Kelihatan banget bahwa Firdaus merasa kesakitan pada saat bicara. Sayangnya dalam diriku masih ada amarah belum tercapai, tapi satu sisi sudah berjanji sama sahabatku maupun Lusi. Lantas, aku harus bagaimana lagi? Supaya tidak ketahuan sama mereka. Padahal aku niat baik loh! Kenapa harus dilarang?
Walau sekarang aku sangat bahagia bisa bahagia sama Firdaus. Namun, di sebelahnya selalu lihat ke arah aku? Ada apa ya? Apa mungkin aku punya salah sama dia? Semoga saja Lusi tidak cemberu bertatapan sama dia. Kalau pun saling kenal pasti akan sapa dirinya. Sayangnya, aku baru kenal sekarang.
Itu pun di kasih tahu sama Lusi. Masa sih? Dia kenal sama aku? Pertanyaan seperti ini membuatku bimbang banget. Hah.... mudah-mudahan saja, dia enggak menimbulkan rasa suka kepadaku. Selama berada di kamar rawat inap merasa ada yang kurang? Tapi siapa yang belum menjenguk Firdaus. Ouhh... baru tahu sekarang Rita.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com