webnovel

BAB 04 Kenalan Wanita Sholehah

Aku baru tahu ternyata dia bekerja disini sebagai HRD, rasanya senang sekali ada satu hal yang perlu kupertimbangkan keberadaannya apakah ia mau membantu belajar tentang Agama Islam, ada informasi dari karyawan bahwa wanita itu pernah Pesantren di Tasikmalaya.

Heh beberapa menit kemudian ada panggilan dari atasanku untuk masuk ke ruangan mudah-mudahan saja atasanku tidak galak seperti Perusahaan yang sudah aku kunjungi, sampai ruangan atasanku benar-benar baik, ramah mudah tersenyum. Alhamdulillah tapi entah kenapa ada wanita disamping atasanku menoleh ke arahku ternyata ia anaknya. Aduh gawat kalau aku macam-macam anak bosku bisa di pecat nih.

Belahan jiwaku ada dihadapanku wajah cantiknya bagaikan bidadari menghampiriku cantiknya tidak pernah pudar, dia memperhatikanku seperti heran akhirnya aku dipersilakan duduk untuk memberikan pertanyaan untukku "Kenapa kamu mau kerja di Perusahaan ini? Tapi bukan sebagai karyawan tetap melainkan OB cleaning service."

Selama proses wawancara berjalan dengan lancar selepas itu ternyata diluar ada yang tungguin diriku, kaget sekali wanita tersebut kenal kepadaku. namun aku belum kenal kepadanya itu pun lihat dia dijalan. Daripada nantinya kepikiran terus wajahnya, yasudah enggak menunggu lama aku kenalan dengannya walau ia sudah mengenaliku.

"Assalamualaikum wr, wb apa kabar Frendy?" tanya wanita belum tahu namanya siapa.

"Wa'alaikumsallam wr, wb alhamdulillah baik kenapa kamu sudah mengenaliku?" tanya Frendy.

"Kamu sudah lupa sama aku Frendy?" tanya wanita sambil tersenyum.

"Tunggu! emang kamu sudah kenalan sama aku? Perasaan belum pernah kenalan denganmu," tanya Frendy.

"Sudahlah kan dulu pernah sekelas Frendy," ucap wanita kembali tersenyum kepadaku.

"Bentar aku pikir dulu," ujar Frendy.

"Hmmmmmm.....hmmmmmmmm..... hmmmmmmmm..." ucap wanita.

"Dulu aku pernah melihatmu di kelas," ucap Frendy.

"Hoh, sekarang kamu orangnya lupa, masa sama teman sendiri enggak ingat sama sekali sih," ujar Frendy.

"Itu sudah bertahun-tahun tak perlu ingat kembali, yang perlu itu lihat masa depan kita apa saja harus dicapai," ujar Frendy sambil senyum kepadanya.

"Ya deh, kita kenalan lagi biar kamu tidak lupa sama aku," ucap wanita.

"Ya sudah namaku Frendy Nugraha salam kenal," kataku sambil tersenyum ke wanita tersebut.

"Namaku Rita Putri salam kenal juga," ujar Rita tersenyum kepadaku.

"Tunggu! Namanya tidak asing ditelingaku, pernah dengar nama itu," kataku terheran-heran mendengar nama perempuan tersebut.

"Sekarang kamu ingat kepadaku?" tanya Rita.

"Belum sih, aku harus memerlukan waktu supaya ingatanku kembali seperti dulu," ucap Frendy.

"Kesal deh dari dulu enggak pernah berubah," ucap Rita dengan wajahnya kesal kepadaku.

"Hah, kamu tahu masa laluku seperti apa?" tanya Frendy dengan wajah kaget.

"Ya tahu masa enggak tahu, dari dulu kamu selalu melakukan minuman-minuman keras, mabuk, narkoba dan lain-lainnya seharusnya kamu sadar sudah melakukan seperti itu, bertobatlah mumpung masih hidup," ucap Rita memarahi sambil memberikan nasihat kepadaku.

"Hah kenapa kamu memarahi aku memang punya salah sama kamu?" Terus kenapa memberikan nasihat?" tanya Frendy.

"Belum sadar juga, harus memarahi kamu sekali lagi hah aku peduli sama kamu!" Rita sedikit bentak kepadaku.

Aku enggak tahu dia siapa? Kenapa ia tahu betul tentang masa laluku suka melakukan mabuk maupun narkoba? Padahal aku sudah tobat ingin melakukan ke hal-hal yang positif seperti kalau sudah mempunyai uang akan disumbangkan ke fakir miskin, cuma itu yang bisa kuperbaiki selama masih hidup didunia sebelum nyawaku di cabut oleh Malaikat Izrail, semoga allah masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki diriku.

Dunia enggak berarti lagi yang kuinginkan hanyalah memperbanyak amal sholeh untuk bekal ke akhirat nanti, supaya bisa bertemu sama orang tuaku di surga, aku menyesal sekali belum bisa membahagiakan orang tua selama hidup di dunia, pernah melakukan kesalahan kesalahan yang sangat fatal mencuri uang milik orang tua didalam lemari sebesar 5 juta rupiah padahal itu untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai Sekolah adikku pada waktu itu keadaanku makin kacau adikku tidak bisa melajutkan Sekolahnya karena ulahku.

Mulai dari sana aku enggak berani lagi mencuri uang milik orang tua, lebih banyak melakukan aksi diluar rumah tapi selalu digagalkan oleh petugas kepolisian, sampai akhirnya aku berniat untuk berhenti melakukan hal-hal seperti itu namun tidak boleh berhenti oleh temanku.

Selama berteman dengannya bakal susah untuk melepaskan karena sudah saling mengerti satu sama lain, bukan berarti harus memutuskan berhenti berteman dengannya. Setiap orang pasti akan melakukan perubahan kedepan seperti apa nanti, apakah seperti ini terus melakukan kejahatan selama hidupnya? Atau melakukan ke hal-hal yang positif bermanfaat bagi kalangan masyarakat sekitar? Kita tidak pernah ada yang tahu kedepannya seperti apa hanya aku, dia dan maha kuasa yang tahu.

Hidup di dunia cuma sebentar belum tentu besok kita masih hidup atau enggak? Yang kukhawatirkan umurku tidak panjang lagi semakin kesini ke pikiran terus misalkan terjadi kepadaku nyawa dicabut oleh Malaikat Izrail bekal untuk ke akhirat nanti belum cukup karena selama hidup didunia terlalu banyak dosa, mudah-mudahan saja Allah SWT masih memberikan kesempatan buatku untuk memperbaiki diri sekaligus memperbanyak amal sholeh.

Benar kata perempuan yang tadi kutemui bahwa diriku harus cepat-cepat bertobat sebelum terlambat mumpung masih hidup, enggak berpikir ke arah situ terima kasih sudah mengingat aku ke arah yang benar.

Nächstes Kapitel