webnovel

Malam Pertama Mereka Bertiga XII

Vivadhi Ranata menghampiri Myradhia Chikane yang masih terduduk memejamkan matanya di atas kursi.

Dengan lembut dan perlahan – lahan, dibelainya rambut putih platinum milik sang gadis sambil mendaratkan sebuah ciuman ke bibir Myradhia Chikane yang sedikit terbuka merekah mengeluarkan desahan lirih yang begitu menggoda membangkitkan hasrat setiap insan yang dapat mendengarkan bisikan panas penuh nafsu sang gadis.

Myradhia Chikane membuka pelupuk matanya yang masih bergetar tatkala sang gadis merasakan belaian dan ciuman penuh cinta dari sang lelaki.

Vivadhi Ranata lalu memeluk dan kemudian membawa tubuh lunglai Myradhia Chikane yang telah loyo melumer di dalam buaian hasrat nafsu ke atas ranjangnya, tak jauh dari sisi Faladhina Kiseki yang masih terbaring tak sadarkan diri tenggelam dalam jurang kenikmatan yang tak terlihat dasarnya.

Vivadhi Ranata dengan lembut menempatkan tubuh Myradhia Chikane dengan posisi terduduk di atas kasur tempat tidurnya.

Sang lelaki lalu memposisikan dirinya berada di belakang tubuh bugil nan indah milik Myradhia Chikane.

Vivadhi Ranata kemudian melanjutkan dengan memeluk tubuh belia Myradhia Chikane yang terlihat seperti seorang gadis berumur enam belas sampai tujuh belas tahunan dari belakang.

Sang lelaki yang sedang memeluk punggung Myradhia Chikane sambil menghujani tengkuk sang gadis yang begitu putih dan mulus tersebut dengan kecupan hangat dan ciuman yang basah mencoba untuk meraih kedua belah payudara milik sang gadis yang sudah berukuran cukup besar bahkan melebihi ukuran normal gadis – gadis lain yang terlihat seumuran dengan dirinya.

Namun Myradhia Chikane dengan paras wajah ayu miliknya yang berwarna merah merona seolah sedang menahan rasa malu malah menutupi kedua belah payudaranya dengan mengatupkan kedua tangannya yang bersilang menutupi dada sang gadis dan menyembunyikan dua buah persik ranum yang dimiliki oleh dirinya.

"Maaf ya Tuan..., Dada ku tidak sebesar punya Kiseki... uhm.... Ini sangat memalukan sekali rasanya...." desah Myradhia Chikane sambil menolehkan wajah cantiknya menatap Vivadhi Ranata sementara kedua tangannya yang bersilang di depan dada menutupi kedua buah payudaranya yang berwarna putih bagaikan sepasang bukit kembar yang ditutupi oleh salju tersebut.

"Jangan panggil aku Tuan di saat begini ya, sayang...." Bisik Vivadhi Ranata yang dengan lembut mengalihkan kecupan bibirnya dari tengkuk dan leher Myradhia Chikane memagut bibir manis sang gadis yang tersuguhkan di hadapan wajahnya.

"Chikane ku sayang.... Biarkan aku melihat buah dadamu ya, sayang...." Kata Vivadhi Ranata setelah selama beberapa saat sang lelaki menciumi dan mengulum bibir dan lidah milik Myradhia Chikane dengan bibir dan lidahnya sendiri.

"Aaakkkhhh..... Ranata.... Sa.., Sayang...." Myradhia Chikane yang sudah meleleh dalam cumbuan penuh cinta Vivadhi Ranata pun akhirnya menjatuhkan kedua tangannya yang bersilang di depan dadanya dengan lemas lunglai di sisi tubuhnya.

Vivadhi Ranata yang sedang memeluk tubuh telanjang milik Myradhia Chikane dengan tangan kirinya menggerayangi pinngul ramping sang gadis pun dengan perlahan – lahan merayapi segenap tubuh bagian depan milik sang gadis dengan tangan kanannya yang bergerak dengan cara yang begitu sensual merayapi setiap pelosok tubuh indah perawan yang belum terjamah ini

Dari paha kanannya lalu berpindah ke paha kirinya, kemudian dengan gerakan pijatan memutar yang terasa begitu sensual dirasakan oleh segenap hati sang gadis, Vivadhi Ranata mengelus perut mulus milik Myradhia Chikane dan tangan kanannya dengan semangat jiwa petualan terus menjamah setiap daerah yang bisa dijelajahi olehnya.

Dengan perlahan – lahan seolah sedang membangun momentum hasrat nan sensual, tangan kanan Vivadhi Ranata bergerak semakin dan semakin ke atas, hingga akhirnya sang lelaki meraih kedua belah payudara milik sang gadis.

"Akh... Ranata.... Ah Ah Akh.... Ja... Jangan.... Aaaah Aaakhhhh Ah!!!! Tanganmu... Na... Nakal sekali..." desah Myradhia Chikane sambil menggerak - gerakkan tubuh indah telanjang bulat miliknya yang secara refleks menggeliat dengan penuh gairah ketika sang gadis menerima rangsangan sentuhan tangan binal sang lelaki.

Vivadhi Ranata yang sedang asyik memberikan seluruh perhatian yang dimiliki oleh dirinya terhadap pekerjaan yang sedang ditekuninya saat ini dengan nakal mulai mempermainkan sepasang bukit kembar putih salju milik sang gadis dengan tangan kanannya.

Dielusnya kedua belah payudara milik Myradhia Chikane dengan tangan kanannya, baik payudara kiri mau pun kanan, kedua nya secara adil mendapat giliran mereka untuk dirogol, diraba, dielus, diremas, dipijat dan diuleni, sepasang bukit kembar milik sang gadis yang berwarna putih salju dengan puncak nya yang berwarna merah muda tersebut dengan beragam cara diolah hingga membuat beragam bentuk, dipermainkan oleh tangan kanan sang lelaki.

Myradhia Chikane yang menggeliat - geliat semakin liar dalam pelukan sang lelaki mendesah semakin keras dan bahkan sesekali dirinya pun mulai meraung dengan penuh nafsu merasakan segenap jiwa dan raganya yang telah diguyur oleh hasrat nafsu yang begitu luar biasa.

Vivadhi Ranata terus mengecup dan menjilati tengkuk leher dan punggung Myradhia Chikane, sambil tetap mempermainkan kedua belah buah dada sang gadis.

Myradhia Chikane yang terus meracau semakin keras tiba – tiba memekik penuh gairah birahi ketika tangan kiri Vivadhi Ranata yang sedari tadi diam saja menahan pinggul kirinya kini juga ikut menggempur buah dada miliknya.

Serangan kombinasi penuh hasrat nafsu yang dilancarkan oleh sang lelaki dengan kedua tangan nya yang dengan giat menggerayangi bukit kembar sang gadis sementara lidah dan bibirnya tak henti – henti nya menghujani tengkuk leher dan punggung mulus milik Myradhia Chikane yang semakin lama kian melengkung karena tubuh sang gadis yang semakin menegang bagaikan busur panah yang sedang ditarik sekuat – kuatnya akhirnya sukses juga membuat Myradhia Chikane mengalami klimaks orgasme yang begitu luar biasa.

Tatkala Myradhia Chikane yang sudah tak kuasa membendung hasrat gairah birahinya tersebut mengalami puncak kenikmatan seksual seorang wanita, cairan jernih nan hangat pun dengan deras mengalir bocor keluar membanjiri selangkangannya hingga membasahi kasur yang berada dibawah tubuhnya.

Myradhia Chikane yang tubuhnya langsung lemas diguyur oleh gelombang hasrat nafsu pun jatuh lunglai tak berdaya semakin menempel dalam pelukan Vivadhi Ranata.

Sang lelaki lalu dengan tanpa ampun mengangkat tubuh lemas lunglai milik sang gadis yang berada dalam pelukannya tersebut ke atas pangkuan pahanya.

Kemudian dengan sigap diputarnya tubuh Myradhia Chikane yang kepalanya sudah kosong dihempaskan oleh ombak ganas kenikmatan duniawi.

Tubuh indah Myradhia Chikane diputar hingga kedua belah payudara sang gadis yang ujung – ujung putingnya telah terlihat dengan begitu jelas sudah menjadi keras seperti agar – agar dingin tersebut berada tepat di hadapan muka sang lelaki.

Lalu dengan tanpa basa – basi lagi, sang lelaki dengan penuh nikmat menciumi, menyeruput, dan menghisap kedua buah puting susu yang bertahta di atas puncak kedua belah bukit kembar putih nan lembut milik Myradhia Chikane secara bergantian.

Tak lupa pula sang lelaki dengan begitu nakalnya menjilati puting susu kiri dan kanan milik Myradhia Chikane dengan gerakan lidahnya yang begitu erotis nan sensual menari – nari merangsang kedua puncak payudara Myradhia Chikane secara bergiliran.

Myradhia Chikane yang semakin tak berdaya menerima serangan sensual nan erotis nikmat membahana dari Vivadhi Ranata pun hanya bisa pasrah saja mendesah dan mengerang dengan penuh hasrat gairah nafsu menerima segala permainan cinta yang dilakukan oleh sang lelaki kepada tubuhnya yang masih perawan tersebut....

Nächstes Kapitel