"Kenapa mata ku di tutup? Aku ingin bermain bersama papa dan paman! Jangan membawa ku pergi!" teriak Zeno memprotes. Saat Nina yang buru-buru menutupi mata Zeno, sementara Rara yang menggendong cucunya untuk beringsut meninggalkan ruangan.
"Sebentar lagi ya, sayang.... Papa dan paman Max ternyata belum menyelesaikan kejutannya untuk mu." Nina yang memutar otak masih dengan pengalihan keterkejutannya untuk membujuk Zeno supaya lebih tenang.
Sementara Nina dan Rara yang sudah payah menggerakkan tubuh kakunya, lain halnya dengan Cherlin yang malah mendetail pandangannya semakin cermat pada posisi sang kakak dan mantan calon suaminya yang tengah bergumul di atas sofa itu.
"Hei, kalau tahu dulu kalian seintim ini, mungkin aku bisa di sogok dengan rekaman adegan panas kalian?" goda Cherlin saat mendapati pandangan kedua pria itu yang menangkapnya.
"Bangsat! Pergi kau, Lin!" Max yang jelas saja marah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com