webnovel

Sesil Dan Evan

"Joe, berikan semua yang laki-laki ini minta? Biar tagihannya dimasukan ke padaku," ucap seorang wanita yang masih menatap wajah Arthur.

"Baiklah, kawan mau minum apa sekarang?" tanya Joe Bartender di bar itu.

"Terserah saja, malam ini aku hanya ingin minum saja. Apa pun yang akan kamu berikan aku minum," ucap Arthur tak berani menatap wanita itu yang memakai dress yang cukup pendek sampai semua terlihat dengan begitu jelas.

Wanita itu masih menatap Arthur, ia menyadari kalau wanita ini menyukainya tapi, jujur saja Arthur masih takut.

Suara musik begitu keras di bar itu. Membuat telinga sakit bila tak terbiasa dengan tempat seperti ini. Arthur sendiri tak peduli, ia hanya ingin melupakan rasa sakitnya.

Joe, memberikan minuman alkohol berkadar rendah. Joe tak ingin melihat Arthur mabuk. Joe kenal betul dengan Sesil yang tertarik pada Arthur.

"Ini," ucap Joe memberikan segelas minuman beralkohol pada Arthur.

"Sedikit amat," ucap Arthur langsung minum sekali teguk

"Aku mau lagi," ucap Arthur lagi. Masih belum merasakan apa apa.

Sesil melihat ke arah Joe untuk memberikan kode pada Joe agar memberikan minuman yang banyak pada Arthur. Sesil ingin Arthur cepat mabuk. Wanita tersebut sudah tak tahan ingin menyentuhnya secara langsung.

Joe pun memberikan tiga botol minuman beralkohol dengan kadar sedang. Joe tidak peduli dengan Arthur bila nantinya mabuk. Lagi pula Sesil pasti bakal membayar besar bila Joe menuruti permintaannya.

"Nah gini dong," ucap Arthur langsung minum dari botolnya langsung.

"Akh," teriak Arthur mulai merasa puas. Sekarang pikiran Arthur sudah mulai bahagia.

"Harusnya aku dari dulu ke sini," gumannya sudah mulai melantur namun, masih sadar.

Melihat Arthur seperti itu membuat Sesil benar-benar tergoda dan tak tahan dengannya. Pelan-pelan tapi, pasti wanita itu pun merangkul tubuh Arthur memeluknya dengan erat.

"Kamu jangan peluk aku," ucap Arthur berusaha melepaskan tubuh wanita itu dari tubuhnya akan tetapi pelukan wanita itu begitu erat hingga Arthur pun pasrah saja.

"Aku tidak peduli. Aku suka kamu," ucap Sesil semakin erat memeluk laki-laki yang membuatnya tergila-gila itu.

"Aneh yah, kok kamu suka aku?" tanya Arthur masih melantur

"Kamu tampan sayang. Badan kamu bagus," ucapnya sembari mencium bibir Arthur dengan begitu ganas akan tetapi laki-laki itu melepaskannya secara kasar.

"Ahh, kamu cium aku," ucap Arthur lagi. Kembali meminum minuman di botol yang dipegangnya.

"Aku benar-benar sudah tak tahan," ucapnya seluruh tangannya mulai nakal menyentuh seluruh tubuh Arthur yang menggoda dengan ketampanannya.

Arthur terus meminum minuman alkohol itu. Sekarang kesadarannya sudah mulai hilang. Laki-laki itu tak peduli lagi apa yang dilakukan Sesil padanya ia pasrah saja. Hampir sepuluh botol ia habiskan sampai ia benar-benar tak sadar apa yang dilakukannya sekarang.

"Kita cek in yuu," ajak Sesil sudah bergairah saat menyentuh seluruh bagian tubuh Arthur.

"Ayo," jawab Arthur mulai merangkul tubuh Sesil dengan mesra.

Sesil pun membopong Arthur keluar bar. Wanita tersebut memesan kamar di lantai paling atas.

"Kamar no 308," ucap salah satu staf resepsionis di hotel Jasmine.

"Ok," ucap Sesil mengambil kunci kamar itu.

"Ayo, Sayang," ucap Sesil sambil membopong Arthur yang tak sadar karna, pengaruh alkohol.

Saat sedang membopong Arthur. Tiba-tiba Evan memangil.

"Sil," panggil Evan.

"Ihh, menganggu saja, ini manusia satu," gerutunya kesal dan melepaskan Arthur yang benar-bener tak sadar dengan apa yang dilakukannya.

"Ingat kamar no 308, tunggu aku di sana," bisik Sesil ke telinga Arthur.

Arthur menganguk dan mengingat ingat no 308 dalam pikirannya. Berjalan sempoyongan mencari kamar no 308.

Dengan kesal Sesil pun menjumpai Evan.

"Ada apa?" tanya Sesil kesal.

"Laki-laki itu siapa?" tanya Evan cemburu.

"Bukan siapa-siapa" jawabnya cemberut.

"Ko marah."

"Sekarang kamu bebas melakukan apa pun yang kamu mau tapi, kamu jangan ganggu aku!" bentaknya murka.

"Enggak bisa gitu Sil. Kamu datang bersama aku jadi harus bareng aku," ucap Evan memaksa.

"Kan aku sudah bayar kamu. Jadi terserah aku dong."

"Enggak bisa, harus bersama aku."

"Enggak mau."

Evan langsung memeluk Sesil tanganya nakal meremas payudara wanita tersebut dengan lembut. Membuatnya benar-benar bergairah tak tahan. Evan mencium telinganya dan beberapa tubuh yang lain sampai membuat wanita tersebut benar-benar bernafsu. Sesil menginginkan bercinta dengan Arthur tapi, jika Evan memaksa yah, sudah lanjutkan saja.

Evan terus meremas-remas payudaranya sembari mencium leher belakangnya. Tangan kanan Evan mulai masuk dress pendek wanita yang sudah bergairah itu. Masuk kedalam celana dalamnya yang sudah basah dan memasukan jarinya ke vagina milik wanita tersebut dengan lembut dan memainkannya. Dan tangan kiri Evan masih meremas-remas payudara milik Sesil.

"Akhhh." Sesil mulai mendesah. Evan berasil membuatnya merasa melayang.

Jari tangan Evan mulai semangat untuk memasukan ke dalam vagina milik Sesil.

"Aku tak tahan Evan," bisiknya pelan merasakan kenikmatan yang Evan berikan kepadanya.

Evan menarik dress Sesil sampai ke pahanya kemudian membuka celana dalam milik wanita tersebut. Dengan lembut membalikan tubuh Sesil ke tembok. Evan pun membuka celananya sampai terlihat senjata pamungkasnya siap bertempur. Masuk ke dalam lubang dekat pantat milik wanita yang sudah bergairah itu. Posisi Sesil sudah nungging dengan sigap Evan mendorong keluar masuk senjatanya kedalam lubang miliknya. Tangan kanan Evan memainkan vagina milik wanita itu dan tangan kirinya masih meremas-remas payudaranya sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun dengan tempo sedang semakin bersemangat.

"Ohh," teriak Evan merasakan kenikmatan

"Ahh ahhh," ucap Sesil merasakan senjata Evan keluar masuk ke dalam milikinya.

Evan terus menggenjot senjatanya sampai masuk kedalam lubang milik Sesil. Begitu bahagianya Evan saat senjatanya berasil masuk ke dalam untuk merasakan puncak kenikmatan yang sungguh luar biasa. Walaupun Evan laki-laki bayaran Sesil akan tetapi Evan slalu bahagia bila bercinta dengan Sesil.

Senjata Evan semakin kencang bekerja keluar masuk lubang milik Sesil. Kecepatannya sudah meningkat. Dari tadi Sesil sudah mendesah keenakan karna, sentuhan Evan. yang terasa begitu nikmat. Laki-laki ini selalu membuat Sesil puas.

"Akh," ucap Evan bahagia setelah cairan cinta dalam senjatanya keluar dari dalam senjatanya ke dalam lubang milik Sesil.

Sesil ambruk seketika. Sekarang vagina wanita tersebut basah karna, cairan cinta Evan.

"Ha, aku harus mandi," guman Sesil.

"Ayo kita mandi bersama," ajak Evan masuk ke kamar hotel yang sudah di pesannya.

Evan membawa Sesil ke kamar mandi. Laki-laki tersebut masih ingin melakukan lagi dengan Sesil. Ia pun merobek dress yang masih wanita tersebut kenakan.

"Evan apa yg kamu lakukan?" tanya Sesil terkejut, kini tubuhnya benar-benar polos.

Evan kembali menjalankan aksinya kembali melakukan hal yang selalu laki-laki itu lakukan pada wanita yang sudah membayarnya mahal untuk sebuah kepuasan. Kini keduanya berhasrat kembali melakukan bercinta dalam guyuran air shower yang menguyur tubuh keduanya.

Sesil benar-benar melupakan Arthur karena, telah terbuai sentuhan Evan yang memberikan kenikmatan yang luar biasa dalam bercinta yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya sendiri.

Bersambung....

Nächstes Kapitel