Pradita masuk ke dalam kamarnya dan langsung tersungkur di lantai. Ia menatap ke arah kamarnya yang kosong dan tidak ada siapa-siapa. Ternyata teman-temannya belum pulang.
Lalu ia menatap tangannya yang gemetaran. Sejak tadi ia menahan diri untuk tidak bersikap bodoh dan murahan. Ia tidak menyangka jika Bara akan datang menghampirinya ke kedai sate.
Pradita teringat saat Bara mengatakan bahwa ia merindukannya. Perasaannya tidak sama saat Bara mengucapkannya di rooftop. Saat itu, perasaan Pradita sedang dirundung emosi, dan ia terlalu terkejut melihat kehadiran Bara yang tiba-tiba seolah sedang menunggunya untuk datang menghampirinya.
Sebenarnya, saat itu, Pradita pun sudah merasakan gugup, tapi ia berhasil mengatasinya dengan bersikap dingin. Namun, setelah Bara mengucapkannya lagi di depan teman-temannya, Pradita merasa sesuatu yang hangat menggelitik hatinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com