webnovel

Right and Wrong 2

Hari makan malam bersama sudah tiba. Setelah memberitahukan kepada karyawan yang ikut mengerjakan proyek dadakan itu, Xiao You Ren kembali ke ruang karyawan. Mendudukkan diri di tempatnya dan mulai menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangan yang berada di atas meja. Dia merasa seperti tenaganya mulai terkuras hanya dengan memikirkan malam nanti. Tinggal dua jam lagi sebelum jam kerja berakhir, lalu pada jam tujuh malam nanti mereka akan makan malam di tempat yang telah dipesan oleh CEO Wang.

Semua pekerjaannya telah selesai dilakukan. Membuatnya dalam kejenuhan selama dua jam ke depan. Otaknya mulai memikirkan tentang apa yang harus dilakukan, sungguh Xiao You Ren tidak suka berada dalam situasi di mana dia harus berdiam diri, sedangkan orang-orang di sekelilingnya masih dalam kesibukan masing-masing. Memutuskan untuk beranjak dan bertanya pada salah seorang seniornya, "Liu Ge, apa ada yang bisa kubantu?" Laki-laki bernama Liu Haikuan itu menoleh padanya dan menunjukkan wajah berpikir. Sedetik kemudian ia beralih lagi pada tablet di tangannya. "Sepertinya tidak ada," jawabnya. Xiao You Ren hanya menganggukkan kepala dan berniat untuk pergi, mencari hal-hal yang bisa dilakukan.

Namun, sepertinya semua orang benar-benar bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Sehingga Xiao You Ren memutuskan untuk ke luar barang sejenak. Berjalan menuju vending machine yang berada tidak jauh dari ruang karyawan. Ketika dia berbelok, seseorang terlihat berdiri di depan mesin tersebut. Xiao You Ren merasa segan untuk ke sana ketika dia mengetahui jika orang itu adalah Wang Xian Wei. Dia akan membawa langkahnya kembali, tapi suara Wang Xian Wei menghentikan aksinya.

"Ambil apa yang mau kamu minum." Suara laki-laki itu cukup dalam dan memberikan sedikit dominasi, sehingga Xiao You Ren tidak bisa menolaknya dan mulai berjalan mendekati vending machine. Sedangkan Wang Xian Wei membawa dirinya ke sisi mesin tersebut dan bersandar pada dinding. Di tangannya sudah terdapat sekaleng kopi hitam.

Xiao You Ren merasakan kecanggungan. Laki-laki itu hanya menatapnya dalam diam sambil menyeruput kopinya. Dengan terburu-buru Xiao You Ren menggunakan vending machine tersebut dan beberapa kali melakukan kesalahan. Wang Xian Wei yang melihat hal itu tidak tahan untuk tidak berbicara. "Lakukan pelan-pelan, jangan ceroboh!" peringatnya. Sontak membuat Xiao You Ren sedikit merasa malu dan juga gugup, dia menganggukkan kepalanya kecil.

"Apa kamu sudah mengatakan pada karyawan lain tentang makan malam nanti?" Wang Xian Wei tiba-tiba bertanya. Sesaat setelah susu kotak Xiao You Ren keluar. Padahal tidak biasa bagi Wang Xian Wei untuk mempertanyakan hal setidak penting ini pada karyawannya, hanya saja entah mengapa secuil sisi hatinya tidak mengijinkan laki-laki itu untuk segera pergi. Dia hanya penasaran. Tentang wajah damai yang terlihat menyimpan begitu banyak rahasia.

Xiao You Ren mengangguk kecil dan menjawab, "Sudah, Sir." Dia ikut meminum susu kotaknya. Di sisi lain vending machine, bersebrangan dengan Wang Xian Wei.

Wang Xian Wei kembali menyeruput kopinya dan mengangguk. Kebingungan untuk membicarakan apa lagi.

"Apa Sir Xian Wei juga akan ikut?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Xiao You Ren, lebih ke arah mengajak. Dia bahkan mulai merutuki kelancangannya mempertanyakan hal tersebut. Sudah pasti Wang Xian Wei akan ikut, dia adalah pemilik perusahaan.

"Ya, tentu."

Lagi-lagi, Xiao You Ren hanya mengangguk sebagai respon dan tersenyum kecil. Sedangkan Wang Xian Wei, dia mulai sadar diri. Sejak dulu tidak pernah sekali pun dia mengikuti perayaan seperti itu dengan karyawannya, jika bukan hal yang sangat penting. Namun, apa yang baru saja dia katakan? Dengan mudahnya dia mengiyakan ajakan karyawannya. Yang bahkan baru bekerja beberapa bulan lalu. Entah apa yang terjadi pada dirinya, tapi melihat Zheng Liam yang dekat dengan laki-laki ini, Wang Xian Wei merasa ada yang spesial. Sampai-sampai sosok sekeras sahabatnya itu bisa lunak dan mulai menaruh hati pada Xiao You Ren.

Tak berlama-lama, setelah kopinya habis Wang Xian Wei melempar kaleng itu ke tempat sampah dan pergi untuk kembali bekerja. Diam-diam Xiao You Ren menghela napasnya lega. Wang Xian Wei sedikit menakutkan di benaknya, dengan fitur sedingin es dan begitu mendominasi. Xiao You Ren dapat dengan jelas merasakannya, meskipun dia tidak tahu pasti bagaimana sebenarnya laki-laki itu.

Setelah itu Xiao You Ren kembali ke ruangan karyawan dan mengerjakan apa pun di komputernya, sambil menunggu waktu pulang. Tidak terasa lama, jarum jam sudah berada di angka lima. Para karyawan bergegas pulang seusai membereskan mejanya masing-masing. Xiao You Ren pun melakukan hal yang sama dan bertemu dengan Zheng Liam di lorong. Mereka memutuskan untuk pulang bersama. Tentu Xiao You Ren diantarkan hingga depan gedung apartemennya.

"You Ren, nanti gege jemput jam enam, oke." Zheng Liam tersenyum manis pada Xiao You Ren, yang sudah berdiri di luar mobilnya.

Lagi, jantung Xiao You Ren berdetak gelisah. Rasanya seperti akan meledak karena pacuannya yang cepat. Hanya karena senyuman Zheng Liam, padahal hal itu sudah sering terjadi. Bahkan ketika laki-laki itu akan menciumnya dulu, dia tidak merasakan kecepatan detak jantungnya bertambah. Sekarang Xiao You Ren yakin dengan

"You Ren!" panggil Zheng Liam. Merusak Xiao You Ren dan pikirannya. "Apa kamu mendengarku tadi?" dia bertanya memastikan.

Xiao You Ren menganggukkan kepalanya, "Iya, Ge." Dia tersenyum simpul. Zheng Liam segera membawa mobilnya pergi dari halaman gedung apartemen itu, setelah pamit pada Xiao You Ren.

Langkahnya ringan memasuki apartemennya. Rasa pengap dan dingin yang biasa menyambutnya ketika memasuki ruangan itu seperti menghilang. Beginilah rasanya ketika hatimu terisi penuh oleh seseorang, semuanya akan terasa hangat dan menyenangkan. Bahkan Xiao You Ren yang terbiasa memakai pakaian sederhana dan tidak terlalu mementingkan penampilan, kini sangat sibuk berkaca di depan cermin. Dia merasa harus tampil menarik. Namun, ketika bayangan Zheng Liam yang terlihat nyaman dengan keadaannya yang seperti ini, Xiao You Ren memutuskan tetap menggunakan kacamatanya, hanya saja rambut depan yang biasa menjuntai hingga sedikit menutupi mata itu, kini di sisirnya agak ke samping. Xiao You Ren terlihat berbeda, itu membuatnya sedikit tidak percaya diri, tapi dengan bermodalkan perasaan suka dia hempaskan rasa tidak layak itu.

Beberapa menit lagi menuju pukul setengah tujuh malam. Xiao You Ren merasa cukup gugup, bukan lagi karena akan makan malam bersama banyak orang, tapi karena dia akan bertemu dengan Zheng Liam. Dia merasa hatinya mulai tidak normal lagi, saat memikirkan tentang perasaannya. Tidak mau semakin larut dalam suasana aneh di kamarnya, dia beranjak dan memutuskan untuk menunggu di lantai bawah. Tidak lama kemudian, mobil yang diketahui milik Zheng Liam meluncur ke arahnya. Xiao You Ren tersenyum kecil. Kaca mobil diturunkan sebelah dan wajah Zheng Liam menyembul dengan senyum yang sama. Segera Xiao You Ren memasuki mobil tersebut. Duduk dengan tenang, meskipun detak jantungnya sedang menggila.

Mobil itu melaju dengan cepat. Tidak ada percakapan di antara mereka berdua, hanya sesekali terdengar helaan napas Xiao You Ren yang sedikit tidak biasa. Dia mencoba menahan perasaan gugupnya.

Zheng Liam sendiri, dia sangat memperhatikan gaya rambut Xiao You Ren yang berbeda. Bukan hanya itu, parfum yang dipakainya pun lebih menyengat. Beberapa persepsi muncul di kepalanya. Bahkan ada pemikiran yang mengatakan jika alasan Xiao You Ren seperti itu karena Zhao Yuzi. Entah mengapa sejak hari-hari kebelakang, dia merasa jika Xiao You Ren dan Zhao Yuzi memiliki hubungan romantis. Terlebih setelah kejadian siang tadi, ketika gadis itu dengan entengnya memeluk Xiao You Ren dari belakang juga panggilan menggelikan itu. Ren Ren.

Tanpa sadar Zheng Liam mendengkus karena pikirannya itu. Laki-laki di sampingnya segera mengalihkan atensi padanya.

"Ada apa, Ge?" Dalam hati Xiao You Ren sedikit was-was. Takut kalau aroma parfumnya mengganggu Zheng Liam. Laki-laki itu menggelengkan kepala. "Tidak, hanya kepikiran beberapa masalah kecil." Dia tersenyum kecil.

Mobil tiba di parkiran restoran. Mereka beriringan memasuki ruangan tersebut dan menemukan kelompok orang-orang yang dikenal, berada di lantai dua, di ruangan yang sudah dipesan. Segera mendekat dan duduk di kursi kosong. Xiao You Ren mengambil kursi di sebelah Zhao Yuzi, sedangkan Zheng Liam berada di seberang mereka, sehingga Xiao You Ren dan Zheng Liam duduk saling berhadapan dipisahkan oleh meja. Semuanya sudah lengkap, hanya tinggal Johnny saja dan mungkin juga Wang Xian Wei.

Beberapa saat kemudian, dua orang itu datang dan duduk di meja yang sama dengan mereka. Keikutsertaan Wang Xian Wei dalam acara makan malam saja sudah cukup menggemparkan, ditambah dengan dia yang duduk semeja dengan mereka. Ekspresi yang ditunjukkan para karyawan itu berbeda-beda. Terkejut, senang, tidak menyangka, dan ada juga yang tidak acuh. Zhao Yuzi sendiri terus-menerus berbisik pada Xiao You Ren secara sembunyi-sembunyi.

"Bukankah mereka cocok?" bisik gadis itu tepat di sisi Xiao You Ren. Hal itu cukup mengganggu, tapi tidak mungkin secara gamblang Xiao You Ren meneriaki temannya itu. Sehingga senyuman tipislah yang menjadi jawabannya. Hal itu tidak luput dari perhatian Zheng Liam, begitupun Wang Xian Wei dan Johnny yang memperhatikan sahabat mereka itu.

Makan malam berjalan dengan baik, kini mereka sedang menikmati minuman beralkohol sambil berbincang-bincang ringan. Suasana sudah mencair berkat kekonyolan beberapa karyawan. Canda tawa mengalun, menemani malam itu.

Xiao You Ren tidak minum, dia tidak memiliki toleransi yang bagus terhadap alkohol. Karena merasa jenuh, akhirnya dia membawa dirinya menuju ke luar restoran. Berdiri di tepian pagar dan menikmati angin malam yang menyapu wajahnya. Di bawah sana, mobil-mobil masih melaju kencang, bunyi mesinnya terdengar sampai ke tempat Xiao You Ren berdiri. Tatapannya fokus pada panorama jalanan dan beralih pada hamparan langit gelap yang dikuasai bulan, juga tebaran bintang-bintang.

"You Ren!"

Dari arah belakangnya, suara familier itu bersenandung. Memanggil namanya dengan lembut. Xiao You Ren melihat ke belakang untuk bertemu tatap dengan manik serupa malam m, juga senyuman kecil yang terpatri di wajahnya.

"Liam Ge." Xiao You Ren pun menampilkan senyumannya.

Zheng Liam kemudian mengambil tempat berdiri di sisi laki-laki itu. Untuk sepersekian menit mereka diam, memperhatikan apa pun yang masuk ke dalam penglihatannya. Bergulat dengan pikiran masing-masing.

"You Ren. Gaya rambutmu berubah, ada apa?" Zheng Liam melirik ke arah Xiao You Ren yang masih setia melihat ke depan.

"Apa Liam Ge tidak menyukainya?" Anak mata Xiao You Ren ikut melihat ke sebelah. Ada kegelisahan yang tersembunyi di dalam mata itu dan Zheng Liam menangkapnya dengan baik.

Laki-laki yang lebih tua itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, tidak. Aku suka, bahkan sangat suka. Tapi … ini terlalu mendadak, jadi aku hanya ingin memastikan." Tampak sekali jika laki-laki itu kebingungan mengungkapkan kata-katanya. Dia bahkan tidak tahu mengenai perasaannya yang berkembang menjadi aneh, padahal dia sadar betul jika itu adalah kesalahan.

Xiao You Ren merasa geli dan tertawa kecil nyaris terdengar mengejek. Ini pertama kalinya dia melihat sisi seperti ini dari Zheng Liam, meskipun bukan hal aneh ketika laki-laki itu bertingkah konyol. "Entahlah, Ge. Aku tidak punya alasan kuat, tapi," warna muka Xiao You Ren berubah, dia memalingkan wajahnya dari Zheng Liam, "sepertinya aku menyukai seseorang."

Mata Zheng Liam membeliak, dia berusaha terlihat tenang kendati hatinya bergemuruh. "Siapa orang yang kamu sukai itu?" Usahanya keras untuk menutupi kekesalan yang tiba-tiba mekar di hatinya. Bagaimanapun juga, Zheng Liam harus sadar diri. Dia tidak boleh menyukai ataupun mencintai orang lain, karena sejak awal sudah ditentukan siapa orang yang akan menjadi terakhir baginya. Dia tidak boleh mencintai Xiao You Ren karena itu akan menyakitinya.

"Liam Ge." Xiao You Ren menundukkan kepalanya, menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar di pipi. "Sepertinya aku menyukaimu."

Bersambung ....

Nächstes Kapitel