Aku duduk di sisi ranjang, memilih untuk menghidupkan Televisi dan menonton acara yang entah ada apa malam ini, Aku Menengok. Sebentar ke arah Edwards yang sudah selesai memakai pakaian. Lalu aku sibuk menatap televisi lagi.
aku sampai memegang leherku yang terasa dingin, adanya Edwards disini. Membuatku jadi tidak fokus dan membuatku jadi panas dingin sendiri. sudah berapa kali aku katakan, Tentang pesona Edwards yang luar biasa kuat.
Mungkin puluhan kali, tapi untuk siapa detik dan saat. aku selalu ingin mengatakan bahwa aku memang selalu jatuh pada pesonanya.
Edwards terlihat duduk di dekatku, lalu entah kenapa dia malah menjatuhkan kepalanya di Pundakku. membuatku diam tidak berkutik. "Seharian ini Pekerjaan di kantor banyak sekali, aku sampai tidak punya waktu untuk beristirahat. bisakah kau ceritakan sesuatu? untuk menenangkan hatiku?." Ujar Edwards padaku, aku hanya bisa menghembus Nafas sangat pelan.
Memikirkan Edwards yang sepertinya sangat lelah, membuatku langsung berpikir dengan cepat. apa yang bisanya aku ceritakan padanya.
"Tadi Nyonya Douglas kemari, Ibumu.." Ujarku pelan, Membuat Edwards langsung mengangkat kepalanya dan menatap mataku dengan rasa khawatir.
"Apa yang dia katakan? apakah kau di ancam?." Tanya Edwards yang sekarang benar-benar terlihat khawatir.
"Tidak, dia hanya tanya padaku. kenapa kau bisa menginap di apartemen kecil milikku, karena katanya kau sangat pemilih." Ujarku berbohong, sedikit bohong.. Setidaknya aku tau kenapa dia mau tinggal di apartemen ini. maksudku, beberapa hari ke depan dia akan lebih sering tinggal disini. kenapa? Mungkin ada alasan khusus.
"Lalu kau jawab apa?." Tanya Edwards balik padaku.
"Aku hanya bilang, Mungkin karena kau sedang ingin mencari suasana baru. Jadi kau mencoba menyewa diriku, iyakan? memangnya apa lagi?." Aku sengaja memancing dirinya untuk berbicara.
"Iya kau benar, memangnya apa lagi?." Edwards berkata sambil menatap televisi, lalu tak lama dia memegang tanganku dengan lembut. "Awalnya aku kira memang begitu, tapi entah kenapa. ada satu hal yang membuatku merasa pernah mengenal dirimu sejak lama. ada sesuatu yang membuatku tinggal, ada sesuatu yang membuat diriku ingin disini saja. apakah hal ini wajar atau tidak, aku juga tidak mengerti.. tapi sejauh ini aku masih berpikir ini hal yang wajar. bagaimana menurutmu?." Pertanyaan Edwards seperti jebakan.
bagaimana menurut diriku? Tentu saja ini bukan hal yang wajar. bagaimana bisa seorang Pria terkaya di dunia ini datang ke apartemen kecil milikku dan memilih tinggal disini, bahkan memakan makanan buatan diriku dan tidur di kasur murah. Itu semua tentu tidak masuk akal kan? kalian bayangkan semua itu saat ini. tidak ada yang benar-benar wajar bagiku.
"Kurasa itu hal yang wajar, apapun itu.. semuanya terasa wajar di mataku dan pikiranku." Sekali lagi aku berbohong, sekarang aku pandai sekali berbohong dengan Edwards. lagipula kenapa aku harus selalu jujur padanya? tidak benar-benar harus jujur kan?
"Baguslah jika kau merasa ini masih wajar, jadi kita memang bertindak dalam keadaan yang masih bisa di kontrol. walaupun aku tau kau bukan orang jahat, tapi aku tetap akan waspada. untuk beberapa saat aku kau memastikan apakah aku bisa baik-baik saja di sisimu, atau tidak.. Jangan tanya kenapa, aku juga tidak tau.. aku hanya ingin kau tau bahwa aku memang suka bertindak sesuai hati. semoga kau tetap berpikir bahwa ini adalah Pekerjaan." Ungkap Edwards padaku.
Pekerjaan? tentu saja pekerjaan. memangnya apa lagi?
"Ya, Tentu saja.. Aku sangat profesional dalam pekerjaan." Ujarku dengan yakin.
"Kuharap kau akan tetap profesional dan tidak memanfaatkan situasi ini, Aku senang bertemu orang seperti dirimu. Semoga kita selalu dalam keadaan yang baik dan menjadi partner yang sama-sama di untungkan." Edwards mengacak rambutku pelan, aku yang mendapatkan perhatian dan tindakan seperti ini. hanya bisa tersenyum kecil. apa maksud Edwards? Apa yang sebenarnya dia katakan? Apa yang dia inginkan?
semua itu terasa abstrak untuk dicerna oleh pikiranku yang sudah berantakan ini.
"Aku akan tetap profesional." Ujarku pelan. [Tapi aku tidak tau apakah aku akan tetap baik-baik saja berada di samping dirimu selalu.]
"Yasudah, ayo kita tidur.. aku begitu lelah hari ini, aku mau memeluk dirimu dan mencium harum rambutmu." Ungkap Edwards, Edwards menarik tanganku dan membawa diriku di atas tempat tidur. kami sama-sama berbaring, Matanya menatap mataku dan dia mencium bibirku pelan.
Mencium dengan begitu lembut dan sangat hati-hati, aku menikmati saja ciuman yang dia berikan. aku menikmati rasa manis dari bibirnya terasa seperti Cherry.
Lalu Edwards melepaskan ciuman itu, lalu mencium Keningku tidak kalah lembut. "Kau cantik sekali malam ini, aku tidak pernah bosan melihat wajahmu. sejak pertama kali kita bertemu." Entah Edwards masih sadar atau tidak, ketika memuji diriku dengan sikapnya yang aneh.
Aku mengangguk saja, lalu Edwards memeluk diriku seperti memeluk guling. tidak mau di lepaskan dan merasa bahwa aku adalah orang yang harus ada di dekatnya selalu. apakah ini benar-benar wajar? sialan..
akhirnya aku diam saja dan menikmati rasa hangat dari pelukannya. Jika beberapa hari ini mimpi, biarkan saja mimpi ini menjadi mimpi yang paling panjang.. setidaknya aku bisa hidup enak dan bahagia dalam Beberapa waktu.
Tapi tunggu? Jika setiap malam kami hanya tidur sambil berpelukan? kapan aku bisa merasakan kejantanan Edwards? dan hamil anaknya? Ah.. sepertinya aku harus membuat rencana bagus mulai besok