka ke tingkat yang lebih tinggi.

Setelah lima belas menit berlalu, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya dengan paras wajah cantik mereka yang merah merona bagaikan kembang mawar yang sedang merekah penuh pesona (Penulis gak perlu ngasi tahu kenapa wajah mereka berdua merah kan? :p) pun menyelesaikan kultivasi mereka dengan senyum manis tersungging di bibir mereka dengan mata mereka yang menatap sang lelaki dengan penuh kasmaran.

Kedua gadis kembar tersebut telah kembali naik tingkat dalam Tahap Evolusi mereka.

Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya kini telah berada di tahap Rookie Tingkat Sepuluh, setara dengan Tahap Setengah Jindan atau sama dengan Tahap Kultivasi Saladhina Olivia waktu kemarin mereka baru saja bertemu.

Saladhina Olivia yang melihat hal ini sembari berbincang - bincang minum teh hangat bersama dengan Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane menunggui si kembar dan sang lelaki berkultivasi pun tak pelak merasa sedikit iri.

Saladhina Olivia berandai - andai, jika saja dirinya bisa bertemu dengan Vivadhi Ranata lebih cepat, akan semaju apakah kultivasinya saat ini?

Nächstes Kapitel