"Ada yang pencet bel di rumah gue," ujar Rena yang membuat Rean tampak tak merubah ekspresinya yang datar.
"Ya terus? Kali aja nyokap lo? Atau ... Bi Asna? Sepupu lo?" ucap Rean yang masih positif thinking.
Rena menggeleng cepat. "Bi Asna cuti, kalo pun besok udah kelar masa cuti, dia bakal dateng besok pagi atau tadi siang. Bunda kan kerja dua bulan di luar sana san sepupu ... gue di sini enggak punya sepupu. Lo lupa?"
"Ya udah sana bukain, kali aja tamu penting."
"Penting? Jam segini?"
Mereka berdua terdiam. Rena masih ragu untuk membukakan pintu, bagaimana kalau itu orang jahat? Apa benar orang yang datang itu sepupunya? Tapi jika tidak?
Tinggg Tonggg
Bel itu berbunyi kembali, Rena menoleh sekilas. Rean masih memperhatikan sahabatnya di seberang.
"Menurut lo, mending gue bukain, apa gue biarin?"
"Gue udah nyuruh lo bukain pintu itu."
Rena menghela napas panjang untuk menetralisir detak jantungnya yang sudah ketakutan itu.
Drrrtttt ddddrrrttttt
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com