webnovel

Saudari Kembar III

Vivadhi Ranata berjalan – jalan di pasar dengan ditemani oleh Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang terlihat sangat cantik bahkan ketika mereka berdua mengenakan pakaian kasual berupa kaos dan celana jeans yang dipinjamkan oleh sang lelaki.

[Catatan Penulis: Gambaran Baju Kasual yang sedang dikenakan oleh Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane dapat dilihat di Kolom Komentar atau pun Komentar Paragraf ini]

Vivadhi Ranata yang terlihat begitu muda dan tampan bersama dengan Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang kecantikannya bagaikan sepasang bidadari yang baru saja turun dari kahyangan tentu saja menjadi pusat perhatian seisi pasar ke mana pun mereka pergi.

Ketika Vivadhi Ranata melihat bahwa ternyata ada kios penjual pakaian yang masih buka, dengan segera sang lelaki pun mengajak kedua orang wanita cantik yang berjalan di sisinya tersebut untuk mengikutinya masuk ke dalam toko tersebut.

Vivadhi Ranata bersama dengan Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane kemudian mulai memilih - milih pakaian yang akan mereka beli untuk dikenakan sehari – hari.

Karena Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane sangat lah cantik, maka pakaian apa pun yang mereka kenakan selalu terlihat pas dan manis sedap dipandang oleh mata.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane dengan cepat memilih - milih pakaian mana saja yang mereka sukai dan Vivadhi Ranata selalu meng-approve pilihan mereka semua dengan senyuman.

Akhirnya hanya dalam waktu setengah jam saja, mereka bertiga selesai juga memilih dan membeli sepuluh setel pakaian untuk dikenakan baik oleh Faladhina Kiseki mau pun oleh Myradhia Chikane.

Masing – masing dari mereka mendapatkan enam setel pakaian untuk dikenakan sehari – hari, dua setel pakaian untuk pergi berpetualang serta menjelajah alam bebas, dan terakhir dua setel pakaian yang paling bagus untuk dikenakan saat pergi menghadiri acara - acara sosial seperti pesta kebun dan lain sebagainya.

Setelah selesai berbelanja, sambil menenteng tas belanjaan mereka yang jumlahnya banyak sekali, Vivadhi Ranata bersama dengan Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane mencari tempat yang sepi di pojokan pasar untuk memasukkan semua barang bawaan mereka ke dalam Ruang Penyimpanan Sumeru / Sumeru Storage Space milik sang lelaki.

Kemudian setelah selesai dengan semua itu, ketiga orang tersebut pun bergegas pergi keluar dari pasar setelah membeli makan malam untuk mereka.

Vivadhi Ranata dengan indra spiritualnya yang sudah berevolusi ke Tahap Rookie Tingkat Sembilan sudah mengetahui bahwa Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya telah selesai membantu kedua orang tua mereka menutup toko alat tulis yang mereka kelola di pasar.

Karena itu, sang lelaki bersama dengan kedua orang wanita yang sedang berjalan bersama dengan dirinya tersebut pun langsung beranjak pergi menuju ke rumah sepasang gadis kembar tersebut.

Sesampai di rumah si Nadhine kembar, Vivadhi Ranata mengetuk pintu rumah mereka dengan sopan.

Tok tok tok

"Siapa?" Yang membuka pintu tersebut adalah satu – satunya lelaki di rumah tersebut, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ayah dari Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya.

Vivadhi Ranata hanya berdiri sambil tersenyum saja, sementara Bapaknya Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya terbengong melongo melihat pria tampan yang tidak dikenal olehnya namun juga entah kenapa terasa tidak asing baginya.

Rasanya seperti mereka berdua pernah bertemu dan saling kenal tapi si Bapak tidak ingat kapan dan dimana dia pernah bertemu dengan lelaki yang berdiri di depan pintu rumahnya saat ini.

Tapi keheningan di antara mereka tidak lah berlangsung lama karena sesaat kemudian terdengar suara langkah – langkah kaki yang seperti setengah berlari sedang menuju ke tempat mereka.

"Ah, Ranata. Akhirnya anda datang juga, mari silahkan masuk." Sapa Nadhine Aisyah yang sedari tadi sudah tidak sabar untuk menunggu kedatangan Vivadhi Ranata dan para wanitanya.

"Silahkan Ranata, mari segera masuk. Kiseki dan Chikane juga. Ayo, Pa, Bapak juga ikut." Ajak Nadhine Alisya kepada semua orang yang sedang berdiri di pintu masuk, mengajak mereka semua untuk memasuki ruang tamu rumah tersebut.

Si Bapak yang masih terheran – heran masuk saja ke dalam ruang tamu rumahnya sementara Vivadhi Ranata beserta Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane mengucapkan permisi sebelum melepas alas kaki mereka dan masuk ke rumah tersebut.

Sementara itu, Ibu dari Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang mendengar ada banyak suara – suara dari depan rumahnya pun telah datang ke tempat tersebut setelah membereskan dapurnya.

Dalam waktu lima menit saja, kini Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya beserta Bapak dan Ibu mereka telah duduk di ruang tamu ber hadap – hadapan dengan Vivadhi Ranata yang duduk diapit oleh Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane di sisinya.

Setelah suasana hening selama beberapa saat, akhirnya Vivadhi Ranata lah yang pertama membuka pembicaraan.

Pertama – tama, tentu saja sang lelaki memperkenalkan dirinya sendiri sebagai pria tua 69 tahun yang telah tujuh bulan tinggal di rumah paling ujung utara di desa tersebut, setengah kilo jaraknya dari rumah keluarga Nadhine.

Dan respon yang paling pertama keluar dari wajah Bapak dan Ibu si kembar Nadhine tentu saja adalah ekspresi kaget, terperangah dan tidak percaya.

Bagaimana tidak, semua warga kampung telah datang dan berkunjung, beramah tamah ke rumah pria tua tersebut saat sang lelaki baru saja datang ke desa mereka tujuh bulan yang lalu.

Tentu saja pada saat itu, mereka semua telah bertemu bertatap muka dan melihat seperti apa rupa dan penampilan dari Vivadhi Ranata saat itu.

Dan kini setelah tujuh bulan berlalu, dia jadi tambah muda?

Dan bukan cuma sepuluh atau dua puluh tahun saja, tapi penampilannya kini tampak seperti dirinya telah menjadi lebih muda lima puluh tahun!?

Wa ta fak! Apa kah jangan – jangan lelaki tua ini adalah anggota dari Sekte The Thule Society, Komunitas Dukun – dukun pribadi De Fuhrer Hitler di masa kejayaan Nazi yang telah mengacak – acak Eropa dan mengguncang Dunia Barat?

Mereka semua sudah terkenal sebagai Mitos Dunia sebagai orang – orang telah muncul kembali setelah sekian lama perang dunia berakhir dan bukannya bertambah tua tapi mereka semua malah terlihat semakin muda!

Seketika keringat dingin keluar membanjiri punggung Bapak dan Ibu Nadhine bersaudari ketika kedua orangtua dari gadis kembar tersebut memikirkan banyaknya misteri – misteri dunia yang belum terpecahkan dan kini salah satu dari misteri dunia tersebut telah datang dan sedang duduk - duduk di hadapan mereka dengan santainya.

Dengan sedikit tertawa kecil, Faladhina Kiseki yang melihat kekhawatiran dan sedikit rasa takut di mata kedua orang tua tersebut pun mencoba menenangkan mereka berdua dengan senyumannya yang manis menenangkan hati.

Lalu dengan jelas dan perlahan - lahan, Faladhina Kiseki bersama dengan Myradhia Chikane secara singkat menjelaskan tentang keberadaan para pendekar dan kultivator (bagian – bagian sensitif seperti tentang Alam Para Dewa dan rahasia – rahasia lain yang mereka miliki tentu saja semuanya di skip oleh kedua orang wanita tersebut).

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane kemudian melanjutkan dengan menjelaskan bahwa mereka bertiga, semuanya adalah para Kultivator yang telah berevolusi menuju tingkat yang lebih tinggi dari pada manusia biasa.

Nächstes Kapitel