webnovel

Paket Two In One VIII  

Maka dengan batang tombak pusakanya yang telah kembali membesar dan mengeras akibat rangsangan visual yang telah dilihat oleh sang lelaki, Vivadhi Ranata sengan perlahan - lahan mulai menindihi tubuh Nadhine Alisya yang sedang terbaring di atas ranjang miliknya.

Nadhine Alisya pasrah saja ketika dirinya yang sedang telanjang bulat tersebut ditiduri oleh Vivadhi Ranata.

Malahan sang gadis merangkulkan kedua tangannya untuk memeluk leher Vivadhi Ranata, yang semakin memantapkan posisi tubuh perkasa sang lelaki yang sedang menindihi tubuh lembut milik Nadhine Alisya di bawahnya.

Dengan tatapan penuh cinta, Vivadhi Ranata memegangi dagu Nadhine Alisya.

Sang lelaki membelai lembut dagu dan kedua pipi Nadhine Alisya, sebelum mendaratkan sebuah kecupan penuh kasih sayang di bibir sang gadis.

Sebuah kecupan penuh cinta, ciuman pertama yang diterima oleh Nadhine Alisya seumur hidupnya.

Kecupan yang dengan cepat berubah menjadi ciuman dan cumbuan penuh hasrat yang menggugah gairah nafsu kedua insan yang sedang saling berpelukan sambil terbaring di atas ranjang tersebut.

Vivadhi Ranata menggunakan lidahnya untuk menjelajahi dan menelusuri setiap tempat, lekukan dan lipatan di bibir manis Nadhine Alisya hingga menerobos masuk ke dalam rongga mulut sang gadis yang begitu basah dan penuh akan kehangatan.

Dengan lidahnya, Vivadhi Ranata menuntun dan membimbing lidah Nadhine Alisya dalam sebuah tarian penuh hasrat nafsu yang memenuhi seantero isi mulut sang gadis.

Nadhine Alisya kembali dibuat mengalami klimaks orgasme di puncak percumbuan lidah dirinya dengan Vivadhi Ranata tatkala sang gadis juga merasakan sensasi dari benda panas dan keras yang dirasakannya sedang berontak - rontak menghantam perutnya yang mulus dan selangkangannya yang telah menjadi begitu basah, becek membanjir oleh cairan nektar cinta yang dihasilkan oleh dirinya sendiri.

Vivadhi Ranata yang telah melepaskan ciumannya dari bibir sang gadis sambil meminum setiap tetes cairan hasil percampuran air liur mereka berdua yang membentuk sehelai benang perak yang menghubungkan mulut sang lelaki dengan sang gadis kini mulai bangkit dan melepaskan dirinya dari pelukan Nadhine Alisya yang telah menjadi begitu lunglai lemas tak berdaya setelah dihantam oleh gelombang demi gelombang klimaks kenikmatan duniawi.

Dengan posisi saling berhadapan, sang lelaki pun memaskan posisi ujung tombak pusakanya hingga menempel dengan sebuah celah sempit yang masih menutup di tengah - tengah gerbang suci pada area paling pribadi milik Nadhine Alisya.

Batang tombak pusaka sang lelaki yang telah menjadi begitu besar, panas dan keras telah menjadi begitu licin permukaannya setelah dilumasi oleh cairan nektar cinta milik Nadhine Alisya saat tadi mereka saling berpelukan sambil berciuman dan bercumbu dengan penuh hasrat.

"Aku akan segera masuk, bersiap lah ya, sayang." Kata Vivadhi Ranata, dengan tangan kirinya memaskan posisi batang tombak pusakanya sementara tangan kanannya membelai lembut rambut dan pipi Nadhine Alisya.

Nadhine Alisya hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap mata Vivadhi Ranata dengan penuh rasa cinta, pengharapan dan nafsu yang juga sedikit bercampur dengan sedikit rasa takut dan was - was akan hilangnya keperawanan diri sang gadis.

Blesss.....

Dengan perlahan namun pasti, Vivadhi Ranata mulai menusukkan batang tombak pusakanya untuk menembus pintu gerbang suci di area paling pribadi Nadhine Alisya.

Nadhine Alisya sedikit mengernyitkan keningnya tatkala sang gadis menerima tusukan dari sebuah benda asing yang terasa begitu panas dan keras memenuhi seisi liang cintanya yang masih begitu sempit dan kencang belum terjamah oleh siapa pun bahkan oleh sang gadis itu sendiri.

Sementara Vivadhi Ranata begitu menikmati sensasi penuh nikmat dari jepitan kuat dinding - dinding lubang cinta Nadhine Alisya yang dengan begitu erat mencengkeram dan meremas - remas sekujur batang tombak pusaka sang lelaki seolah ingin mencoba menahan benda tersebut dalam genggamannya.

Vivadhi Ranata berhenti sejenak ketika ujung tombak pusakanya telah membentur tembok suci pelindung keperawanan Nadhine Alisya.

Vivadhi Ranata melihat ekspresi wajah sang gadis yang terlihat sedang begitu dalam terhempaskan di antara rasa nikmat dan rasa sakit bercampur perih.

Wajah merah Nadhine Alisya yang memperlihatkan ekspresi sange yang begitu nikmat menggoda sedap dipandang mata tak mampu mengalihkan perhatian Vivadhi Ranata dari titik - titik kecil air mata yang menetes di ujung - ujung sudut mata sang gadis yang secara refleks keluar sebagai ekspresi rasa perih yang sedang dialami oleh Nadhine Alisya yang baru pertama kali ini merasakan bagaimana rasanya ditusuk dan ditembus oleh batang panah asmara yang dimiliki oleh kaum lelaki.

Vivadhi Ranata pun dengan segera mulai membalut kedua tengannya dengan amalan Ajian Sutra Hati Royal yang dimilikinya.

Dengan telaten, Vivadhi Ranata pun mulai memijati sekujur tubuh Nadhine Alisya yang sedang terbaring di hadapannya dengan selangkangan mereka yang saling bertemu.

Vivadhi Ranata mulai memijiti paha, perut dan dada sang gadis, mengirimkan sensasi - sensasi penuh nikmat sensual ke sekujur tubuh Nadhine Alisya, terutama di tempat - tempat intim paling sensitif di tubuh sang gadis.

Sensasi - sensai nikmat yang sarat akan hasrat seksual yang diberikan oleh sang lelaki di tubuh Nadhine Alisya dengan sekejap telah menghapuskan rasa sakit dan perih yang sedang dialami oleh sang gadis.

Dan ketika kedua puting susu sang gadis yang telah menjadi begitu keras menjulang di atas puncak kedua belah payudara Nadhine Alisya dicubit dengan penuh kelembutan oleh sang lelaki....

Nadhine Alisya pun mengalami orgasme kecil yang membuat dinding - dinding lubang cintanya menjadi semakin rapat dan kencang menjepit batang tombak pusaka sang lelaki yang telah dijepit oleh segenap organ di area paling pribadi sang gadis dengan begitu kuat sepenuh tenaga.

Crotttt.... Crottt... crottt...

Suara semprotan becek yang terdengar begitu nakal pun keluar dari selangkangan Nadhine Alisya yang sedang bertemu dengan milik Vivadhi Ranata tatkala sang gadis kembali memuncratkan cairan nektar cintanya yang semakin melumasi batang tombak pusaka sang lelaki.

Nadhine Alisya pun juga mengeluarkan sebuah suara lengkingan penuh kepuasan tatkala sang gadis kembali dibawa ke puncak kenikmatan seksual oleh tangan - tangan sang lelaki.

Dan kesempatan emas ini pun juga tidak di sia - sia kan oleh Vivadhi Ranata.

Blesss.... Brekkk!!! Jlebbbbb!!!!

Dengan satu hentakan kuat, Vivadhi Ranata pun menghujamkan segenap batang tombak pusakanya yang dengan segera merobek selaput tipis tanda keperawanan Nadhine Alisya dan terus menyentak maju hingga menembus ke bagian paling dalam di area paling pribadi milik sang gadis.

"Aaaakkkkkhhh aaakkkghhhh Aaakkhhh!!!!!"

Suara erangan penuh kenikmatan yang bercampur dengan sedikit rintihan rasa sakit dan perih pun terdengar menggema memenuhi seisi kamar tidur sang lelaki.

Nadhine Alisya yang sedang mengalami klimaks kembali mengalami orgasme yang begitu dahsyat tatkala sang gadis telah kehilangan keperawanannya yang telah direnggut oleh Vivadhi Ranata.

Nadhine Alisya mengerang dengan begitu nikmat sembari menyemburkan cairan nektar cintanya dengan begitu deras dari tengah - tengah selangkangan sang gadis yang sedang menjepit batang tombak sang lelaki dengan segenap tenaga yang dimiliki oleh dirinya....

Nächstes Kapitel